Mengelola server sendiri memang memiliki beberapa kelebihan dalam hal keamanan, kontrol dan biayanya yang lebih murah untuk jangka panjang.
Namun perlu diingat mengelola server sendiri juga memiliki kekurangan dibandingkan dengan full managed server dari vendor.
Pada artikel ini akan membahas kekurangan mengelola server sendiri yang dapat dijadikan pertimbangan untuk perusahaan Anda.
Kekurangan Mengelola Server Sendiri
Saat mengelola server sendiri, ada kelebihan dan kekurangan yang Anda rasakan. Namun saat ingin mengelola server sendiri, banyak orang hanya mempertimbangkan kelebihan, tanpa mempertimbangkan kekurangannya. Berikut ini beberapa kekurangan yang dapat menjadi bahan pertimbangan Anda:
1. Biaya Murah, Namun Hanya Diawal Saja
Biaya yang dikeluarkan perusahaan terlihat murah. Namun pada nyatanya pengelolaann server sendiri memerlukan banyak waktu dan tenaga. Seperti membangun rumah dari nol, unmanaged server memerlukan proses yang sangat panjang. Sehingga sangat memungkinkan untuk mengeluarkan biaya-biaya tambahan.
Sedangkan full managed server seperti rumah layak huni. Perusahaan Anda hanya perlu membayar biaya sewa server, tanpa ada biaya lain. Selain itu keamanan data juga dijamin oleh vendor, biasanya dibuktikan dengan sertifikasi keamanan dari CSA atau DJBH.
2. Banyak Konfigurasi
Pengelolaan server sendiri seperti menjalankan 3 pekerjaan sekaligus, sebagai pemilik bisnis, admin website dan sistem administrator. Selain itu Anda juga perlu melakukan penetapan alamat IT, Instalasi web server seperti Apache atau Nginx, Konfigurasi DNS, Pemasangan framework PHP, dan Manajemen database server dengan program MySQL.
Tugas-tugas tersebut menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Karena upgrade, instalasi, dan konfigurasi bisa dilakukan berkali-kali. Sangat tidak efektif dan tidak worth it.
3. Risiko Pengaturan Root Access yang Tinggi
Anda akan mendapatkan izin ke full root access saat Anda mengelola server sendiri. Hal ini memungkinkan Anda untuk menyesuaikan hal-hal seperti mengubah sistem server, mengubah file, melakukan konfigurasi software, memberikan dan membatalkan akses ke server dari user, dan melakukan penginstalan software.
Sesuai dengan keuntungan yang didapatkan, kebebasan mengakses full root juga memiliki risiko yang tinggi yaitu seluruh server akan down saat ada satu saja command yang salah.
4. Rutin Melakukan Backup Data
Saat mengelola server sendiri, Anda wajib rutin melakukan backup data, baik data website maupun server. Jika tidak dilakukan, maka Anda akan kehilangan data pengaturan server yang berasal dari website seperti data user, komentar, ataupun post.
Terlebih lagi tidak ada notifikasi yang mengingatkan Anda untuk melakukan backup data karena pengaturannya manual. Sehingga Anda perlu membuat jadwal backup data sendiri misalnya seminggu sekali dan tidak boleh sampai lupa.Â
5. Memantau Performa Setiap Saat
Saat memutuskan untuk mengelola server sendiri, artinya Anda menerima resiko bahwa Anda harus memantau performanya setiap saat. Jika tidak dipantau akan berdampak buruk bagi website, karen Anda tidak pernah tahu kapan server sedang down.
Jika Anda seorang programer handal, mungkin Anda dapat menangani segala hal yang terjadi seperti saat server down. Berbeda jika Anda masih awam, Anda pasti perlu bantuan orang lain dan akhirnya mengeluarkan biaya tambahan lain.
Kesimpulan
Mengelola server sendiri mungkin worth it bagi seorang programer handal yang sudah berpengalaman dan memahami ilmunya. Namun sangat tidak direkomendasikan jika Anda masih awam. Karena akan banyak kerugian yang Anda rasakan seperti kehabisan waktu, tenaga, dan pikiran, bahkan biaya yang dikeluarkan. Anda dapat mempertimbangkan full managed server atau cloud based ERP.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H