[caption id="attachment_387545" align="aligncenter" width="477" caption="Stop Kekerasan di Papua. (Sumber : http://www.yapthiamhien.org)/"][/caption]
Akhir tahun 2014 akan menjelang beberapa jam lagi. Begitu banyak hal-hal baik dan buruk terjadi di tahun 2014. Bicara mengenai perayaan tahun baru, kerumunan massa akan banyak terjadi, sehingga potensi gesekan antara penduduk mungkin saja terjadi yang akan merusak keamanan dan kedamaian suasanan tahun baru. Terkait hal ini di Papua, kemarin Pangdam Cenderawasih, Mayjend Fransen Siahaan mengatakan menjelang akhir tahung 2014, kondisi wilayah Papua dan Papua Barat aman. Tidak sampai sehari sejak pernyataan tersebut, hari ini seorang anggota polisi Polres Paniai Papua, Brigadir Satu Arif ditembak Orang tak dikenal di Pintu Angin Wageta Paniai, Papua. Korban ditembak ketika mengendarai sepeda motor dari arah Wagete menuju Paniai. Setibanya di sekitar Kampung Gagokebo, kurang lebih 235 kilo meter dari Distrik Tigi Barat, Kabupaten Deyai, korban diikuti dua OTK yang berboncengan menggunakan sepeda motor. Ketika mendekati korban, pelaku menembak Briptu Arif dari belakang. Timah panas menembus punggung korban tembus pinggang. Korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Paniai.
Papua di akhir 2014 ini diwarnai dengan tumpahnya darah seorang anak manusia. Seakan melengkapi deretan panjang tumpahnya darah di Papua sepanjang 2014, yang mayoritas diakibatkan antara aparat keamanan dan kelompok-kelompok faksi militer OPM. Berikut data panjang bentrokan antara OPM dan aparat keamanan sepanjang 2014 yang berhasil saya himpun.
Periode Januari 2014
-Baku tembak di Puncak Jaya
Tanggal 5 Januari 2014, OPM melakukan penyerangan di pos polisi sub sektor Kulirik, Puncak Jaya, Papua. Penyerang diperkirakan sebanyak 20 orang, dalam penyerangan tersebut 8 senjata milik TNI berupa AK 47 (3 pucuk), Mouser (1 pucuk), SS1 (4 pucuk) dan amunisi dirampas oleh OPM. Terkait kejadian ini, tanggal 9 Januari 2014 Lekagak Telenggen pimpinan OPM faksi militer yang bermarkas di Yambi, Puncak Jaya mengklaim bahwa merekalah yang melakukan penyerangan tersebut. Tanggal 24 Januari 2014, TNI melakukan penghadangan terhadap kelompok ini di Kulirik, Kabupaten Puncak Jaya. Baku tembak terjadi sehingga menewaskan 4 orang, 3 orang dari pihak OPM dan 1 orang dari pihak aparat keamanan. TNI menyita 1 pucuk senjata milik kelompok ini.
-Baku tembak di Timika
Tanggal 9 Januari 2014 terjadi kontak senjata antara TNI Yonif 754 dengan OPM di Tanggul Timur, Timika, Papua. Ada 1 korban meninggal dalam kontak senjata tersebut dari pihak OPM, selain itu aparat keamanan menyita 1 senjata M16 beserta 3 buah magazen milik OPM
Periode Februari 2014
-Baku tembak di Yapen Waropen
Tanggal 1 Februari 2014, kontak senjata terjadi ketika aparat gabungan TNI-Polri mendatangi tempat kelompok bersenjata yang diduga sedang menggelar Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) di daerah Sasawa Kabupaten Yapen Waropen Papua. Baku tembak pun terjadi, korban meninggal sebanyak 1 orang dari pihak OPM, 11 anggota OPM lainnya ditangkap serta dilakukan penyitaan senjata OPM berupa 6 pucuk senjata api laras panjang, 2 pucuk senjata rakitan laras pendek, 5 pucuk senapan angin laras panjang, 16 butir amunisi senjata api laras panjang, 3 butir amunisi laras pendek, 6 butir selongsong senjata api laras panjang. Terkait kejadian ini, tanggal 23 Februari 2014, Rudi Orerai, pimpinan OPM faksi militer yang bermarkas di Yapen meminta aparat keamanan membebaskan anggotanya. Bila anggotanya dikembalikan, Rudi Orerai dan kelompoknya akan membantu mengamankan proses pemilu
-Baku tembak di Puncak Jaya
Tanggal 8 Februari 2014, OPM akan melakukan penyerangan terhadap aparat TNI/ Polri, dan masyarakat sipil serta pesawat pengangkut logistik di Bandara Mulia, Kabupaten Puncak Jaya dengan posisi berada pada ketinggian, dari arah pintu angin, tepatnya di Kampung Dongobaga Kurilik. Rencana tersebut berhasil digagalkan, kelompok OPM melarikan diri ke hutan. Aparat keamanan melakukan pengejaran selama 1 jam tetapi tidak membuahkan hasil.
Periode Maret 2014
-Baku tembak di Puncak Jaya
Tanggal 17 Maret 2014, kelompok OPM di Puncak Jaya melakukan penyerangan terhadap aparat keamanan dati TNI yang sedang melaksanakan patroli. Baku tembakpun terjadi, 1 orang tewas dari pihak OPM dan 4 anggota OPM lainnya diamankan. Dalam baku tembak tersebut aparat kemanan menyita 29 Butir peluru Kaliber 5.56 MM milik OPM.
Periode April 2014
-Baku tembak di perbatasan Sekauw - Wutung
Tanggal 5 April 2014, sekitar 30 anggota kelompok OPM pimpinan Mathias Wenda yang bermarkas di sekitar perbatasan Indonesia - Papua Nugini melakukan aksi penembakan, pembakaran ban bekas hingga penurunan bendera Merah Putih dan pengibaran bendera bintang kejora di Pos Sekow - Wutung Lintas Batas RI-PNG. Setelah melakukan aksi, para pelaku lari ke dalam hutan ke wilayah negara PNG
-Baku tembak di Puncak Jaya
Tanggal 9 April 2014, kelompok OPM melakukan penyerangan terhadap Pos aparat keamanan di Kampung Gurage, Distrik Mulia, Puncak Jaya, Papua. Kejadian diawali ketika sekelompok orang yang bersembunyi di semak-semak langsung memberondong tembakan ke arah personel yang berjaga. Sempat terjadi kontak tembak selama beberapa saat, sebelum pelaku penyerangan melarikan diri. Kejadian ini memakan 1 orang korban dari pihak aparat keamanan, sedangkan aparat keamanan menyita 1 pucuk senjata jenis AR-15 yang digunakan OPM. Pelaku diduga kabur menuju kampung Pilia, yang menjadi markas kelompok OPM pimpinan Puron Wenda.
Periode Mei 2014
-Pengungkapan jaringan pemasok senjata
Tanggal 19 Mei 2014, pihak kepolisian Papua menangkap jaringan pemasok senjata untuk kelompok bersenjata di Kabupaten Puncak Jaya. Senjata diduga berasal dari Filipina dan Papua Nugini, adapun jalur masuk ke Papua melewati Pulau Sangihe Talaud
-Penyerangan di Tiom
Tanggal 30 Mei 2014, dua anggota polisi dari Polda Papua yang sedang di BKO ditembak anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kampung Yagobak, Distrik Tiom, Lanny Jaya, Papua. Dalam penembakan tersebut 1 orang tewas dari pihak aparat keamanan. Pistol jenis revolver milik korban juga dibawa lari. Beberapa hari kemudian, Puron Wenda mengklaim bahwa kelompok pimpinannya merupakan pelaku penyerangan kedua polisi tersebut.
Periode Juni 2014
-Baku tembak di Tingginambut
Tanggal 7 Juni 2014, ketika aparat keamanan sedang berpatroli, diserang oleh kelompok pimpinan Timika Wonda, baku tembak pun terjadi. Penyerangan ini menewaskan 1 orang dari pihak OPM yaitu Timika Wonda sendiri, dan aparat keamanan merebut 2 pucuk senjata laras panjang milik anggota OPM.
Periode Juli 2014
-Baku tembak di Lanny Jaya
Tanggal 28 Juli 2014, OPM kelompok pimpinan Puron Wenda melakukan penyerangan terhadap 4 aparat keamanan yang sedang bertugas menyambangi Desa Indawa, Lanny Jaya, dalam rangka bimbingan masyarakat. Aparat keamanan tidak sempat melakukan pembelaan diri sehingga 2 orang tewas dari pihak aparat keamanan. Beberapa hari kemudian, terjadi kembali penghadangan terhadap iring-iringan aparat keamanan yang sedang bertugas di Lanny Jaya. Baku tembakpun terjadi, 5 orang tewas dari pihak OPM dari sekitar 20 orang anggota OPM yang ikut melaksanakan penyerangan.
Periode Agustus 2014
-Baku tembak di Lanny Jaya
Tanggal 4 Agustus 2014, OPM kelompok pimpinan Puron Wenda melakukan penyerangan terhadap iring-iringan pasukan Brimob. Rombongan yang hendak menjemput Sekretaris Daerah Lanny Jaya Christian Sohilait ditembaki pasukan Purom dari perbukitan di sekitar Kampung Jiwili dan Kampung Wiremgambur, Distrik Tiom, Lanny Jaya.
Periode September 2014
-Baku tembak di Lanny Jaya
Tanggal 17 September 2014, terjadi baku tembak antara aparat keamanan dengan anggota kelompok Puron Wenda di di sekitar Lapangan terbang Pirime, Lanny Jaya, Papua. Dalam baku tembak tersebut, satu orang tewas di pihak OPM.
Periode Oktober 2014
-Baku tembak di Yapen
Tanggal 12 Oktober 2014, Tim khusus Polres dan Kodim Kepulauan Yapen, Papua menggerebek markas OPM kelompok pimpinan Maikel Merani. Sempat terjadi baku tembak, tetapi kemudian anggota OPM lari ke dalam hutan. Polisi mengamankan amunisi mouser 20 butir, senpi rakitan 5 pucuk dan barang-barang lainnya
-Penangkapan anggota OPM kelompok pimpinan Puron Wenda
Tanggal 26 Oktober 2014, tim khusus Polda Papua menagnkap 2 tokoh muda dari kelompok faksi militer OPM pimpinan Puron Wenda, yaitu Enggangrangkok Wonda alias Pinus Wonda alias Rambo Wonda dan Derius Wanimbo alias Rambo Tolikara. Keduanya ditangkap bersama kelima anggota lainnya di di Hotel Boulevard Jalan Patimura, Wamena-Kabupaten Jayawijaya. Dalam penangkapan ini aparat keamanan juga mengamankan 2 megasen peluru 7,62 mm sebanyak 29 butir, pisau 1 buah, cap 6 buah, dan uang cash Rp 220.000. Beberapa hari kemudian Puron Wenda mengancam akan menggelar perang terbuka terhadap warga sipil apabila anak buahnya yang ditahan oleh Polda Papua tersebut tidak segera dibebaskan
Periode Desember 2014
-Penyerangan di Ilaga
Tanggal, 3 Desember 2014, OPM kelompok pimpinan Goliath Tabuni dan Lekagak Telenggen melakukan penembakan terhadap dua anggota Brimob Papua yang sedang mempersiapkan perayaan menjelang Natal di Kantor Bupati Ilaga. Keduanya tewas, sedangkan senjata mereka dirampas yaitu senjata jenis AK-47 dan SS1.
-Penyerangan di Paniai
Hari ini, tanggal 31 Desember 2014, penembakan terjadi di Paniai, korbannya adalah seorang anggota polisi Polres Paniai Papua. Ia ditembak ketika mengendarai sepeda motor dari arah Wagete menuju Paniai. Korban pun meninggal.
Dari data panjang di atas, kecuali bulan November terjadi bentrokan antara OPM dengan aparat keamanan yang mayoritas menimbulkan korban jiwa di kedua pihak. Tahun 2014 akan segera berakhir, entah, apakah tahun 2015 data seperti halnya di atas akan tetap sepanjang itu, berkurang, atau malah tambah panjang. Damai di Papua harus segera terjadi, pertumpahan darah harus segera selesai, agar tidak lagi ada anak manusia yang mati di tanah ini. Selamat tinggal 2014, selamat datang 2015, semoga hal-hal yang baik akan terjadi di Indonesia dan Papua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H