***
Presiden Jokowi sebenarnya sedang membawa obat penawar yang tepat saat ini. Orang Papua, mungkin tidak semua, tidak terlalu mempedulikan yang namanya TPN/OPM yang masih kuat di daerah pegunungan. Orang Papua lebih senang berbicara tentang politik nasional Indonesia saat ini. Kami sudah senang bila ada orang Papua yang menjadi menteri di setiap kabinet yang dipimpin presiden siapapun.
Kami saat ini masih menanti keseriusan DPR RI membahas R[caption caption="Dengan gaya sederhana Presiden Jokowi menikmati sunrise hari pertama tahun 2016 di Raja Ampat. Sumber: Republika Online"]
Kami sudah cukup puas karena pemerintah masih mengakui keberadaan Majelis Rakyat Papua (MRP), sebuah lembaga presentasi golongan agama, adat, dan perempuan Papua. Saat ini MRP sudah menunjuk beberapa orang untuk duduk di kursi DPRD provinsi tanpa harus mengikuti Pemilu. Itu sudah bagus bagi kami.
Dan, kami juga pasti akan lebih senang lagi bila Jokowi benar-benar merealisasikan rencana pembangunannya di Papua. Sorong sebagai salah satu pelabuhan utama tol laut bila terealisasi akan sangat membanggakan kami. Pendidikan: bila sekolah-sekolah dan tenaga pendidik diperhatikan di Papua, itu sudah cukup bagi kami. Begitu juga dengan kesehatan.
Tetapi Jokowi jangan beranggapan bahwa virus separatis itu sudah hilang. Bila suatu saat kepemimpinan Jokowi ‘sakit’ maka virus itu akan muncul kembali, dan bisa saja akan lebih parah. Jokowi juga jangan lupa menebar budaya trasparansi, profesionalitas dan anti-korupsi di Papua. Jangan-jangan cinta Jokowi itu dibalas dengan korupsi besar-besaran oleh pejabat di Papua sendiri.
Akhirnya, saya tidak bermaskud menyepelekan kebijakan presiden-presiden lain terhadap Papua. Semua mempunya kebijakan yang baik bagi Papua, dan itu memperlihatkan cinta mereka bagi rakyat di daerah ini. Tujuannya satu: menjadikan Papua sebagai Tanah yang benar-benar diberkati Tuhan. Tanah yang subur bagi semua kebaikan umat manusia.***
Â
Selamat Tahun Baru 2016
Salam dari Kota Sorong Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H