Di Kalimantan Tengah, tepatnya di Kabupaten Katingan terdapat acara hinting pali. Hinting pali ialah pemasangan rambu-rambu atau tanda larangan, biasanya tanda itu dipasang (berupa daun sawang dan rotan) oleh penyelenggara upacara ritual agama Hindu Kaharingan di depan pintu rumah atau tempat sekitar upacara Tiwah. Salah satu sesajen yang disiapkan untuk upacara hinting pali ialah kue cucur.
Di Kalimantan Tengah, tepatnya Sampit, terdapat tradisi Mandi Safar. Mandi Safar dilakukan dengan cara menceburkan diri ke Sungai Mentaya. Ini dilakukan agar terdapat saling menghargai, mengakrabkan dan menguatkan rasa persatuan antar masyarakat. Setelah mandi, masyarakat berkumpul dan berdoa. Lalu dilanjutkan dengan memperebutkan aneka makanan yang dibentuk seperti gunungan, terdiri dari empat puluh satu jenis kue tradisional, diantaranya kue cucur.
Jadi siapa sangka kue cucur yang bentuknya sederhana, tidak hanya memberikan rasa yang enak, tetapi juga menjadi pelengkap upacara adat di berbagai daerah.
Sumber :
Amirullah, Muhammad, Representasi Makna Simbolik dalam Ritual Perahu Tradisional Sandeq SukuMandar di Sulawesi Barat,Universitas Hasanudin, 2015.
Fardayanti, Yanti dan Nurman, Jurnal Humanus, Â Eksistensi Tradisi Juadah Melestarikan Solidaritas dalam Upacara Perkawinan, Humanus Vol. XII, No. I , 2013.
Kamal, Fahmi, Perkawinan Adat Jawa dalam Kebudayaan Indonesia, Jurnal Khasanah Ilmu Vol. 5, No. 2, September 2014.
Kurniasari, Nendah, Christina Yuliaty, dan Nurlaili, Dimensi Religi dalam Pembuatan Pinisi, Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 2012
Mariatie,Hinting Pali dalam Upacara Tiwah (Perspektif Hukum Hindu),Satya Dharma Vol III No. 1 Oktober 2015.
Sartini,Ritual Bahari di Indonesia antara Kearifan Lokal dan Aspek Konservasinya, Jurnal Jantra Vol VII, Hal 42-50, 2012.