Mohon tunggu...
Romeyn Perdana Putra
Romeyn Perdana Putra Mohon Tunggu... Dosen - Keterangan Profil

Peneliti PNS Dosen Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Sidik Jari Cafe Racer

12 November 2016   06:51 Diperbarui: 12 November 2016   07:54 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

MODIFIKASI CAFÉ RACER TIPS AND TRICK

Demam motor caféracer di Indonesia mulai terasa gaungnya dalam kurun waktu 12 tahun terakhir. Bikers dan Komunitas anak motor bertebaran seantero negeri memiliki andil dalam maraknya fenomena modifikasi caferacer. Rumah Modif untuk mengubah wajah motor dari tampilan standar pabrikan menuju retro balapan hadir dalam kelasnya masing-masing. Dari mulai bengkel kelas rumahan hingga bengkel profesional menawarkan racikan “distinguished gentlemen ride” mereka.

Filosofi cafe racer memang berkembang di daratan Eropa awalnya. Dimana para bikers Eropa tersulut romantika motor retro rasa kekinian. Sebut saja Royal Einfield, Triumph dan Ducati menyokong versi pabrikan dari motor masa kini rasa kekunoan. Singkat sejarahnya, cafe racer mendapatkan nama dari para bikers Inggris dengan dukungan cafe-cafe nan tersebar di tapak jalan Cross Country pasca perang dunia II. Sebut saja merek BSA, Norton, Venom dan Triumph besutan lawas di restorasi habis-habisan dengan berkembangnya industri rumahan, alias home Made spare part.

Lalu bagaimana di Indonesia? Masih mengadopsi filosofi dan budaya tersebut dengan sedikit rasa lokal. Tulisan ini tidak akan merinci selera modif tertentu. Ada mazhab scrambler, japstyle, bratstyle, bobber dan sebagainya. Tapi lebih menitikberatkan pada apa saja pertimbangan Sebelum memodifikasi motor kesayangan agar tampak “distinguished”. Dikutip dari Bob Marley, cafe racer berparadigma: “ They laugh at me because I am different, I laugh at them because They look all the same”. Maknanya, cafe racer memiliki dasar pemikiran motor saya harus memiliki sidik jari. Kita paham bahwa tidak ada satupun dari miliaran manusia yang memiliki sidik jari serupa. Semakin beda motornya, semaksimal mungkin memiliki “wow factor” dalam tongkrongannya. Disitulah inti filosofi “pembalap Kafe” ini.

Tips & Trick

1. Bahan Motor: berlaku umum di Indonesia pilihan bahan Modif adalah merek jepang seperti Honda (tiger, CB lawas dan GL), Kawasaki Binter, Yamaha Scorpio dan Thunder (125-250). Tapi terlepas dari pemikiran Generik dan budaya sejuta umat, sah-sah saja menggunakan merek India (Pulsar) atau China (Jialing 250cc) atau merek discontinue dengan kemampuan sparepart kanibal seperti Minerva atau Mocin lainnya. Salah satu modifikator anti mainstream dengan merek less popular adalah Romeyn. Pak Dosen yang sehari-hari memancal motor Minerva X-road 150cc tahun 2012 ini memilih men-face off motor street fighter X-roadnya menjadi caferacer. Alasannya sederhana: motor tahun 2012 memiliki aura Europa dalam merek dan desain rangka walaupun kandungan lokal dan citra mocin tak bisa lepas dari merek Minerva. Alasan lain, menurut Dosen Pariwisata Ini, daripada dijual murah, dan sayang karena fitur elektrik starter, mesin masih tergolong anyar dan bisa dipadupadan dengan bermacam aksesoris maupun sparepart yang masih banyak beredar di pasaran.

2. Aliran Modif: rangka bodi dan konfigurasi mesin menjadi pertimbangan. Kofigurasi V atau Delta box yang menjadi Ciri pabrikan motor kebanyakan di Indonesia, sedikit banyak mempengaruhi mazhab mana yang akan diadopsi. Cobalah gali di Mbah Google, di sub folder image akan terpapar beberapa contoh mana aliran cocok dengan type motor tertentu. Misalnya, Yamaha Scorpio akan banyak menyajikan model scrambler dalam modifikasinya. Lalu motor monoshock atau dual shock akan menentukan selera anda memodif. Pertimbangan krusial dalam pilihan aliran adalah: apakah motor anda nantinya penggunaan harian atau lebih kepada hobby dan komunitas. Kalau penggunaan harian stang bungkuk caferacer dan buntut tawon akan mengurangi produktifitas berkendara anda. Bisa dibayangkan membelah belantara macet ibukota dengan posisi racing. Encok!

3. Pilihan Kelir dan Asesoris printil: tentu akan sedikit mengurangi kenyamanan berkendara bila anda tampil ber-caferacer tapi kena semprit Polisi atau terkendala di samsat. Sesuaikan dan patuhi peraturan lalu lintas serta taatlah membayar pajak. Adalah salah satu kunci tampilan Gaya maksimal ber-café racer. Apalagi bila sang motor dibesut di jalanan. Bukan di arena balap. Warna sedapat mungkin masih akur dengan BPKB dan STNK. Kalaupun ditambahkan aksen airbrush tidak mendominasi warna tertera dalam surat-surat. Apalagi karena alasan elemen estetika anda melupakan spion ataupun lampu sein. Akan melipatgandakan pasal pelanggaran lalu lintas anda nantinya.

4. Budget dan Harapan: Boleh jadi kombinasi harapan anda untuk memperoleh Modif motor tinggi tapi budget anda rendah atau sebaliknya. Untuk mensiasatinya, kudu ekstra hati-hati dalam memilih partner bengkel Modif. Aan (22 tahun) Mahasiswa PTS di Jakarta menyebut angka 4 juta untuk face off motor hariannya. Pada prinsipnya pilihan tanki, jok, batok lampu besar dan printilan diambil dari ready-made yang tersedia dipasaran. “Beda cerita kalau saya pasang yang custom atau Taylor made bengkel Modif, bisa habis puluhan juta” imbuhnya menegaskan. Tapi dengan budget yang ada Aan mengakui kalau memodif motor seperti menenggak air laut ketika haus, Gak akan pernah puas sambil sedikit menganalogikan perangai modifikasinya. Aan menekankan agar ingat kapan waktunya berhenti dan nikmati dulu yang ada. Walau ia masih bersikeras untuk merubah kali-kaki dan velg ban motornya.

Dari tulisan diatas mungkin dapat membantu kawan-kawan bikers untuk lebih bijak dan waspada dalam merubah tampilan motor kesayangan. Semoga bermanfaat dan lain waktu akan disambung lagi. Wassalam

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun