Inovatif dan Mandiri
Sekolah akan menjadi laboratorium belajar. Laboratorium yang tidak hanya berisi perangkat komputer atau bahan sains melainkan halaman yang disulap menjadi kebun sekolah. Anak usia SD dapat melihat bagaimana tumbuh kembang tanaman dan hewan ternak di sekolah. Â Kemudian anak-anak akan dapat mengenali tentang sistem ekonomi jual beli dan sedekah. Melalui kegiatan kontekstual dan bermakna anak-anak akan diajari bagaimana kelak mereka dapat berkontribusi di masyarakat yang diajarkan sejak kecil. Kemampuan komunikasi mereka juga dibina dengan tantangan memberikan penyuluhan kepada keluarga dan forum sekolah mengenai apa yang mereka pelajari dengan sangat baik. Â Pilihan mereka sangat banyak. Mereka boleh mendemonstrasikan apa saja yang menggelitik keingintahuan mereka dan ketrampilan yang ingin mereka dalami.
Literasi dan numerasi akan menjadi pembelajaran yang mengasyikkan. Mereka dapat menerapkan pengetahuan literasi dan numerasi mereka dan menghubungkannya dengan masalah kehidupan sehari-hari. Saat ada pertengkaran mereka dapat mendamaikan melalui komunikasi yang baik dan membantu kedua belah pihak memahami posisinya masing-masing dan belajar menerima sudut pandang orang lain. Barangkali dalam pertengkaran tersebut ada tata krama dan etika yang tidak dijalankan. Setiap siswa dapat saling mengingatkan dan belajar menjadi moderator. Keterlibatan semua siswa dalam menciptakan suasana aman, damai, dan rukun menjadi perhatian sekolah. Tantangan belajar literasi dengan memberikan masalah kepada siswa untuk dipecahkan. Dengan menugasi sebuah proyek yang memerlukan rancangan anggaran biaya, siswa dapat berdiskusi dan melatih kejujuran serta sikap hemat, cermat, dan bersahaja. Gaya hidup yang dipelajari sejak kecil akan menjadi karakter di masa dewasa dan sekolah mengajarkannya.
Harapan dan  Tantangan
Guru ibarat petani yang hanya dapat membantu menyediakan lingkungan yang baik dan mencegah bahaya dari tanamannya. Sebagai guru penggerak yang menyadari nilai dan peran seorang guru, berharap dapat mewujudkan cita-cita pendidikan tersebut untuk menyediakan lingkungan bagi tumbuh kembangnya pendidikan yang berpihak kepada siswa, mandiri, inovatif, kolaboratif, dan reflektif. Untuk menggerakkan nilai tersebut diperlukan langkah nyata mulai dari menguatkan keteladanan dan menguatkan sistem pendidikan yang mendukung. Hal tersebut dapat dilakukan oleh guru sebagai garda terdepan pendidikan. Untuk itu melalui program pendidikan guru penggerak bertekad untuk mengejar ketertinggalan dan  menyamakan visi dan misi tujuan pendidikan bagi siswa di sekolah melalui kebijakan program belajar yang menyiapkan anak pada kompetensi, ketrampilan, sikap, dan value yang dibutuhkannya dalam kehidupan nyata.Â
