Mohon tunggu...
Eva Rosita
Eva Rosita Mohon Tunggu... Lainnya - Art and Education

Art, Linguistics, and Education

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

''Hashtag'' Lebih dari 12000 Kali, Museum MACAN Layak Permanen

7 Januari 2018   15:36 Diperbarui: 7 Januari 2018   15:46 1345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa senjata utama yang wajib dibawa ke Museum MACAN (Modern and Contemporary Art in Nusantara)? Yes, Kamera DSLR atau handphone beresolusi tinggi! Entah diperhatikan secara seksama atau tidak, kalau objeknya menarik, yang penting jepret dulu lalu uploadke instagram dengan hashtag #museummacan. Hehehe, everybody do the same things, right? Tapi di kerumunuan pengunjung, banyak juga mahasiswa dan pengamat seni yang memperhatikan dari dekat setiap lukisan dan karya seni keloksi pribadi Haryanto Adikosoemo ini. 

Sayangnya, pameran sekelas internasional tersebut hanya dibuka sampai Maret 2018. Maka tidak heran jika masyarakat Jakarta dan sekitarnya memanfaatkan momentum karena museum dengan koleksi dan penataan seapik ini bisa dibilang sangat jarang atau bahkah hampir belum pernah ada di Jakarta. Di tambah lagi, hanya dengan merogoh kocek Rp.50.000 saja sudah bisa puas mengeksplor selama 2 jam penuh.

Setengah jam pertama umumnya diluangkan untuk mengantri supaya bisa masuk ke infinity room karya Yayoi Kusama. Walaupun dijatah hanya kurang lebih 20 detik di dalamnya, pengunjung rela menunggu karena objek ini termasuk a must visit spot di Museum MACAN. 

Selepas dari sana, nuansa Indonesia bisa dinikmati melalui deretan lukisan tentang kehidupan dan perjuangan Indonesia di masa sebelum dan sesudah kemerdekaan. Ide mengedepankan Indonesia sebagai menu pertama patut diacungi jempol karena inilah bentuk nasionalisme dalam seni. Di sana terselip beberapa karya maestro seni rupa di antaranya Affandi, sang legenda.

Makin ke dalam, terdapat beragam lukisan indah dan eksentrik yang anti dilewatkan oleh pengunjung untuk berfoto di depannya. Dibagi dalam empat kategori; land-home-people, independence and after, struggles around form and content, dan global soup, setiap sudut tidak luput dari bidikan lensa kamera. Dari 90 karya seni yang dibuat oleh 70 seniman yang dipamerkan di Museum MACAN, berbagai koleksi dari Indonesia, Asia, Erora, dan Amerika ini memang tidak terlihat benang merahnya. 

Anda bisa menemukan lukisan abstrak, karikatur, kutipan, sampai patung lucu kelinci berwarna merah muda dan putih yang sedang berdiri di atas bunga. Namun keanekaragaman itu justru menjadikan Museum MACAN  menarik dan menyenangkan untuk dikunjungi.

Ingin menikmati museum bersama anak-anak? Layaknya beberapa museum di Singapura, Museum MACAN menyediakan area cantik bernama vertical garden yang dilengkapi dengan tempat mewarnai gambar. Dengan penataan yang modern, fasilitas yang keren, serta kualitas penjagaan yang ketat dan terstruktur, rasanya sayang jika Museum MACAN hanya dibuka selama 3 bulan mendatang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun