Mohon tunggu...
Evelin Leony Febrianti
Evelin Leony Febrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Cewek cantik yang hobinya menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

People Pleaser Bukan Penyakit Mental

24 Januari 2024   11:26 Diperbarui: 24 Januari 2024   11:48 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah kamu adalah seseorang yang sulit untuk mengatakan "tidak" pada seseorang? Mungkin saja kamu adalah people pleaser. Apa itu people pleaser? Apa ciri-cirinya? Bagaimana seseorang bisa menjadi people pleaser? Apakah seseorang bisa berhenti dari kebiasaan people pleasing? Oleh karena itu artikel ini akan membantu anda semua akan mengupas apa sebenarnya people pleaser itu. 

Apa itu people pleaser? 

People pleaser adalah seseorang yang akan terus melakukan segala hal yang membuat orang lain senang walaupun sebenarnya hal tersebut bertentangan dengan apa yang ia pikirkan. People pleaser bukanlah termasuk penyakit mental, tetapi apabila seseorang terus mempertahankan sifat people pleasingnya, maka hal tersebutlah yang membuat mentalnya rusak. 

Mengapa demikian? Karena people pleasing itu bisa membuat seseorang menjadi lebih mudah cemas karena mereka selalu merasa jika perasaan orang lain adalah tanggung jawabnya sehingga mereka rela melakukan apapun bahkan mereka rela untuk meminta maaf walaupun kesalahan itu bukan berasal darinya. 

Tujuan mereka melakukan hal tersebut adalah agar orang lain menyukai dirinya. Oleh karena tujuannya itu, people pleaser cenderung memiliki self-esteem yang rendah. Bahkan mereka menilai diri mereka dari seberapa banyak pujian dan pengakuan yang diterima dari orang lain setelah ia memberikan segalanya untuk orang lain. Lalu jika tidak ada seseorang yang memujinya? Mereka akan merasa bahwa dirinya tidak layak dan tidak bernilai. 

Ketika mereka merasa bahwa dirinya tidak layak dan tidak bernilai itulah rasa cemas akan muncul. Isi kepala mereka otomatis akan mengatakan hal-hal yang negatif yang tentunya akan mereka pendam sendiri juga dan berujung pada stres dan depresi.  Maka dari itu pula tak heran jika people pleaser sangat menghindari konflik sebab mereka takut jika dikucilkan. Tak heran pula ketika ada pemilihan suara, people pleaser akan ikut memilih atau setuju dengan suara terbanyak.

Apa yang membuat seseorang menjadi people pleaser? 

Ada banyak penyebab seseorang menjadi people pleaser, tetapi alasan utama seseorang bisa menjadi people pleaser yaitu salah satunya adalah karena trauma. Dilansir dari artikel resmi Siloam Hospitals, trauma merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh kejadian atau pengalaman buruk yang menimpa korbannya. Trauma ini bisa disebabkan oleh banyak hal seperti adanya kecelakaan, bencana, dan kekerasan fisik maupun mental. 

Seperti misalnya ketika ada seseorang  yang sedari kecil sering menerima kekerasan fisik maupun mental oleh orang tuanya hanya karena ia melontarkan pendapatnya yang berbeda. Tanpa disangka, hal tersebut membuat dirinya trauma untuk menyampaikan pendapatnya dan memilih menyimpan semua pendapatnya sendiri karena tidak memiliki ruang untuk mengatakannya. Seseorang tersebut akan merasa ketika ia mengutarakan pendapatnya yang berbeda dapat menimbulkan konflik yang dapat mengancam dirinya, sehingga di dalam benaknya terbentuk jika ia ingin bertahan hidup di dalam kehidupan sosial, dia harus menjadi apa yang orang lain harapkan.

Hal tersebut juga akhirnya membuat seseorang menjadi tidak memiliki kekhasan dalam dirinya. Karena ia cenderung mengikuti orang lain dan mengenyampingkan dirinya. Mereka akan selalu merasa tidak enak ketika pendapatnya berbeda dengan orang lain. Maka dari itu, timbullah sifat people pleasing pada seseorang. Mereka akan mengatakan "ya" tidak bisa mengatakan "tidak" kepada orang lain. 

Apakah seorang people pleaser akhirnya memendam segalanya sendirian?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun