Mohon tunggu...
Evelina
Evelina Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

Senang belajar hal baru dan berorientasi pada detail serta memiliki aspirasi untuk mencari berita di bidang pendidikan, bisnis, digital, film, hiburan, dan psikologi. Up to date dalam berita-berita terkini dalam negeri.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Waspadai Penipuan Video Call dengan AI!

19 Juni 2023   14:00 Diperbarui: 19 Juni 2023   14:03 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini masyarakat digemparkan dengan penipuan Video Call Deepfake yang menggunakan AI. Salah satu kasusnya ialah Pria China yang tertipu Video Call Deepfake yang berakibat pada kerugian Rp 9,1 Miliar. Penipu memanfaatkan teknologi AI sehingga wajah, badan, hingga suara nya persis seperti manusia sungguhan. Para penipu menggunakan AI Voice Changer untuk mengubah suara mereka sehingga suara mereka dapat persis seperti suara orang lain. Parahnya, AI Voice Changer dapat digunakan secara langsung dalam telpon sehingga penipu akan mudah untuk mengubah suara mereka. 

Walaupun demikian, kita dapat melakukan beberapa tips agar kita tidak terjerumus dalam penipuan ini. Berikut merupakan tips-tips yang dapat dilakukan.

1. Respons dan Interaksi: Perhatikan respons dan interaksi dalam video call tersebut. Jika AI terasa sangat responsif, tanpa adanya jeda atau waktu pemrosesan yang terlihat, itu bisa menjadi indikasi bahwa Anda berbicara dengan AI. AI juga mungkin tidak merespons dengan cara yang manusiawi atau tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang konteks dan emosi manusia.

2. Kemampuan Adaptasi: Video call dengan AI mungkin kurang mampu beradaptasi dengan situasi atau konteks yang kompleks. Jika AI tidak dapat merespons dengan tepat terhadap perubahan atau pertanyaan yang kompleks, itu mungkin menunjukkan bahwa itu bukanlah interaksi manusia yang asli.

3. Deteksi Wajah: Jika ada fitur deteksi wajah dalam video call, perhatikan apakah AI mampu mendeteksi wajah secara akurat dan mengikuti gerakan wajah secara realistis. Jika deteksi wajah terasa tidak alami, atau terjadi kesalahan dalam melacak gerakan wajah, itu bisa menjadi indikasi bahwa itu adalah AI.

4. Perilaku Suara: Perhatikan perilaku suara dalam video call tersebut. Jika AI memiliki suara yang terdengar mekanis, tidak alami, atau terdengar seragam pada setiap interaksi, itu bisa menjadi petunjuk bahwa Anda berbicara dengan AI. Manusia biasanya memiliki variasi suara dan intonasi yang lebih alami.

5. Pertanyaan atau Tantangan: Jika Anda curiga bahwa video call tersebut mungkin dengan AI, Anda dapat memberikan pertanyaan atau tantangan yang memerlukan pemikiran kreatif atau pemahaman kontekstual yang lebih dalam. AI mungkin memiliki keterbatasan dalam memproses informasi yang kompleks dan memberikan jawaban yang relevan.

Selain itu, Anda dapat membuat kode atau password khusus antar anggota keluargamu saja, sehingga apabila terdapat panggilan atau video call yang mencurigakan,anda dapat menanyakan password tersebut. Jika password dijawab salah, maka waspadalah!

Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa teknologi AI terus berkembang, dan ada kemungkinan AI dapat meniru interaksi manusia dengan sangat baik. Dalam beberapa kasus, video call dengan AI mungkin terlihat sangat realistis dan sulit dibedakan dari interaksi manusia yang asli. Oleh karena itu, tetap skeptis dan berhati-hati saat berinteraksi dengan video call yang melibatkan AI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun