Mohon tunggu...
Evayanti Yulianaputri
Evayanti Yulianaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswi Prodi Sosiologi Unej

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potret Wirausaha Petis oleh Perempuan Pesisir di Kecamatan Puger

5 Desember 2022   20:35 Diperbarui: 5 Desember 2022   20:53 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 5. Dokumentasi saat wawancara. Dokpri

Selama menjual petis dari tahun 2019, nyatanya sudah berjalan selama 3 tahun. Selama berjualan, ia sering kali mengalami hambatan dan tantangan. Hambatan ini bermula ketika adanya pandemi Covid-19. Saat Pandemi Covid-19 hadir di Indonesia, penjualan petis mengalami penurunan. Dimana awalnya sehari terjual 12 lusin, tapi karena adanya pandemi penjualan hanya laku satu lusin.

Sesuai dengan penuturannya "sewaktu rame Covid-19 hanya ada di luar negeri, begitu masuk ke Indonesia lalu ke Puger menjadi zona hitam, itu langsung sepi pembeli dan saya hanya bisa menjual 1 lusin saja" tuturnya. Hal ini membuat Ibu Risma kesulitan dalam membantu perekonomian keluarganya. 

Waktu itu, ia harus memutar otak untuk bekerja sampingan. Ia harus menjual jajanan anak kecil seperti snack, es, dan masih banyak lagi. Disamping memiliki hambatan, ia juga kerap mendapatkan tantangan. Tantangan ini berangkat dari usahanya yang semakin banyak ditiru oleh masyarakat sekitarnya. Hal ini dikarenakan pembuatan petis bisa dilakukan oleh semua orang. Akan tetapi, hal ini tidak membuatnya takut karena petis yang ia jual memiliki cita rasa yang khas dan berbeda dengan jenis petis lainnya. 

Sesuai dengan cerita beliau "sewaktu itu rame karena belum ada yang jual, namun sekarang karena mungkin banyak yang tau saya jualan rame di Facebook jadi banyak yang meniru. Namun, dari hasil olahan mereka juga ada kurangnya menurut saya (misal: kurang asin, kemanisan, dan bisa pahit juga) cara mengatasi pahit itu, saya menambahkan gula" ucapnya. Banyaknya masyarakat sekitar yang menjual petis tidak membuatnya patah semangat, ia tetap berusaha memberikan cita rasa yang enak agar kualitas petisnya tidak kalah dengan produk lainnya.

Petis Pedas Risma Kharisma nyatanya bisa mendapatkan respon yang positif dari para konsumen. Seperti survei yang telah dilakukan oleh Ibu Risma, dengan cara mempertanyakan langsung pada pelanggannya. Nyatanya para pelanggan merasa puas dengan produk yang dijualnya. Kepuasan pelanggan ini disebabkan oleh rasa petisnya yang berbeda dengan petis lainnya. Bahkan bahan-bahan yang digunakannya adalah bahan yang berkualitas sehingga hasil produk yang dihasilkan juga berkualitas. Disamping itu, kepuasan pelanggan juga berasal dari harga petis ini.

Petis yang dijual dengan harga lima ribu rupiah ini sangat terjangkau bagi kalangan konsumen. Meskipun kemarin harga cabe melambung tinggi, tapi harga yang dijual tetap pada angka lima ribu rupiah. Kondisi ini oleh Ibu Risma diakali dengan cara mengurangi berat petis dalam cup plastik. Hal ini ia lakukan untuk menghindari komplain dari para konsumennya.

Usaha Petis Pedas Risma Kharisma yang telah ia rintis mulai tahun 2019, nyatanya bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian keluarganya dan masyarakat. Bagi keluarganya, usaha ini bisa menjadi penghasilan tambahan bagi keluarga Ibu Risma. Ibu Risma yang notabenenya hanya seorang ibu rumah tangga berhasil menjadi wanita yang sudah memiliki kemandirian dalam basis ekonomi. Secara tidak langsung, ia juga berhasil untuk tidak lagi bergantung pada penghasilan suaminya. Justru suaminya malah terbantu dengan usaha petis pedas yang dijualnya. 

Disamping itu, usaha Petis Pedas Risma Kharisma ini memberikan manfaat atau dampak secara tidak langsung bagi masyarakat sekitar. Dampak ini yaitu dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar pesisir. UMKM berkontribusi besar terhadap perekonomian negara. Hal ini disebabkan oleh beberapa komponen. Pertama, UMKM bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru. Yang mana hal ini pastinya membutuhkan tenaga kerja. Semakin banyak lapangan pekerjaan baru maka pengangguran bisa diminimalisir. 

Secara tidak langsung hal ini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tingkat daerah maupun nasional. Kedua, meski UMKM adalah usaha kecil tapi mampu membantu perekonomian negara. Hal ini dikarenakan hampir seluruh wilayah di Indonesia menggeluti usaha ini. Apalagi di wilayah Puger yang mana hampir seluruh ibu rumah tangga di dekat pesisir memiliki usaha masing-masing.

Petis secara tidak langsung memiliki manfaat yang cukup kompleks. Dalam konteks kesehatan, petis memiliki kandungan protein. Setiap 100 gram petis ikan mengandung 20,0 gram protein. Dimana protein ini bermanfaat untuk pertumbuhan otot dan tulang, selain itu protein juga bermanfaat dalam memelihara dan mengganti jaringan tubuh yang sudah rusak. Petis juga memiliki manfaat untuk kebutuhan masakan rumah tangga, dimana hampir semua masakan rumahan pasti membutuhkan petis sebagai bumbu tambahan.

Kesuksesan Ibu Risma dalam usaha olahan Petis terbukti dari beliau dapat membeli sepeda motor Scoopy keluaran tahun 2015 dan mempunyai investasi dalam bentuk emas. Selain itu, beliau juga dapat menyekolahkan anaknya dan mampu membantu suaminya dalam kebutuhan sehari-hari dalam keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun