Kurikulum merdeka merupakan kurikulum pilihan (opsi) yang dapat diterapkan satuan pendidikan mulai tahun ajaran 2022/ 2023. Kurikulum merdeka melanjutkan arah pengembangan kurikulum sebelumnya (kurikulum 2013). Pembelajaran dengan pemecahan masalah (Problem Based Learning) membutuhkan waktu yang cukup lama dibanding dengan metode ekspositori karena kegiatan ini perlu mengembangkan konsep maupun keterampilan matematika dalam kaitannya dengan pemecahan masalah. Untuk membuat prosedur ini menjadi lebih efisien, guru harus mengkonstruksi masalah itu secara hati-hati.
Ke depan, sebaiknya pembelajaran matematika dapat disenangi peserta didik dan pembelajaran nya lebih bermakna dengan dikembangkan model Problem Based Learning. Pembelajaran matematika bisa diawali dengan suasana yang tenang, nyaman atau tidak menegangkan dan diberikan motivasi positif ke agar peserta didik tidak mudah menyerah, tidak takut lagi dengan matematika.
Pembelajaran matematika yang diharapkan di antaranya:
- Harus bermakna di mana pengetahuan baru yang akan dipelajari peserta didik harus berkaitan dengan pengetahuan lama yang sudah dimiliki dan dipelajari peserta didik.
- Pembelajaran matematika harus menyenangkan bagi peserta didik di mana guru harus menghindari pembelajaran yang monoton, harus bervariasi.
- Pembelajaran harus membantu peserta didik menjadi peserta didik yang mandiri, aktif dalam pembelajaran guru hanya memfasilitasi peserta didik agar memulai pembelajaran dengan masalah dan membantu penyelidikan sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H