Mohon tunggu...
Pendidikan Pilihan

Sekolah Minggu atau Ibadah Anak

25 Oktober 2018   23:09 Diperbarui: 25 Oktober 2018   23:26 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pernah melayani di suatu gereja sebagai guru sekolah minggu. Ada kesepakatan untuk mengubah istilah Sekolah Minggu menjadi Ibadah Anak. Ini berdasarkan saran dari lembaga pelayanan anak yang berasal dari Jepang.

Kata mereka, istilah sekolah minggu itu membebani anak-anak secara mental. Senin sampai sabtu anak-anak pergi ke sekolah, kok hari minggu ke sekolah lagi? Aduh capeknya!

Oleh karena itu di setiap redaksi administrasi gereja selalu pakai istilah Ibadah Anak, Sie Anak dan Pelayan Anak.

Terkait RUU Pesantren dan Pendidikan Agama yang sekarang ini lagi ramai dibicarakan, agaknya ini berkaitan dengan istilah "sekolah" minggu. Sekolah minggu yang sejatinya adalah ibadah, dianggap sama seperti lembaga pendidikan keagamaan seperti pesantren.

Sehingga perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Akan ada alokasi anggaran yang diambil dari dana pendidikan APBN. Kalau RUU ini disahkan, bisa jadi nanti guru-guru sekolah minggu dapat honor. Wah, enak dong!

Eittss, tunggu dulu. Mungkin maksud para anggota dewan ini baik. Tapi tak selamanya yang baik itu bermanfaat dan membangun.

Kembali lagi, bahwa sekolah minggu itu adalah ibadah/kebaktian/sembahyang. Bukan hanya mengajarkan pengetahuan agama tapi yang paling utama membina hubungan dengan Tuhan lewat peribadatan. Seperti bagi agama Islam, sembahyang Jumat ke mesjid.

Jadi, persyaratan minimal 15 peserta dan harus ada ijin dari kementrian agama setempat akan mempersulit anak-anak melakukan ibadah. Namanya ibadah tidak ada ketentuan peserta.

Berapa orang pun yang hadir ibadah akan tetap dijalankan. Ibadah tentunya tidak perlu ijin. Toh gereja tempat ibadah sudah ada ijin, kan. Lagi pula, aturan-aturan semacam ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak anti toleransi untuk melakukan tindakan anarkis dengan dalih belum ada ijin.

Perlahan-lahan, sebaiknya gereja mengganti istilah sekolah minggu menjadi ibadah anak. Ya! Karena memang ini adalah ibadah. Agar anak-anak juga terlepas dari kesan pergi ke sekolah pada hari Minggu.

Juga, salah kaprah dari pihak-pihak luar dalam mengartikan sekolah minggu itu bisa dihindari. Bisa jadi kedepannya ada peraturan, sekolah minggu wajib ikut ujian negara. Kan repot!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun