Mohon tunggu...
Eva Yulialistina
Eva Yulialistina Mohon Tunggu... -

Jangan sibuk mencari yang sempurna jika ada yang sederhana bisa membahagiakanmu, Menjadi orang yang sukses dunia akhirat itu tujuan hidupku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hubungan Tak di Restui

28 April 2014   21:17 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:06 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam hangat semuanya , kenalkan nama saya Eva Yulialistina, panggil saja saya Eva, Saya mahasiswa semester 6 di Universitas Mathlaul’anwar (UNMA),pada tahun 2010 saya mengenal seorang laki-laki yang sangat sederhana, dirinya sangat baik melebihi laki-laki yang pernah saya temui dan saya kenal sebelumnya. Sebut saja namanya Adi. Adi adalah sesosok lelaki yang sederhana,kegiatan dia sehari-harinya kerja sebagai seorang supir di perusahaan dan malam harinya dia kuliah mengambil jurusnan teknik informatika di Universitas Serang Raya (UNSERA). Awal saya bertemu dengannya, tidak tau kenapa hati saya terasa berdebar. Tatapan matanya membuat saya terpesona, ketika dia menyapa kepada saya, dengan ucapannya : “Dek, bolehkah saya berkenalan denganmu ?”secara sepontansaya menjawab : dengan senang hati Adi”, lalu saya membuka perkenalan kami berdua. Selanjutnya, saya meminta nomor handphone dengan alasan agar bisa saling berhubungan satu sama lain. Tak lama saya pun bergegas pulang, sesampainya dirumah saya mencoba untuk menghubungi dia, dan dia pun merespon saya sehingga kami pun bercakap-cakap serta melakukan sebuah perjanjian untuk bertemu.

Dua hari kemudian kami berdua bertemu di taman yang penuh tebaran bunga dihiasi dengan percikan bintang yang berkilau serta wajah dewi malam berwarna putih menerangi suasana hati kami berdua. Dirinya pun berkata : hai evaterimakasih yah? Kamu mau bertemu denganku dan memberi izn kepadaku untuk bisa bersama lagi? Sayapun menjawab :terimakasih kembali adi”.

Begini percakapan kami berdua:

Adi : Eva? Kamu tinggal dimana ?

Eva : Aku tinggal bersama kedua orang tuaku di daerah Pandeglang.

Adi : Oh gitu, Kalau boleh tau kamu sudah punya pasangan belum?

Eva : (Dengan malu) sayapun menjawab, belum ? emangnya ada apa? Dan kenapa kamu bertanya seperti itu adi?

Adi : Aku merasa tidak enak jika aku mengenal wanita yang sudah memiliki pasangan hidup, sedangkan aku mempunyai hati tulus buatmu dengan keadaanku yang sederhana ini.

Eva : (aku kaget) ApaSecepat itu adi?kenapa bisa seperti ini akhirnya? Tapi aku tidak punya pasangan hidup adi, aku tidak tau, kenapa tidak ada seorang adam yang mau denganku?

Adi : Kamu tidak boleh seperti itu, kita harus mensyukuri akan nikmat yang kita rasakan,mau kita punya pasangan atau tidak, setidaknya kita sudah ikhtiar, tawakkal dan berdoa,selebihnya kita pasrah.Eva? Apakah kamu mau menjadi pasangan hidup dalam dunia akhiratku?

Eva : Iya adiaku mau menerima apa yang kamu ungkapkan sedetik lalu.

Adi : Terimakasih ya va?

Eva : iya, sama-sama di.

Setelah perbincangan itu kamipun bergegas pulang karena hari yang semakin malam, serta orang tua yang over protektif kepada saya. Sesampainya di rumah, Adi berkata : terimaksih yaatas malammu ini eva? Dan sayapun menjawab:iya sama-sama di”.

Ketika saya mengetuk pintu, ternyata kedua orang tua saya sudah ada di balik pintu, dan bertanya siapa pemusda itu?. Sayapun menjawab :“itu teman aku mah namanya Adi,dia seorang Mahasiswa dari Universitas Serang Raya, yang sekarang konversi kuliah di UNMA anak FIKOM semester 6. Orang tua saya menjawab :Besok pertemukan mamah dengan Adi”. Dengan senang hati sayapun menjawab: Iya mah”.

Seiring berjalannya waktu sayapun baru sempat memperkenalkan Adi dengan orang tua saya, ketika hubungan kami sudah berjalan 6 bulan lamanya. Saat itu tepatnya hari kamis malam hari.saya memperkenalkan Adi dengan orang tua saya. Akan tetapi semua ada diluar dugaan saya. Orang tua saya berkata secara langsung seperti Adi bukan manusia saja , orang tua saya berkata seperti ini:“Adi, kamu tidak pantas buat anak saya,sudahbekerja sebagai supir, kuliah tidak jelas, mau kamu kasih makan apa anak saya dengan gajih supirmu yang hanya bisa membeli beras satu karung, asalkamu tau anak saya tidak mempunyai pasanganbukan karena dia jelek melainkan sayayang tentukan anak saya pantas buat siapa?Asal kamu tau, saya ingin anak saya semata wayang ini dirinya bahagia, sampai matipun saya tidak akan merestui hubungan kalian berdua. Asstagfirullah, Begitulah ungkapan orang tua saya kepada adi, lelaki yang sederhana, tetapi medapatkan cacian dan hinaan yang tak pantas buat dirinya. Mendengar ucapan itu, adi pun berkata: Baik bu, saya akan mengundurkan diri karena Allah SWT. Saya sadar siapa saya, dan buat siapa saya tanpa ibu berkata seperti itu. Saya memang tidak punya harta, tetapi Allah lebih tau hati saya. Adipun bergegas pergi dan mengucapkan salam kepada orang tua saya. Hati saya sedih saya merasa berdosa dengan apa yang terjadi tadi, tetapiadi juga berpesan, jika sebuah kebahagiaanmu merupakan sebuah penderitaan yang aku alami, aku lepaskan demi jalan terbaik untuk semua, biarkan saya pendam akan perasaan ini, dan kamu eva jadilah permatayang selalu bercahaya, izinkan aku, dan lepaskan aku untuk menggapai sebuah impian yang tak tergapai dalam khayalanku. Dari kata-kata itu saya merasakan tulusnya sebuah hati yang putih, maafkan aku ya allah, maafkan aku adi. Aku telah melukai hatimu, dan aku telah mengecewakannmu, sesungguhnya aku sangat mencintaimu selamanya.

Begitulah cerita kisah nyataku yang aku tulis dalam karya tulisku ini, meski sederhana semogaada hikmah yang terkandung dalam tulisan ini, bahwa sebenarnya cinta itu adalah sebuah anugerah yang tidak bisa dipungkiri oleh semua insan, ketulusanpun belum tentu bisa meluluhkan hati siapapun kecuali atas Ridho dari Allah SWT.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun