Mohon tunggu...
Evelyn Gabriella Suliantoro
Evelyn Gabriella Suliantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang gadis penyuka matcha dan senja Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Analisis Akumulasi Karbon Harian Dalam Sepiring Makanan

27 Juni 2023   19:56 Diperbarui: 27 Juni 2023   20:03 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: ©CHRISTIAN HORZ - STOCK.ADOBE.COM from Food Business News (www.foodbusinessnews.net) 

Pemanfaatan alga lainnya dapat dilakukan melalui rekayasa genetika dimana alga khususnya cyanobacteria berpotensi diolah menjadi pupuk hayati dan biofuel melalui fermentasi glikogen menjadi etanol. Ditinjau dari segi kultivasi, budidaya alga pada kolam terbuka membutuhkan energi sebesar 0,2-0,5 kWH per kilogram biomassa alga yang mana kebutuhan energi tersebut lebih kecil daripada jumlah energi yang dibutuhkan untuk budidaya tanaman pertanian lainnya. Hal ini juga berlaku pada pemanfaatan lahan dan air untuk kultivasi alga juga lebih rendah dan ramah lingkungan (Diaz et al., 2022).

Seiring dengan perkembangan teknologi, single cell protein atau SCP patut diperhitungkan menjadi solusi substitusi daging dengan adanya produk Quorn. Pemanfaatan mikroorganisme yang tinggi vitamin B, protein, serat, dan rendah lemak seperti jamur sudah lama dikonsumsi oleh manusia dengan berbagai ragam hidangan. Sama halnya dengan jamur yang kita konsumsi, quorn yang berasal dari jamur Fusarium venetatum dapat diolah menjadi banyak produk pangan seperti burger, fillet,  dan lainnya. 

Sejauh ini, SCP dalam konsumsi manusia digunakan sebagai pengemulsi dan bahan tambahan untuk meningkatkan nilai gizi dalam masakan seperti jamur Candida utilis dalam pembuatan sup dan sebagai suplemen makanan seperti yeast dari produk samping industri pembuatan bir. Terlebih lagi, dalam produksinya, SCP menggunakan CO2 sebagai salah satu substratnya yang berpotensi untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari sektor pertanian (Amara and El-Baky, 2023).

Pembuatan daging analog tidak harus dikembangkan melalui teknologi rekayasa genetika. Daging analog dapat diproses dari bahan baku yang tersedia di alam Indonesia seperti jantung pisang, tepung mocaf, kacang merah, maupun tepung ampas tahu yang dibuat dari limbah. Daging analog juga dapat ditingkatkan kualitasnya dengan penambahan mikroalga Spirulina platensis sebesar 30% untuk meningkatkan nilai cerna protein sebesar 62.00%/bb (Sari dkk., 2022). Selain itu, pemanfaatan limbah ampas tahu dengan kandungan protein 26,6 gram/100gram limbah dapat diformulasikan menjadi sosis analog dengan mengubah limbah tersebut menjadi tepung ampas tahu terlebih dahulu (Purmaindah dan Estuti, 2022).

Isi piring harian setiap orang menentukan cepat lambatnya akumulasi karbon di udara. Mari kita keluarkan kalkulator dan berhitung sejenak. Misalnya rata-rata berat badan orang dewasa adalah 62 kilogram dengan kebutuhan protein 0,8 bagian dari berat badannya didapatkan hasil sebanyak 49,6 kilogram. 

Di sisi lain, konsumsi daging sapi menyumbangkan emisi gas rumah kaca sebesar 49,89 kilogram/100 kilogram protein (Poor and Nemecek, 2018). 

Mengikuti tren diet rendah karbon, setiap orang dapat mengurangi emisi karbon di udara kurang lebih sebesar 24,74 kilogram setiap harinya. Apabila 50% masyarakat global menerapkan pola konsumsi tersebut, bayangkan berapa kilogram karbon yang dapat dikurangi setiap harinya. Isi piring rendah karbon memungkinkan untuk diperluas hingga ke produk olahan lain seperti susu. 

Substitusi susu dengan plant based milk seperti susu gandum, susu kedelai, dan susu almond dengan kandungan nutrisi yang kurang lebih sama dengan susu sapi. Dari penelitian Poore and Nemecek (2018), susu menyumbang 9,5 kilogram emisi CO2 per 100 gram protein. Apabila substitusi susu dari tumbuhan dapat dikembangkan nutrisinya sehingga penerimaan organoleptik dari konsumen menjadi lebih baik, pemangkasan konsentrasi karbon menjadi semakin efektif.

https://jejakkarbonku.id/

jejakkarbonku.id

Daftar Pustaka :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun