Produk Petis yang dijual Ibu Risma ini memiliki keunggulan yang berbeda dengan produk lainnya. Apabila dibandingkan dengan petis yang lain, produk Petis Pedas Risma Kharisma ini memiliki cita rasa yang khas. Produknya ini tidak memiliki bau amis seperti halnya produk lain. Selain itu, produk petis ini bisa tahan sampai 3 bulan bahkan meskipun sudah tiga bulan petis ini masih bisa dimakan.Â
Sesuai dengan ceritanya "saya kemarin pernah melakukan tes pada produk yang saya jual untuk menguji berapa lama petis saya bisa kadaluarsa. Saya tarus 2 cup petis di atas lemari selama tiga bulan. Setelah tiga bulan berlalu ternyata masih bisa dimakan. Tapi ya itu bagian tutupnya ada sedikit jamur, tapi kalau di lap sudah kembali bersih. Waktu itu, juga langsung dimakan oleh keponakan saya. Ketika dimakan keponakan saya tidak apa-apa dan katanya rasanya tetap enak" tuturnya.
Rasanya yang pedas berbeda dengan petis lainnya. Meskipun petis lain memiliki rasa pedas tapi rasa pedasnya berbau cabe, sedangkan petis yang dijual Ibu Risma ini tidak berbau cabe padahal bahan dasarnya adalah cabe. Hal ini bisa demikian karena jenis cabe yang digunakan bukan cabe biasa melainkan cabe sret (lombok sret).
Tidak hanya petis pedas yang menjadi varian unggulnya, melainkan terdapat varian rasa lain. Salah satunya ada petis original, petis pedas manis, dan petis pedas asin.
Dalam sehari, Ibu Risma berhasil memproduksi petis sebanyak 4-8 lusin. Petis ini dijual dengan harga Rp. 5.000,. Omset yang didapat per bulannya sebesar 14 juta rupiah. Disamping itu, proses pemasaran yang dilakukannya menggunakan metode konvensional dan modern. Biasanya produk ini dijual pada tukang sayur keliling, toko-toko terdekat, dan tetangga di sekitar rumahnya. Tidak hanya itu, produk petis ini juga dijual melalui media facebook dan whatsapp. Ia juga mempromosikan produknya di media sosial berupa Tik Tok, dengan harapan produk yang dijual bisa dikenal oleh masyarakat luas. Menurutnya, menjual petis di media sosial jauh lebih laris dan menguntungkan.
Akibat kerja kerasnya, petis ini di jual sampai pada taraf internasional. Melalui bantuan temannya yang merantau di luar negeri, olahan petis pedas ini berhasil dijual di berbagai negara salah satunya Malaysia, Hongkong, dan Taiwan. Pemasaran di luar negeri ini memakan biaya akomodasi yang tinggi, akan tetapi laba yang didapat pun dua kali lebih besar dari biasanya yaitu sekitar 42 juta rupiah.
Produksi petis yang dilakukan oleh Ibu Risma ini per harinya semakin meningkat. Awalnya petis yang diproduksi hanya 5 lusin, akan tetapi karena laku di pasaran petis yang di produksi mengalami peningkatan yaitu sebesar 12 lusin. Hal ini membuatnya kewalahan dalam memproduksi, belum lagi masih ada pesanan yang terkadang membuat Ibu Risma semakin kewalahan.
Kondisi ini membuatnya harus merekrut tenaga kerja untuk membantu memproduksi olahan Petis Pedas Risma Kharisma. Berdasarkan hal tersebut, beliau mencari tenaga kerja untuk membantunya dalam proses pengemasan. Alhasil, usaha ini memiliki 3 tenaga kerja. Tiga orang ini adalah pelajar SMP yang merupakan tetangga dekat Ibu Risma. Dalam sehari, para pekerja ini diberi upah sebesar Rp. 30.000, ia terkadang juga memberikan makanan untuk tenaga kerjanya ini.