Menurut Sjafruddin Prawiranegara, kekayaan dalam Islam adalah untuk mendapatkan kebahagiaan dari Allah SWT, bukan untuk mengejar kesuksesan barang dan produk. Islam hanya memandang hal-hal materi sebagai cara bagi manusia untuk hidup dan mengabdi kepada Tuhan.
Tujuan hidup bukan untuk menjadi kaya. Ekonomi Islam memandang manusia sebagai homo economicus dan homo religiosus. Hal ini menunjukkan bahwa selain sebagai hak pribadi, hak memiliki harta juga memiliki tujuan sosial.Â
slam mengakui hak-hak individu dan kolektif, tetapi tidak mengizinkan hak-hak ini digunakan tanpa pandang bulu atau tanpa pertimbangan bagi mereka yang membutuhkan. Oleh karena itu, Islam tidak menjelaskan munculnya pemerintahan yang kejam atau buruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H