Contoh dari pola asuh ini adalah ketika orangtua ditanya mengenai keberadaan anaknya ketika malam datang, orangtua tidak memiliki jawaban nya karena tidak mengetahui keberadaan sang anak.
Dampak pola asuh permisif
Meninjau beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai pola asuh permisif, penulis menemukan bahwa hampir tidak ada dampak positif atas pola asuh ini. Sebaliknya yang didapat hanya dampak negatif saja, baik dampak ke depannya untuk orangtua maupun anak.
Dampak negatif pola ini terhadap remaja biasanya dikaitkan dengan kenakalan remaja yang banyak macamnya, seperti membolos, merokok, mencuri, balapan liar, memakai obat-obatan terlarang dll. Menurut penulis, padahal sebenarnya ada yang lebih penting dari itu.
Anak dengan pola asuh permisif biasanya tidak memiliki rasa tanggung jawab dan tidak berusaha atas dirinya dan orang lain, karena terbiasa mengabaikan dan tanpa kontrol. Ketika dimintai untuk belajar yang mana sebenarnya untuk kebaikannya sendiri, anak dengan pola asuh ini akan abai dan pantang berjuang (bukan pantang menyerah) bahkan merasa apa yang dipelajarinya tidak penting untuk masa depannya.
Jika pengabaian dan ketidakpedulian karena berawal dari tiadanya kontrol itu terus dibiarkan dan tetap berlanjut, maka bisa jadi ke depannya dengan karakternya ini akan menyulitkan dirinya dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan lebih parah dari itu.
Sedangkan, dampak pola asuh ini untuk orangtua adalah terhambatnya kedewasaan anak yang akan menyebabkan kesulitan juga untuk orangtua. Karena tentunya, mereka akan terus bergantung, kurang disiplin dan tiadanya tanggung jawab.
Dengan alasan-alasan tersebut, orangtua sebaiknya tidak memakai pola asuh ini. Orangtua tetap perlu memberikan batasan dan kendali atau kontrol untuk anak dalam bentuk yang sewajarnya dan seporsinya. Bagaimana pun, ketika orangtua tidak memberlakukan hukuman atau menerapkan aturan, anak cenderung tidak akan menyadari kesalahan yang telah diperbuat. Oleh karena itu, komunikasi yang dilakukan sebagai interaksi antara orangtua dan anak harus terus dijalin dan dijaga dengan sangat baik agar hubungan harmonis dan ideal tetap terbangun. Karena karakter juga terbentuk dari pembiasaan.
Referensi
Makagingge, M., Karmila, M., & Chandra, A. (2019). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Sosial Anak (Studi Kasus Pada Anak Usia 3-4 Tahun Di KBI Al-Madina Sampangan Tahun Ajaran 2017/2018). 3(2).
Pravitasari, Ti. (2012). Perilaku Perspesi Pola Asuh Permisif Orang Tua Terhadap Perilaku Membolos. Educational Psychology Journal, 1(1).