Fajrin membawa kabar yang cukup mengejutkan. Saya melirik arabika yang lagi-lagi tengah dihiasi bunga putih yang bermekaran. Baru beberapa hari lalu saya memantaunya namun tak melihat ada buah di sana. Bagaimana mungkin buahnya muncul tiba-tiba.
Tatapan saya berpindah ke Fajrin yang tengah sibuk menatap tanaman lain di sudut pagar. Oh Tuhan. Rupanya yang berbuah bukan arabika. Tapi robusta. Robusta yang kerdil itu. Yang lama tak kutengok hingga sempat hampir mati kekeringan. Robusta yang tak pernah dipuji karena bunganya yang cantik dan daunnya yang lebar.Â
Robusta yang biasa-biasa saja. Robusta yang diam-diam memberiku pemahaman tentang betapa kemauan dan usaha untuk bertumbuh, meski tanpa previlege dan puji-pujian, akan sampai pada waktu dan hasil yang terbaik.
Selamat bertumbuh untuk kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H