3. Risiko Pengaturan Root Access yang Tinggi
Anda akan mendapatkan izin ke full root access saat Anda mengelola server sendiri. Hal ini memungkinkan Anda untuk menyesuaikan hal-hal seperti mengubah sistem server, mengubah file, melakukan konfigurasi software, memberikan dan membatalkan akses ke server dari user, dan melakukan penginstalan software.
Sesuai dengan keuntungan yang didapatkan, kebebasan mengakses full root juga memiliki risiko yang tinggi yaitu seluruh server akan down saat ada satu saja command yang salah.
4. Rutin Melakukan Backup Data
Saat mengelola server sendiri, Anda wajib rutin melakukan backup data, baik data website maupun server. Jika tidak dilakukan, maka Anda akan kehilangan data pengaturan server yang berasal dari website seperti data user, komentar, ataupun post.
Terlebih lagi tidak ada notifikasi yang mengingatkan Anda untuk melakukan backup data karena pengaturannya manual. Sehingga Anda perlu membuat jadwal backup data sendiri misalnya seminggu sekali dan tidak boleh sampai lupa.Â
5. Memantau Performa Setiap Saat
Saat memutuskan untuk mengelola server sendiri, artinya Anda menerima resiko bahwa Anda harus memantau performanya setiap saat. Jika tidak dipantau akan berdampak buruk bagi website, karen Anda tidak pernah tahu kapan server sedang down.
Jika Anda seorang programer handal, mungkin Anda dapat menangani segala hal yang terjadi seperti saat server down. Berbeda jika Anda masih awam, Anda pasti perlu bantuan orang lain dan akhirnya mengeluarkan biaya tambahan lain.
Kesimpulan
Mengelola server sendiri mungkin worth it bagi seorang programer handal yang sudah berpengalaman dan memahami ilmunya. Namun sangat tidak direkomendasikan jika Anda masih awam. Karena akan banyak kerugian yang Anda rasakan seperti kehabisan waktu, tenaga, dan pikiran, bahkan biaya yang dikeluarkan. Anda dapat mempertimbangkan full managed server atau cloud based ERP.