Kecemasan ini menjadi sinyal bagi ego agar melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan tersebut. Inilah yang disebut dengan mekanisme pertahanan diri.
Ketika netizen melihat sebuah postingan yang membuatnya tidak nyaman, dorongan agresi yang ada di dalam dirinya muncul untuk segera dipenuhi.Â
Sesuai dengan prinsip id, dorongan ini harus segera direalisasikan tanpa memperdulikan aturan, norma, atau etika. Ini diperlukan untuk menghilangkan rasa ketidaknyamanan tersebut.Â
Pada dasarnya superego mengetahui bahwa perilaku agresi adalah tindakan yang tidak sesuai dengan tuntutan.Â
Namun, ego kurang terasah untuk membuat keputusan bagaimana memuaskan dorongan itu sesuai dengan tuntutan norma yang ada di lingkungan masyarakat. Akhirnya salah satu perilaku yang keluar adalah menghujat, menghina, dan memaki sang pembuat postingan.
Makin Dihujat, Makin TerbangÂ
B. F Skinner mengemukakan bahwa tingkah laku bukan hanya sekedar respon stimulus. Namun, tindakan yang disengaja (operant). Tingkah laku muncul ketika ada kejadian yang mendahului (antecendent) dan konsekuensi setelah perilaku itu muncul (consequences).Â
Prinsip ini digambarkan sebagai A (antecendent) - B (behavior) - C (consequences). Jadi, tingkah laku dapat berubah jika antecendent dan atau consequences diubah.Â
Lebih lanjut, Skinner mengatakan bahwa consequences memberi dampak yang sangat besar apakah perilaku seseorang akan berulang di masa depan.
Demikian lah Denise Chariesta dan yang lainnya akhirnya mampu memanfaatkan hujatan, hinaan, dan makian netizen menjadi sumber cuan dan ketenaran buat mereka.Â
Ketika mereka menerima hujatan (antecendent), mereka memunculkan perilaku masa bodoh (behavior). Bahkan mereka beberapa kali membalas serangan netizen tersebut dengan sikap angkuh mereka (behavior). Keadaan semakin 'panas'. Berbagai media massa seakan mendapat bahan 'gorengan' baru.Â