Mohon tunggu...
Evert_N
Evert_N Mohon Tunggu... PNS -

Saat ini bekerja sebagai PNS pada Kantor Walikota Sorong, Provinsi Papua Barat. Masih terlibat secara terbatas pada media cetak di Kota Sorong.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kabupaten “Bahari” Raja Ampat Kini di Tangan Faris Umlati

10 Desember 2015   22:18 Diperbarui: 10 Desember 2015   22:18 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pucuk pimpinan Kabupaten Raja Ampat sepertinya akan segera dipegang Abdul Faris Umlati, SE dan Manuel Piter Urbinas, S.Pi, M.Si (disingkat FIRMAN). Pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Raja Ampat ini hampir pasti memenangkan Pilkada Raja Ampat, mengalahkan dua rival meraka.

Walau belum ada data pasti yang menjadi acuan, namun surat kabar lokal menurunkan berita bahwa pasangan FIRMAN ‘menang besar’ di Waisai, Ibu Kota Kabupaten Raja Ampat. Kota ini memang menjadi acuan kemenangan karena populasi penduduk Raja Ampat sebagian besar ada di situ. Mereka juga menang di beberapa Distrik (Kecamatan) yang memiliki penduk cukup banyak.

Bila akhirnya KPU setempat menetapkan pasangan yang diusung Partai Demokrat ini sebagai Bupati dan Wakil Bupati terpilih, maka masa kepemimpinan Drs. Marcus Wanma selama 2 periode (10 tahun) akan segera beralih ke tangan Faris Umlati.

Nama Raja Ampat sudah kesohor di Indonesia dan dunia internasional. Nama ini menjadi salah satu icon wisata, tepatnya wisata bahari. Karena itu, pertanyaan paling tepat saat ini adalah: bagaimana masa depan pariwisata di Raja Ampat bila dipimpin Faris Umlti yang usianya relatif masih muda itu?

Hal ini penting menjadi fokus perhatian karena Raja Ampat harus memacu pendapatan daerahnya dengan ‘menjual’ brand pariwisata yang terkenal sangat indah.

Menurut saya yang berdomisili di Kota Sorong (jarak tempuh dari Kota Sorong ke Waisai, Ibu Kota Raja Ampat, sekitar 2 jam dengan kapal cepat), Faris Umlati sepertinya akan fokus memangkas biaya transportasi dan akomodasi lainnya.

Dalam kampanyenya, ia sudah menyampaikan tekad itu. Faris rupanya sadar bahwa keindahan Raja Ampat tidak akan bisa dinikmati banyak pelancong bila biaya untuk menjangkau daerah-daerah wisata tidak diturunkan. Bisa jadi, keindahan wisata Raja Ampat hanya dikagumi lewat media-media massa dan media sosial. Orang akan lebih memilih mengagumi keindahan panorama alamnya lewat foto dan video, karena untuk sampai ke sana perlu biaya yang (sangat) mahal.

Sebagai gambaran, seorang wisatawan dari Jakarta harus membayar transportasi penerbangan ke Kota Sorong sekitar Rp.3 juta. Kalau sedang beruntung bisa mendapat tiket seharga Rp.1 Juta lebih.

Tiba di Kota Sorong, ia harus bermalam karena belum tentu mendapat transportasi laut menuju Waisai. Di Kota Sorong ada banyak hotel yang menawarkan tarif cukup murah. Menyewa kamar seharga Rp.500.000 per malam sudah mendapat fasilitas yang memuaskan. Ada juga yang menawarkan kamar dengan harga Rp.350.000 per malam. Itupun sudah bagus pelayanannya.

Untuk menuju Waisai menggunakan kapal cepat, ia membayar sekitar Rp.200.000. Wisatawan belum melihat keindahan apapun saat tiba di Ibu Kota Raja Ampat itu. Ia harus menuju ke beberapa pulau untuk bisa diving atau melihat landscape alam laut yang sangat indah. Dari Waisai ke pulau-pulai itu bukanlah dengan biaya murah. Kapal-kapal kecil yang melayani perjalanan wisata ke pulau-pulau ‘surga’ itu baru bisa berangkat bila tarif sudah mencukupi, yakni sekitar Rp.7-8 juta. Karena itu, banyak wisatawan yang ke Raja Ampat cenderung berkelompok sekitar4-10 orang. Memang itulah jumlah penumpang yang dimuat satu kapal.

Jadi, dari Jakarta ke tempat wisata Raja Ampat dibutuhhkan sekitar Rp.10 juta. Bandingkan saja dengan perjalanan ke kota lain di luar negeri yang mungkin biayanya jauh lebih murah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun