Mohon tunggu...
Eveline Yulianti Bayu
Eveline Yulianti Bayu Mohon Tunggu... Akuntan - Ibu rumah tangga yang tinggal di outback Australia, mencintai budaya dan traveling.

Always look at the bright side https://evelinegoesholiday.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Balai Pemuda Surabaya Sebagai Ruang Publik dari Masa Ke Masa

29 September 2015   08:59 Diperbarui: 29 September 2015   09:17 1613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BALAI PEMUDA SURABAYA SEBAGAI RUANG PUBLIK DARI MASA KE MASA

Oleh : Eveline Y. Bayu

Melintasi jalan Gubernur Suryo Surabaya, mata kita akan tertuju pada sebuah gedung bergaya ekletisisme (gaya campuran yaitu neo gothic, renaissance dan klasika romanika) yang masih terawat. Gedung tersebut dikenal dengan nama Balai Pemuda, merupakan salah satu bangunan cagar budaya. Balai Pemuda bukan hanya memiliki nilai sejarah, tetapi juga merupakan ruang publik kota sejak jaman Belanda hingga kini.

[caption caption="Gedung Balai Pemuda dalam perawatan bagian atapnya."][/caption]

Awalnya Balai Pemuda bernama De Simpangsche Societeit (Simpangsche Club) yang artinya tempat asosiasi kaum elite. De Simpangsche Societeit dibangun pada tahun 1907 oleh Wakan Westmaes di pojokan jalan Pemuda (dahulu Simpang) dan jalan Yos Sudarso (dahulu Dijkermansstraat). Tempat ini digunakan untuk pesta dansa, acara minum teh, bowling khusus untuk orang Belanda. Di ruang makan De Simpangsche Societeit terdapat meja makan yang berisi beragam makanan. Orang Belanda makan sambil menikmati musik (piano dan cello). Penduduk pribumi dilarang masuk ke dalam gedung De Simpangsche Societeit. Hal ini sesuai dengan tulisan yang terdapat di depan gedung: VERBODEN VOOR HONDEN EN INLANDER (Dilarang bagi orang pribumu dan anjing). Tulisan tersebut masih utuh hingga sekarang. Beberapa meja makan, piano dan barang lainnya sekarang menjadi koleksi Museum Suarabaya di jalan Tunjungan.

[caption caption="Piano yang digunakan untuk menghibur masyarakat Belanda di De Simpangsche Societeit"]

[/caption][caption caption="Meja makan yang digunakan di De Simpangsche Societeit sekarang tersimpan di Museum Surabaya"]
[/caption]

[caption caption="Tugu dengan tulisan VERBODEN VOOR HONDEN EN INLANDER di depan Balai Pemuda Surabaya"]

[/caption]

Setelah Indonesia merdeka dan Belanda meninggalkan Indonesia pada tahun 1945, gedung De Simpangsche Societeit dikuasai oleh Pemuda Republik Indonesia (PRI) dan juga dijadikan markas Pemuda Arek-Arek Suroboyo. Pada tahun 1950 gedung ini dikuasai oleh Penguasa Militer Propinsi Jawa Timur dan sebagai pelaksana Penguasa Militer adalah KMKB Surabaya.

Pada tanggal 12 Desember 1957 Komandan KKMB Surabaya menyerahkan gedung De Simpangsche Societeit kepada Ketua Dewan Pemerintah Daerah Kota Praja Surabaya. Selanjutnya Pemerintah Daerah menggunakan gedung ini sebagai balai pertemuan umum (untuk pesta, rapat, seminar dan pameran) dan mengganti namanya dengan Balai Pemuda. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surabaya bekerjasama dengan Surabaya Tourism Promotional Board (STPB) menjadikan Balai Pemuda sebagai bangunan cagar budaya. Surabaya Tourism Promotional Center (STIC) yang merupakan pusat informasi bagi para wisatawan juga berada di gedung Balai Pemuda.

Saat terjadi G30S/ PKI tahun 1965, Balai Pemuda menjadi saksi kegiatan para pemuda yang tergabung dalam Front Pemuda. Saat itu Balai Pemuda digunakan sebagai markas Front Pemuda, KAMI dan KAPPI.

Tahun 1971 – 1972 bagian timur gedung Balai Pemuda mengalami kerusakan. Walikotamadya Surabaya, R. Soekotjo merubah gedung ini dan selesai pada tahun 1972 dan dikenal dengan nama Balai Pemuda Mitra. Pada tahun 1974 Balai Pemuda digunakan sebagai sekretariat Federasi Pemuda Indonesia dan KNPI.

Pada tahun 1960an – awal 1980an banyak musisi jazz yang tampil secara rutin di Balai Pemuda, salah satunya adalah Buby Chen. Tahun 1980an hingga sekarang bagian utara Balai Pemuda digunakan untuk tempat Dewan Kesenian Surabaya (DKS) sebagai Pusat Pagelaran Kesenian Surabaya (PPKS). Disini sering diadakan pameran lukisan.

[caption caption="Ruang yang digunakan untuk DKS dan pameran lukisan"]

[/caption]

Pada bulan Juni 2009 Pemerintah Surabaya bekerja sama dengan House of Sampoerna (dari PT Sampoerna) mengadakan rute wisata cagar budaya yang dikenal dengan nama Surabaya Heritage Track Bus secara cuma cuma dengan salah satu rutenya ialah Balai Pemuda.

Di halaman parkir Balai Pemuda akan terlihat sebuah bis dengan tulisan Surabaya Shopping and Culinary. Sejak bulan November 2013 Pemerintah Surabaya mulai mengoperasikan bis wisata Surabaya Shopping and Culinary dengan rute Balai Pemuda - Balai Kota Pemerintah Kota Surabaya - Undaan - Pasar Atom - Pegirian - Masjid Ampel - lTC - Jl. Walikota Mustajab/ Ondomohen - Ketabang Kali - Simpang Dukuh - Balai Pemuda. Selain itu ada rute baru mulai Maret 2015 yaitu Balai Pemuda - Balai Kota - Taman Ekspresi - Tugu Pahlawan - Museum Kesehatan - Museum BI - Jembatan Merah Plaza. Biaya yang dikenakan untuk satu kali perjalanan ialah Rp 7.500/ orang.

Rumah Bahasa diresmikan pada bulan Februari 2014. Tujuannya ialah memberikan pelatihan bahasa gratis kepada masyarakat Surabaya, terutama supir taxi, supir bis, becak dan pelajar. Adapun kelas bahasa yang disediakan ialah bahasa Inggris, Mandarin, Perancis, Jerman, Jepang, Thailand, Arab, Belanda, Korea, Jawa, Indonesia dan Rusia. Rumah Bahasa buka setiap hari kecuali hari libur nasional. Selain itu Rumah Bahasa juga memberikan konsultasi di bidang investasi, perdagangan dan jasa, Koperasi dan UMKM, ketenagakerjaan, informasi dan teknologi. Disini juga disediakan buku-buku yang bertema bahasa, traveling dan ekonomi.

[caption caption="Bagian dalam Rumah Bahasa."]

[/caption]

[caption caption="Tampak luar Rumah Bahasa di Balai Pemuda Surabaya"]

[/caption]

Perpustakaan umum diresmikan pada bulan Mei 2014. Perpustakaan umum kota Surabaya buka setiap hari hingga pukul sembilan malam, kecuali hari libur nasional. Semua orang dapat menjadi anggota perpustakaan ini secara gratis. Berbagai koleksi buku tertata rapi disini, seperti buku pertanian, ekonomi, management, sejarah, agama, arsitektur dan interior, hobby, kerajinan tangan, psikologi, etika, komik, komputer, kesehatan dan kedokteran, buku pelajaran dan novel. Disini juga disediakan ruang khusus bagi anak anak (Children Library dan Children Play Land), BI Corner dan Korean Corner. Pada siang hari perpustakaan ini ramai dikunjungi pelajar sepulang sekolah. Sepulang sekolah diadakan bimbingan belajar gratis untuk pelajaran matematika, bahasa Inggris, bahasa Korea, Biologi, bahasa Indonesia.

[caption caption="Tampak depan Perpustakaan Umum di Balai Pemuda Surabaya"]

[/caption]

[caption caption="Masjid dengan lahan parkir di Balai Pemuda"]

[/caption]

Balai Pemuda sebagai ruang publik telah menjadi saksi kehidupan masyarakat Surabaya sejak jaman penjajahan Belanda. Awalnya sebagai tempat hiburan masyarakat Belanda, kemudian beralih fungsi menjadi markas organisasi kepemudaan dan politik. Sampai akhirnya menjadi tempat pengembangan seni, ruang pameran, sumber informasi pariwisata, perpustakaan dan pendidikan bahasa. Disamping itu Balai Pemuda juga menjadi salah satu tujuan wisata sejarah di Surabaya. Terima kasih kepada Pemerintah Surabaya yang telah merawat Balai Pemuda dan memberi manfaat bagi masyarakat Surabaya. Semoga bangunan cagar budaya lainnya di seluruh Indonesia dapat dirawat dengan baik dan dimanfaatkan sebagai ruang publik untuk kesejahteraan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun