JALAN KAKI MENIKMATI KOTA DARWIN
Oleh: Eveline Bayu
JALAN KAKI MENIKMATI KOTA DARWIN
Oleh: Eveline Bayu
Salah cara saya untuk berhemat ketika berlibur di luar negeri ialah mencari penginapan yang terletak di tengah kota, dekat dengan stasiun kereta api atau bis. Biasanya tariff penginapan yang terletak di tengah kota lebih mahal, tetapi saya bisa menghemat waktu dan biaya transportasi. Saya dapat berjalan kaki menikmati suasana kota dan mencari makan.
Hal ini saya lakukan ketika saya sedang berada di Darwin. Saya memilih penginapan yang berada di Knuckey Street, Darwin. Lokasinya tengah kota dengan pemandangan pelabuhan dan kota. Dekat dengan pusat perbelajaan, halte bis, pertokoan, rumah makan dan hanya sekitar 15 menit ke bandar udara.
Jalan -- jalan saya dimulai dengan mengunjungi Chinese Temple Darwin yang terletak di 25 Wood Street, Darwin, NT. Disini terdapat kuil dan Chinese Museum. Untuk melihat museum, harus membuat janji terlebih dahulu dan dikenakan biaya sebesar $4 untuk dewasa. Karena saya awalnya tidak berencana ke museum, saya tidak membuat janji. Akhirnya saya hanya dapat menikmati kuil saja. Museum buka pada hari Jumat dan Minggu, pukul 10.00 -- 14.00. Untuk membuat janji mengunjungi museum, dapat menhubungi nomer +61488595881.
Chinese Temple buka setiap hari, pukul 08.00 -- 16.00. Chinese Temple Darwin awalnya dibangun pada tahun 1887. Beberapa kali terkena badai, mengalami kerusakan dan dibangun ulang. Terakhir terkena Cyclone Tracy pada tahun 1974 dan dibuka kembali pada tahun 1978. Agama yang dipraktekan pada kuil ini ialah Budha, Taoism dan Confucianism. Disebelah kuil terdapat sebuah bangunan kecil yang dinamakan Memorial Chapel. Di halaman terdapat beberapa patung dewa-dewa.
Jalan kaki dilanjutkan ke Civic Park. Civic Park berada di 17 Harry Chan Avenue, Darwin. Di dekat Civic Park terdapat halte bis (Darwin Bus Interchange) dan perpustakaan umum. Saya berhenti, duduk sejenak, menikmati rimbunnya pepohonan dan suasana taman yang sejuk. Di taman ini sering diadakan acara. Terpata beberapa stan untuk pembelian tiket wisata seperti hop on hop off bus.
Lanjut jalan menuju Browns Mart. Browns Mart terletak di 12 Smith Street, Darwin. Gedung ini merupakan gedung tertua di pusat kota. Dibangun pada tahun 1885 untuk keperluan bisnis V. L. Solomon and Company. Kemudian digunakan oleh Royal Australian Navy sebagai Naval Headquarters, HMAS Melville pada perang dunia kedua, karena lokasinya dekat pelabuhan. Pada tahun 1974 terkena Cyclone Tracy dan diperbaiki pada tahun 1976. Sekarang gedung ini digunakan sebagai theatre.
Dari Browns Mart, menyeberang jalan, setelah beberapa langkah, saya menjumpai Towns Hall Ruins. Dulunya dikenal dengan nama Palmerston Town Hall. Terdapat reruntuhan (berupa dinding) yang dulu merupakan gedung untuk Balai kota Council and Palmerston Institute. Terakhir gedung ini digunakan sebagai museum mulai tahun 1968.Gedung ini kemudian dikenal dengan nama Old Town Hall. Gedung ini hancur akibat Cyclone Tracy pada tahun 1974.
Selanjutnya saya menuju The Mall. Berbeda dengan mall di Indonesia yang berdiri megah dan tinggi. The Mall merupakan deretan toko-toko dengan pepohonan dan tempat duduk di tengah. Terdapat beberapa toko yang menjual souvenir, cocok untuk buah tangan. Gantungan kunci dan magnet kulkas harganya berkisar $4 - $6 per buah. Ada juga yang menjual paketan, 1 pak isi 6 gantungan kunci, dengan harga sekitar $8 - $12. Karena di Australia, terutama Northern Territory banyak terdapat buaya, maka terdapat beberapa souvenir (gantungan kunci, magnet kulkas, hiasan, pembuka botol dan lainnya) yang menggambarkan buaya.
Bagi yang mau mengenal sedikit budaya aborigin, disini juga terdapat beberapa toko yang menjual kerajinan tangan dan barang-barang dengan motif Aborigin. Harganya lebih mahal dibandingkan barang pada umumnya, karena kualitas dan desainnya yang bagus.
Saya menikmati makan siang di food court. Menu yang tersedianya sebagian besar menu Asia, seperti masakan Thailand, masakan India dan Chinese noodle. Mungkin karena di Darwin banyak terdapat orang Asia, maka banyak tersedia makanan Asia. Harganya berkisar $ 17 - $25 per porsi.
Setelah kenyang, saya berjalan menuju Cavenagh Street. Saya mengunjungi toko souvenir Ware 73 Emporium. Disini menjual juga menjual barang-barang bernuansa India. Kemudian saya menyeberang jalan, menuju ke Vinnie. Vinnie merupakan toko second hand (terutama pakaina, sepatu, buku dan peralatan dapur) yang banyak tersebar di Australia. Saya mengakhiri jalan-jalan dengan belanja makanan untuk makan malam di supermarket Woolworths, lalu kembali ke hotel. Nah salah satu cara saya untuk berhemat ialah dengan membeli makan malam atau makan pagi berupa makanan beku di supermarket. Saya tinggal memanaskan di microwave, karena hotel biasanya menyediakan microwave. Harga 1 pak makanan beku berkisar $5 - $8, dengan menu yang bervariasi. Saya menghabiskan malam dengan duduk di balkon kamar, menikmati pemandangan kota di malam hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H