sumber : kompasiana.com
‘One Day One Article’ . Oh sungguh komitmen yang membangunkan kembali semangatku yang tertidur sekian lama.  Dulu.. aku pernah mempunyai niat seperti itu, tetapi karena alasan klise, akupun tidak serius melakukannya. Kini karena tergelitik oleh kalimat dari  KutuBuku : ‘Kalau tak mengenal sosok Tjiptadinata Effendi, diperkirakan kurang gaul’,  (dan karena aku ingin gaul.. khususnya dibidang tulis menulis....) maka kubuka dan search artikel yang telah ditulis oleh bapak Tjiptadinata Effendi dan juga tulisan sahabat lain tentang dia.
Wow… ternyata  banyak kejutan kutemui dari diri bapak Tjiptadinata Effendi, dan tiba-tiba muncul rasa  kagumku padanya.  (@ bu Roselina… terima kasih sudah mengijinkan kami mengenal sosok bapak Tjiptadinata Effendi dengan tulisannya yang telah banyak membuka pikiran dan menginspirasi jutaan orang).
Aku senang sekali dengan niat KutuBuku mengapresiasi bapak Tjiptadinata Effendi dalam rangka ulang tahunnya yang ke 73 tahun pada 21 Mei 2016, dengan mengajak para Kompasianer untuk menuliskan sosok dan kiprahnya sebagai Lelaki Tua dan Karyanya.
Meskipun aku tidak terlalu aktif menulis di Kompasiana dan baru mengenal pak Tjiptadinata Effendi lewat sebagian karyanya yang kubaca, aku ingin ikut berpartisipasi di moment ini.
Terus terang, komitmen pak Tjiptadinata itu mengusikku…  kalau pak Tjip bisa , aku juga harus bisa..
Aku ingin belajar untuk konsisten dengan komitmen seperti yang dilakukan pak Tjip.
Karena konsistennya itu, dia dalam satu hari bisa menulis dan upload beberapa artikel.
Buatku bisa mulai konsisten satu artikel tiap hari saja sudah bagus sekali.  Maklum..  aku  masih ‘pupuk bawang’  dibidang tulis menulis. Dan masih harus banyak belajar dari para pakar menulis  yang  bergabung juga di Kompasiana.
Tak  lupa dikesempatan ini kusampaikan ‘terima kasih’ juga untuk Kompasiana yang memberi wadah bagi semua orang untuk menyalurkan karyanya.
Acungan jempol untuk Pak Tjiptadinata Effendi yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 Mei 1943. Disamping kesibukannya bersama isterinya (Roselina), juga dengan 2 putra (Irmansyah Effendi & Irwan Effendi) dan satu putri (Irianty Effendi) Â beserta cucu-cucunya; pak Tjip masih menyempatkan diri berbagi lewat tulisan-tulisannya yang menginspirasi.
Terus terang… komitmen yang pak Tjip lakukan dengan tiap hari mengupload tulisan di Kompasiana ‘menyolekku’ … mengingatkanku kembali akan tips menjadi penulis yang pernah ku baca, yaitu : Menulis… Menulis..  dan Menulis…
Gelar sebagai ‘Kompasianer of the Year 2014’ yangditerima  pak Tjip adalah satu bukti bahwa niat dan ketekunan yang baik dalam menulis sungguh bernilai.
Diusianya  yang ‘senior’ ini, tulisan pak Tjip di Kompasiana selalu mendapatkan banyak komentar dan nilai.  Pak Tjiptadinata Effendi menjadi motivasi bagi orang lain untuk tetap menulis . Bahkan bagi yang belum menulis,dia anjurkan untuk mulai menulis. ‘Karya tulis kita, akan berumur jauh lebih panjang daripada umur penulisnya sendiri', katanya di Kompasiana tanggal 26 Januari  2016.
Bahkan, ketika  3 buku karya meditasinya jadi referensi di Wikipedia , Pak Tjiptadinata Effendi memberi contoh untuk ingat bersyukur ketika sebuah pencapaian terjadi.
 ( http://www.kompasiana.com/tjiptadinataeffendi21may43/bersyukur-3-buku-karya-saya-dijadikan-referensi-wikipedia_56a7756cba9373090bec5e0f)
Saat aku menelusuri tulisan pak Tjiptadinata Effendi di Kompasiana, kutemui beberapa artikelnya yang berbicara tentang  ‘Menulis’ . Artikel ini menambah pengetahuanku dan juga menjadi pelajaran bagiku sebagai penulis pemula.
- Menulis Cara Paling Efektif Cegah Post Power Syndrome (16 Mei 2016)
 ( http://www.kompasiana.com/tjiptadinataeffendi21may43/menulis-cara-paling-efektif-cegah-post-power-syndrome_5739c1ee117b6105093ccfb1) - Jangan Lupa, Tulisan Kita Kelak Jadi "Brand" bagi Anak Cucu (22 april 2016)
- Menyibak Misteri Dibalik Dunia Tulis Menulis(21 januari2016)
Saat tulisan ini kubuat, tercatat artikel di kompasiana yang ditulis pak Tjiptadinata sejak bergabung pada 15 Oktober 2012. Ada 1.946 artikel yang sudah dibaca oleh 2.069.570 Â orang , dan 390 artikel menjadi headline. Bahkan pengikutnya di Kompasiana saat ini mencapai 1.874 orang. Â Dia juga mengikuti 1.381 orang -- yang mencerminkan bahwa dia juga selalu siap belajar dari orang lain --
Topik yang ditulis oleh pak Tjip beragam dan mengundang decak kagumku.  Sharing pengalaman hidup yang penuh makna, memberi dorongan dan kekuatan bagi kompasianer. Bahkan sering judul artikelnya sengaja dibuat beda  ... yang mengundang tanya...’Koq gitu ?’.  Namun setelah kita membaca artikel itu, ternyata dia hanya mau mengajarkan bahwa ‘kita jangan menilai orang dari bungkusnya, tetapi harus lihat isinya’ .
Jadi aku tidak heran, kalau setiap artikelnya dibaca, dikomentari, dinilai banyak orang.
Karenanya aku ingin ber’guru’ padanya lewat tulisan-tulisannya itu. Dengan disertai mimpi.. suatu saat bisa bertemu muka dengan pak Tjiptadinata Effendi, dan berfoto bersama. Hm.. karena aku suka mengabadikan momen yang membuatku bahagia. (Semoga pak Tjip berkenan…. terima kasih..).
Bapak yang satu ini (pak Tjiptadinata Effendi) boleh dikata ‘seorang senior yang melek teknologi’.
Karena dia punya akun Facebook (www.facebook.com/Tjiptadinata.effendi) , juga punya akun twitter (@tjiptadinata). Tulisan yang dia upload di Kompasiana, dia share-kan ke facebook dan twitter.
Dengan demikian banyaklah orang yang bisa belajar ‘menjalani kehidupan’ dari dirinya.
Bahkan buku yang sudah ditulisnya juga ikut mengisi ‘Amazon.com’, yaitu  ‘The Power of Dream’ Kekuatan Impian dan ‘Enlightenment’ Mencapai Pencerahan Diri.
Di perjalanan hidupnya yang diwarnai dengan tawa dan tangis, pak Tjiptadinana Effendi sudah mengajarkan nilai-nilai luhur kepada banyak orang. Bahkan ajaran KASIH sudah tertanam sungguh dalam di hati keluarganya.
Pembaca Kompasiana bisa melihatnya lewat tulisan ‘Papa Mama Ini Semua Isi Tabungan Saya ‘
Hidupberbagi sudah tertanam di hati anaknya  yang belum genap 6 tahun. Dan menurutku, anaknya itu bisa mempunyai hati ‘Kasih’ , karena telah melihat apa yang sudah dilakukan orang tuanya.
Kisah inipun mengajarkan kepada pembaca Kompasiana bahwa ‘ Tidak harus kaya dulu, baru bisa berbagi’, juga mengingatkan kepada pembaca bahwa‘anak belajar dari orang tua, mereka melihat dan mendengar dan mengikuti orang tuanya’.
Pak Tjiptadinata Effendi memang banyak menceritakan pengalaman hidupnya, namun dia tidak sembarang bicara, kejujuran dan kebenaran saja yang ingin dia sampaikan. Â Dia mengisi karya tulisannya dengan hal yang bermanfaat bagi banyak orang, jauh dari kebencian, sehingga tulisannya layak dibaca siapa juga. Teladan bagi penulis pemula sepertiku.
‘Tulisan umurnya lebih panjang dari penulisnya’. Karya dan pengalaman hidup yang menginspirasi, yang menguatkan, yang memberi pengetahuan, yang membuat bahagia tetap diperlukan sepanjang manusia ada. Pak Tjip bisa sampai pada tahap dan pencapaian seperti sekarang ini , karena kemauan dan  kerja keras serta konsisten pada komitmen.
 Dan menurutku, yang juga perlu di iman-i adalah bahwa disetiap kejadian kehidupan kita, ada Tuhan yang mengasihi kita.
Berbekal peribahasa ‘Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit’ , akan kumulai perjalanan menulisku dengan ‘One Day One Article’.
Akhir kata, kupersembahkan lagu karyaku bersama salam ‘Selamat Menjelang Usia ke 73’ untuk pak Tjiptadinata Effendi.
Salam bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H