Mohon tunggu...
Eva Suarthana
Eva Suarthana Mohon Tunggu... Dosen - Seorang dokter dan epidemiolog yang saat ini bekerja sebagai peneliti di Montréal, Canada.

Seorang dokter dan epidemiolog yang saat ini bekerja sebagai peneliti di Montréal, Canada.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Maret, Bulan Kesadaran Endometriosis / March, Endometriosis Awareness Month

20 Maret 2023   12:45 Diperbarui: 20 Maret 2023   13:10 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://healthenews.mcgill.ca/endometriosis-seems-to-increase-the-risk-of-preeclampsia/

English will follow.

Penelitian kami baru-baru ini menunjukkan bahwa wanita dengan endometriosis yang hamil secara spontan, yaitu, tanpa bantuan teknologi reproduksi, tampaknya lebih berisiko mengalami preeklampsia.

Apa itu endometriosis?
Endometriosis terjadi ketika jaringan yang mirip dengan lapisan rahim (endometrial-like tissue) tumbuh di luar rongga rahim, seperti ovarium, usus, dan panggul. Perubahan hormonal dari siklus menstruasi mempengaruhi endometrial-like tissue yang salah tempat ini, menyebabkan area tersebut menjadi meradang dan nyeri. Beberapa gejala endometriosis termasuk menstruasi yang menyakitkan, kram 1-2 minggu sekitar menstruasi, perdarahan menstruasi yang berat atau pendarahan antara periode, kemandulan, nyeri saat berhubungan seksual, ketidaknyamanan saat buang air besar, dan nyeri punggung bawah yang dapat terjadi kapan saja selama siklus menstruasi. .

Apa itu preeklamsia?
Preeklamsia adalah kondisi yang timbul selama kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tingginya kadar protein dalam air kencing (proteinuria). Tekanan darah tinggi dapat memengaruhi suplai darah ke plasenta, merusak fungsi hati dan ginjal, atau menyebabkan pengumpulan cairan di paru-paru. Protein dalam air kencing merupakan tanda disfungsi ginjal. Preeklampsia dapat menyebabkan persalinan prematur (bayi harus dilahirkan lebih awal) dan bayi prematur berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi kesehatan seperti berat badan lahir rendah dan masalah pernapasan. Oleh karena itu, preeklamsia harus didiagnosis dan ditangani sejak dini oleh penyedia layanan kesehatan.

Penelitian kami disorot oleh Endometriosis Foundation of America, McGill University and the Research Institute of the McGill University Health Center.  Alhamdulillah, insha Allah menjadi sumbangsih peneliti muslimah bagi dunia kesehatan dan penelitian.

Baca artikel lengkap di https://healthenews.mcgill.ca/endometriosis-seems-to-increase-the-risk-of-preeclampsia/

***
Our recent study suggests that women with endometriosis who conceive spontaneously, that is, without the help of assisted reproductive technologies, seem to be at a higher risk of preeclampsia. 


Endometriosis occurs when tissue similar to the lining of the uterus (endometrial-like tissue) grows outside the uterine cavity, such as ovaries, bowel, and pelvis. The hormonal changes of the menstrual cycle affect the misplaced endometrial-like tissue, causing the area to become inflamed and painful.  Some of the symptoms include painful periods, cramps 1-2 weeks around menstruation, heavy menstrual bleeding or bleeding between periods, infertility, pain during sexual intercourse, discomfort with bowel movements, and lower back pain that may occur at any time during the menstrual cycle.

Preeclampsia is a serious condition that develops during pregnancy which is marked by high blood pressure (hypertension) and high levels of protein in the urine (proteinuria). High blood pressure can affect the blood supply to the placenta, and impair  the liver, kidneys, and lungs. In fact, the protein in the urine is a sign of kidney dysfunction. Preeclampsia can cause preterm delivery (baby must be delivered early) and premature babies are at high risk for complications such as low birth weight and respiratory issues. Therefore, preeclampsia must be diagnosed and treated early by a healthcare provider.

Our study was promoted by the Endometriosis Foundation of America, McGill University and the Research Institute of the McGill University Health Center. Read full article:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun