Mohon tunggu...
Evelyn Gabriella Suliantoro
Evelyn Gabriella Suliantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang gadis penyuka matcha dan senja Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pacar Baru Unlocked : Cinta Belajar

29 Januari 2023   20:32 Diperbarui: 29 Januari 2023   20:38 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ada banyak inspirasi yang dapat kita ambil dari tokoh-tokoh terkenal di dunia. Pertama, Serena Williams. Bagi pecinta olahraga tenis, nama tersebut sudah sering wara-wiri di telinga. Seorang atlet sepertinya tidak selalu mengalami pencapaian beruntun dengan jalan kehidupan yang senantiasa mulus. Dalam perjalanan karier, Serena pernah mengalami fase kelam yang ditandai dengan kegagalan. Namun, seorang Serena Williams berhasil membuktikan pada dunia bahwa kegagalan bukanlah akhir segalanya. Walaupun dia sudah terkenal, ia tetap memiliki kerendahan hati untuk mendengarkan dan terbuka terhadap saran Patrick Mouratoglou, seorang pelatih akademi tenis, untuk kembali mempelajari dasar-dasar gerakan tenis. Serena memang bukan lagi seorang pemula, tetapi ia memberanikan dirinya untuk berpikir kembali dan belajar ulang, mengevaluasi hal-hal yang selama ini menghambat progressnya. Dari sini kita belajar bahwa kesuksesan tidak memiliki garis finish. Sukses tanpa senantiasa belajar akan menghambat pertumbuhan untuk mencapai kesuksesan lainnya.

Kedua, pembelajaran berharga juga datang dari Steve Jobs. Kisah inspiratif dimana jatuh bangun seorang bos besar perusahaan Apple ini tidak dalam track yang mulus untuk mencapai kata sukses. Bahkan, ketika perusahaan Apple Computer sudah berdiri dan beroperasi pun, Steve yang notabene sebagai pendirinya sempat dipecat dan membuat Steve menjadi pengangguran. Kegagalan ini tidak didefinisikan sebagai akhir olehnya, tetapi menjadi sebuah awal kebangkitan karir sampai namanya tenar dikenal hingga sekarang. Seperti statement Steve yang menginspirasi, "Stay hungry, stay foolish", hendaknya kita pun jangan mudah puas dan mau untuk terus belajar.

Dari kedua cerita di atas, kita tak dapat menghindari fase kegagalan dalam hidup. Namun, perbedaan perspektif dan respon kita menentukan output yang dihasilkan dari fase tersebut. Ada yang menganggap kegagalan sebagai jurang kehancuran, ada pula yang menyikapi kegagalan sebagai batu loncatan untuk sebuah kebangkitan. Yang manakah kamu?

Berkenalan dengan kegagalan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan ketika teman kita ini datang berkunjung sebagai tamu dalam proses hidup kita. Pertama, plan for the worst. Loh, apakah itu berarti kita harus menjadi manusia yang serba pesimis? Tidak. Kalau begitu, harus selalu percaya diri? Tidak juga. Baik kepercayaan diri berlebih ataupun sikap pesimis sama-sama tidak membangun. Angan-angan dan ekspektasi kita dapat membiaskan penilaian kita terhadap realita dan kemampuan diri sendiri.

Apabila rencana kita gagal, kita tidak mungkin menangisi itu 7 hari 7 malam bukan? Maka, selalu bersiaplah menghadapi skenario terburuk dan siapkan rencana cadangan. Hidup selalu penuh kejutan dan kita pun juga harus siap untuk "dikejutkan". Kedua, take responsibility. Alangkah baiknya kegagalan tidak membuat kita mencari kambing hitam. Kambing yang benar-benar berwarna hitam saja belum tentu mau dijadikan objek kesalahan, apalagi orang lain. Mulai bertanggungjawab dan berani mengakui kesalahan menjadikan kita lebih dewasa dalam menyikapi hal-hal yang akan datang. Ketiga, be resourceful. Seperti sang kancil, banyak akal sangatlah menolong kita untuk menemukan pintu-pintu lain saat satu pintu tertutup. Ya, walaupun pintu tertutup bisa didobrak atau diucapkan salam "permisi", tetapi dalam hidup kita perlu menyadari bahwa tidak semua pintu dapat terbuka bahkan ketika kita memiliki privilege sekalipun. Terakhir, focus on the good. Berfokus pada hal-hal yang bisa kita ubah dan perbaiki menolong kita untuk keluar dari pikiran negatif yang sering bersarang dalam pikiran. Jika dirasa susah fokus karena pikiran negatif, tanyakanlah beberapa pertanyaan berikut kepada diri kita masing-masing.
"Apakah hal tersebut membuat Anda lebih dekat dengan mimpi Anda ataukah malah menjauhkan Anda dari rasa syukur atas hal-hal baik yang sudah dimiliki?"
"Bagaimana perasaan Anda jika tidak memikirkan hal itu, apakah lebih nyaman?"

Pada kenyataannya, memang tidak semua orang cinta buku tebal. Alih-alih dibaca, sebagian orang lebih memilih menjadikannya bantal. Pun tidak semua orang dapat langsung bangkit setelah dilanda kegagalan. Masing-masing dari kita memiliki cara dan proses yang berbeda dalam unlearn-relearn itu sendiri. Namun, ada satu hal yang sama yaitu zona pertumbuhan. Setiap manusia dihadapkan dengan 4 zona kehidupan yang sama yaitu comfort zone, fear zone, learning zone, dan growth zone. Cepat atau lambat, hidup akan membawa kita meninggalkan zona nyaman itu dan memasuki zona yang lain. Layaknya rollercoaster, ups and downs kehidupan dapat muncul dalam bentuk apapun seperti rasa takut, mudah terpengaruh oleh emosi dan keadaan, membandingkan diri dengan hidup orang lain, dan lain sebagainya. Namun, bila kita mengizinkan growth mindset itu hadir dan memberi diri kita kesempatan untuk aktualisasi diri, pada akhirnya kita pun akan sampai pada zona pertumbuhan terakhir yaitu growth zone. Apakah dengan begitu perjalanan hidup kita selesai? Tidak, hidup akan terus berlanjut. Tantangan akan terus ada. Masalah akan tetap menghantui. Dan umur orangtua kita akan terus bertambah. Akan tetapi, di saat yang sama, harapan akan terus menerangi. Mimpi akan terus memanggil untuk dikejar. Keinginan untuk membahagiakan orang-orang yang kita sayang akan terus bergelora. Dan kesuksesan akan terus menunggu untuk ditemukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun