Semester ini saya kembali mendapat kepercayaan untuk mengampu mata kuliah Catering, Banquet, Tata Boga dan Tata Hidang. Sebagai dosen sapu jagat, kembali saya selesaikan semester ini dengan memasukkan aplikasi manajemen dalam mata kuliah yang dasarnya adalah vokasional. We could skip this in other topic.
Tapi saya teringat postingan-postingan dari Om Jay yang giat menyuarakan TIK sebagai mata pelajaran di sekolah menengah. Jadi tanpa bermaksud menambahkan postingan om jay, ataupun membela para guru terkena breidel tersebut maka saya beranikan menghaturkan tulisan ini walau dengan sudut pandang dan pisau analisa yang belum dapat dipertanggungjawabkan secara murni dan konsekwen.Â
Begini ceritanya.....
Semester ini saya akan lebih banyak memberikan tugas kelompok ataupu tugas individu dalam semua mata kuliah diampu. Namun, saya selalu terkendala dengan hardcopy yang harus saya bawa-bawa jika memberikan tugas kepada mahasiswa. Belum lagi kebiasaan copas mahasiswa, kalau tugas diberikan, isinya bisa template alias sama semua. Jadi kalaupun tugas saya mensiasatinya dengan meminta mahasiswa mengirimkan tugasnya melalui email. Selain meningkatkan status saya menjadi dosen "go green" , maka saya ingin melihat kemampuan literasi komputer ataupun penggunaan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dikalangan mahasiswa. Kebetulan kelas yang saya ampu semester ini adalah anak baru alias masih angkatan 2014. So, semesta sampling kita adalah mahasiswa baru lulus dari SMA, kuliah di universitas swasta di Jakarta dan diharapkan literasi komputer dikalangan mahasiswa Jakarta lebih tinggi dibandingkan sample-responden luar Jakarta.
Pada pertemuan minggu-minggu awal saya menyampaikan alamat email dengan tugas sederhana. Kirimkan ke saya, alamat email anda (mahasiswa) untuk dikirimkan softcopy buku matkulnya. Dengan alasan saya tidak suka colok-colok flashdisk dan menebar virus diantara kita.....
Hasilnya, terdapat 6 orang mahasiswa saja yang mengirimkan emailnya sesuai perintah yang saya sampaikan di kelas. Yang sangat disayangkan adalah bukan mereka tidak menurut terhadap perintah dosennya. Keprihatinan pertama adalah, kurangnya kesopanan atau nir-keasertifan mahasiswa dalam bertukar email dengan dosennya (contoh email dalam hal ini sudah  diposting ke FB saya). Masih terdapat kekurangan pahaman mahasiswa (baru) untuk menggunakan field subjek surat dan bagaimana menyampaikan surat semi formal untuk orang yang bukan teman sebaya mereka. Mereka tidak menyampaikan salam dan menyampaikan maksud email dengan ke-kurangajar-an mereka. Hal ini mungkin bisa disebabkan berbagai hal dan latar belakang.
Yang lebih membingungkan lagi saya konfirmasi ulang ke semua anggota kelas, kenapa mereka tidak mengirimkan email sesuai perintah dan arahan? beberapa hal miris yang kami temukan adalah, mereka meyatakan tidak punya komputer atau laptop atau smartphone....(helllooooo kan kampus punya kompi umum?).....usut punya usut yang mengkhawatirkan adalah, para mahasiswa tidak memiliki email yang digunakan secara jujur. Rerata mereka memakai account address yang beralamat dan nama-nama aneh. Mereka merasa bahwa domain dunia maya adalah tempat bermain, game online, tempat flirting dan belum bisa dipakai untuk identitas. Jadi kalau mereka kirim email ke Dosen maka foto-foto, kehidupan dunia maya mereka akan otomatis bisa di akses dan tereksploitasi.
Jadi hanya enam mahasiswa yang masih mau share email address nya..... ini ceritanya masih panjang, belum lagi kalau saya suruh kirim tugas lewat email..... banyak bener ketidaksiapan lulusan SMA (mahasiswa baru) dalam literasi komputer dalam hal ini TIK.....
Bersambung mas dan mbak broh.....mau makan siang!
salam kompasiana
r Â
Â
