Resensi Novel Greatest Delight
Judul buku   : Greatest Delight
Pengarang    : Salma Hadid
Penerbit      : PT. Bukune Kreatif Cipta
Tahun terbit : 2021Â
Tebal buku  : 350 halaman
ISBN Â Â Â Â Â Â Â Â : 978-602-220-393-3
Cetakan      : Cetakan ke-1
Harga        : Rp. 110.000,00 (Pulau Jawa)
Greatest Delight merupakan salah satu buku ciptaan Salma Hadid yang mencuri perhatian banyak remaja, terutama para penyuka K-Pop. Buku ini pertama kali dipublikasikan melalui aplikasi Wattpad dan diterbitkan dalam bentuk cetak di awal tahun 2021.
Buku bersampul hitam dengan paduan warna emas, kuning, dan jingga ini menceritakan tentang kehidupan para mahasiswa baru yang tinggal di asrama milik Pak Bulan dan Bu Wendy. Di awal cerita pembaca akan diajak untuk berkenalan dengan anak-anak asrama yang berjumlah 29 orang. Ada Sammy, Januar, Hugo, Alby, Echan, Claude, Sandi, Putra, Rendi, Felix, Jordan, Erik, Javier, dan Sadam dari basis laki-laki.Â
Sementara itu, dari basis perempuan ada Nako, Cantik, Natalia, Kirin, Chelsea, Clara, Sofia, Emma, Rara, Syifa, Yola, Irene, Sasha, Miranda, dan Holly. Setiap tokoh memiliki konfliknya sendiri, seperti Hugo, Holly, dan Alby yang terjebak dalam kisah asmara berbeda agama, lalu Javier dan Miranda yang dikalahkan oleh ego masing-masing dalam menjalin hubungan, dan yang paling berkesan untuk saya adalah konflik tentang toxic relationship di antara Jordan dan Syifa yang menguras emosi. Namun, konflik dari tokoh lainnya tak kalah menarik untuk diselami.
Tak hanya kisah asmara anak-anak asrama saja yang diceritakan dalam buku ini, tetapi juga kisah persahabatan dan beberapa bumbu horor turut menyertai. Asrama Pak Bulan dikenal sebagai asrama berhantu, beberapa sosok makhluk halus yang ikut tinggal di asrama membuat kehidupan sehari-hari anak asrama dipenuhi oleh kejadian-kejadian janggal. Di samping itu, asrama adalah tempat yang sangat berkesan bagi anak-anak asrama, terutama lantai tiga asrama yang digadang-gadang sebagai tempat pemersatu mereka dan ruang TV yang biasa menjadi tempat berkumpulnya anak asrama saat musim UTS (Ujian Tengah Semester) atau UAS (Ujian Akhir Semester) tiba.
Secara garis besar, buku ini cukup menggambarkan kehidupan remaja di masa sekarang. Konflik cerita yang sering ditemui dalam kehidupan remaja saat ini membawa saya larut dalam alur cerita. Salma Hadid sukses menceritakan berbagai alur yang kompleks dengan bahasa dan pembawaan yang ringan. Kualitas cetakan buku yang unggul dan beberapa bonus pernak-pernik membuat saya semakin tidak menyesal telah membeli buku ini.Â
Akan tetapi, masih terdapat kekurangan dari buku ini. Kesalahan pengetikan atau typo dan diksi yang kurang harmonis menjadikan beberapa kalimat dalam buku ini menjadi sulit untuk dipahami. Banyaknya tokoh yang terlibat sempat membuat saya kebingungan untuk menghafalnya. Selain itu, masih banyak tanda tanya yang bermunculan di kepala saya setelah membaca buku tersebut, terutama mengenai kehidupan masing-masing anak asrama pasca keluar dari asrama Pak Bulan.
Namun, buku ini tetap sangat menarik untuk dibaca karena cerita yang disajikan memiliki nilai-nilai yang dapat diambil dan dijadikan sebagai pelajaran, khususnya oleh para remaja. Greatest Delight memberikan kesan yang mendalam bagi para pembacanya.
     Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H