Mohon tunggu...
Eva Suarthana
Eva Suarthana Mohon Tunggu... Dosen - Seorang dokter dan epidemiolog yang saat ini bekerja sebagai peneliti di Montréal, Canada.

Seorang dokter dan epidemiolog yang saat ini bekerja sebagai peneliti di Montréal, Canada.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pengalaman Sekolah Tatap Muka di Quebec, Kanada

9 April 2021   01:54 Diperbarui: 9 April 2021   16:00 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sekolah tatap muka di Kanada (Sumber: www.freepik.com)

Dampak daring

Saat Covid-19 dinyatakan pandemi bulan Maret 2020 lalu, tak terkecuali seluruh sekolah di Kanada ditutup dan semua kegiatan akademis dilakukan secara daring hingga tahun ajaran berakhir bulan Juni. 

Saya yang saat itu bekerja full time sebagai peneliti juga menjalani aktivitas dari rumah dengan kebijakan work from home. 

Kegiatan daring di provinsi Quebec saat itu hanya dilakukan 2-3 kali seminggu dengan durasi 30-60 menit per pertemuan, tetapi murid mendapatkan pekerjaan rumah yang harus disetor ke guru di minggu yang sama.

Di Kanada banyak keluarga muda (memiliki anak kecil) dengan suami istri bekerja full time, sehingga saat sekolah ditutup banyak orangtua yang mengalami kesulitan untuk bekerja, sekalipun dari rumah. 

Sebagai ibu dengan tiga anak kecil (usia 5-10 tahun), saya merasa cukup kewalahan karena otomatis saya tidak bisa bekerja di pagi hari saat anak-anak daring dan mengerjakan tugas sekolah. 

Pekerjaan domestik rumah tangga, tugas kantor, dan mendidik anak bertumpuk sehingga orangtua harus bekerja di malam hari untuk menyelesaikan tugas kantor saat anak-anak tidur. 

Statistik menunjukkan angka burn-out, depresi, penyalahgunaan obat, kehamilan remaja, dan kekerasan rumah tangga meningkat saat lockdown.

Konsep sekolah tatap muka di era pandemi

Provinsi-provinsi di Kanada memiliki kebijakan yang berbeda-beda saat menyambut tahun ajaran baru di bulan Agustus 2020. 

Mayoritas provinsi hingga saat ini masih melakukan kegiatan akademis secara daring atau kombinasi daring dan tatap muka. 

Hanya provinsi Quebec, tempat kami tinggal, pemerintah memutuskan untuk mewajibkan semua murid sekolah dasar untuk mengikuti kegiatan tatap muka di sekolah berdasarkan pertimbangan masalah kesehatan mental serta produktivitas anak dan orangtua. 

Perlu dicatat bahwa fasilitas yang tidak esensial (selain pabrik, supermarket, apotik, bank, pompa bensin, klinik dan rumah sakit) tetap ditutup dan semua pekerja kantor bekerja dari rumah. 

Ketiga anak saya mengikuti sekolah tatap muka mulai jam 7:45-15:00 setiap hari. Kebijakan terbaru di sekolah untuk kegiatan di dalam ruang kelas, semua murid harus memakai masker sepanjang hari, kecuali anak usia TK. 

Untuk olahraga di ruang gym (dalam ruangan), murid tidak perlu memakai masker, tetapi guru memilih aktivitas yang memungkinkan jaga jarak. 

Semua kegiatan di luar ruangan tidak perlu pakai masker asal jarak masih terjaga. Yang berbeda dengan Indonesia, di Kanada sekolah memiliki dua tim guru, yaitu wali kelas dan guru yang mendampingi murid dalam kegiatan di kelas, serta tim daycare yang mengawasi murid saat jam istirahat di luar ruang kelas. Murid-murid juga umumnya membawa bekal sendiri dari rumah masing-masing dan sejak pandemi kantin sekolah umumnya ditutup. 

Sekolah menerapkan sistem gelembung (bubble), yang mana berarti setiap kelas dianggap satu bubble. Halaman sekolah dibagi menjadi petak-petak bermain sejumlah bubble yang ada. 

Murid antar bubble tidak boleh bercampur dalam kegiatan di luar kelas dan ini dimungkinkan dengan adanya penjagaan ketat oleh tim daycare saat murid beristirahat. Dengan demikian, terjaga kontak hanya dengan guru dan teman sekelas saja sepanjang hari.

Beberapa strategi yang juga diterapkan adalah mengurangi kontak selama transportasi ke dan dari sekolah, misalnya menjaga jarak anak-anak dalam bus sekolah. 

Sekolah juga mengatur lokasi antar-jemput anak di sekolah, mengatur arus hilir-mudik di luar kelas (lorong, lapangan), serta tidak mengizinkan kegiatan keagamaan, olahraga, atau kegiatan ekstrakurikuler yang tidak memungkinkan jaga jarak fisik. Sekolah pun memperbanyak tempat cuci tangan dan menyediakan sanitation gel di tiap kelas

Screening Covid-19

Provinsi Quebec tidak mewajibkan murid untuk tes Covid-19 sebelum mulai masuk sekolah tatap muka, sementara di provinsi lain misalnya Ontario semua murud dan guru harus negatif Covid sebelum kegiatan tatap muka dimulai. 

Screening Covid-19 sebelum kegiatan tatap muka dimulai akan sangat membantu mengurangi terjadinya cluster atau outbreak di sekolah.

Di Quebec, di awal tahun ajaran orangtua mendapatkan instruksi untuk memastikan anak bebas gejala Covid-19 setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah. 

Dengan sistem bubble tadi, jika ada guru, murid atau anggota keluarganya yang positif Covid-19, maka bubble tersebut akan ditutup.

Semua murid, guru beserta keluarganya harus melakukan tes Covid-19 dan isolasi mandiri sedikitnya 2 minggu atau hingga uji Covid-19 negatif. 

Selama isolasi mandiri, kegiatan sekolah untuk kelas yang bersangkutan dilakukan secara daring. Kegiatan pembelajaran di bubble lain dapat berjalan seperti biasa.

Konsekuensi sekolah tatap muka

Grafik kurva kasus Covid-19 di Kanada (sumber: www.health-infobase.canada.ca)
Grafik kurva kasus Covid-19 di Kanada (sumber: www.health-infobase.canada.ca)
Seperti diilustrasikan pada grafik kurva kasus Covid-19 di Kanada, gelombang pertama mereda di akhir bulan Mei setelah semua provinsi melakukan full lockdown. 

Selama musim panas jumlah kasus baru harian hanya berkisar ratusan di seluruh Kanada sehingga protokol kesehatan dilonggarkan. 

Dua minggu pertama setelah pembukaan sekolah tatap muka di bulan Agustus, angka Covid melonjak tajam menjadi ribuan kasus per hari sehingga Kanada masuk gelombang kedua Covid-19. 

Selain itu, juga terjadi pergeseran usia penderita Covid-19. Di gelombang petama yang banyak terkena adalah kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas), sementara di gelombang kedua yang banyak terkena adalah kelompok anak-anak dan dewasa muda (usia 40 tahun ke bawah). 

Partial lockdown pun dilakukan kembali untuk menekan pertambahan jumlah kasus. Ribuan orangtua menandatangani petisi meminta pemerintah untuk menutup sekolah di Quebec, akan tetapi pemerintah tetap mempertahankan sekolah untuk dibuka berdasarkan model data pertambahan kasus dan kapasitas rumah sakit. 

Pertimbangannya adalah jutaan anak bisa bersekolah dan orangtua bisa bekerja untuk menggerakan ekonomi sementara kapasitas rumah sakit masih memungkinkan kebijakan sekolah tatap muka untuk dilanjutkan.

Lesson learned

Untuk membuka sekolah tatap muka, banyak sekali hal yang perlu dipertimbangkan dan dipersiapkan dengan koordinasi multidisiplin. 

Harus dilakukan penilaian apakah murid bisa secara konsisten mengikuti nasihat tentang menjaga jarak fisik, kebersihan tangan, etiket batuk, dan praktik kesehatan pribadi lainnya? Apakah ada pengawasan yang memadai? 

Apakah sudah terjalin kerja sama antara sekolah dan pusat pelayanan kesehatan setempat untuk mengantisipasi timbulnya kasus baru atau terjadinya outbreak di sekolah? 

Apakah pemerintah siap mengantisipasi lonjakan gelombang kasus baru Covid-19 dan apakah kapasitas rumah sakit memadai jika terjadi lonjakan?

Sekolah dapat mempertimbangkan pembelajaran secara daring untuk murid yang berisiko serta kebijakan work from home untuk staf administrasi jika memungkinkan. 

Untuk menghindari kerumunan dan membatasi jumlah murid di satu lokasi secara bersamaan, sekolah dapat mempertimbangkan pembuatan jadwal yang berbeda-beda (misalnya masuk selang-seling), membagi kelas menjadi beberapa kelompok untuk mengurangi jumlah murid di ruang kelas, mengatur waktu istirahat makan siang dan waktu bermain, maupun mengatur waktu penggunaan WC/toilet untuk tiap kelas.

Sekolah juga dapat memperbaiki sistem ventilasi udara dengan menyesuaikan sistem HVAC atau membuka jendela ruang kelas, atau melakukan aktivitas belajar-mengajar di luar ruangan jika memungkinkan. 

Untuk menjaga jarak fisik, sekolah dapat mempertimbangkan pembuatan pembatas antar meja atau merenggangkan jarak meja antar murid. Yang tidak kalah penting adalah menjaga sanitasi dan disinfeksi fasilitas kelas dan sekolah.

Sementara, untuk kebijakan administratif, sekolah harus memastikan staf dan murid yang sakit tidak masuk sekolah. Seperti yang dilakukan di Quebec, di awal tahun ajaran, orangtua diinstruksikan untuk memastikan anak tidak menunjukkan gejala Covid-19 sebelum berangkat sekolah. 

Guru dan orangtua juga harus mengajari murid cara mengidentifikasi gejala Covid-19 dan menginstruksikan mereka untuk melaporkan pada guru atau staf jika mereka mengalami gejala. Selain itu, sekolah juga harus memiliki prosedur jika ada murid atau staf yang menunjukkan gejala di sekolah atau teridentifkasi positif Covid-19. 

Saat ini dengan tersedianya vaksin, pemerintah dapat mempertimbangkan menjadikan para guru dan staf pengajar sebagai kelompok prioritas vaksinasi jika memang akan dilakukan sekolah tatap muka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun