Mohon tunggu...
Eva Sari
Eva Sari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Eta: Sahabatku Yang Menginspirasi

23 Juni 2016   16:55 Diperbarui: 18 Juli 2016   09:20 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petasan yang sudah Eta beli itu kemudian Eta jemur hingga jam 12 siang, kata orang, agar suaranya nyaring, petasan harus dijemur terlebih dahulu. Setelah itu Eta membawa petasan itu ke warung, keluarga Eta depan rumah, waktu itu warungnya tutup, dan baru buka lagi sore, menjelang adzan magrib. Karena ingin mencoba, Eta menyulut satu petasan. Blarrr… Suaranya memang nyaring. Tapi saat itu juga memercik, mengenai petasan yang lain, Eta mencoba mematikan api itu tetapi gagal, karena itu Eta lari, dan dibelakang Eta semua petasan Eta langsung meledak satu persatu dengan sangat cepatnya, dar.. dar…tar.. . bum..

Setelah melihat barang dagangan milik keluarga Eta di dalam itu hancur. Karena takut di marahi orang tua Eta sempat berpikir untuk kabur dari rumah, tapi kemudian rencana itu Eta batalkan, lebih baik Eta akui perbuatan Eta, Eta temui ibu Eta dan benar Eta di marahi. Tetapi Eta tahu, beliau marah-marah bukan karena barang dagangan hancur, tetapi takut kalau Eta terluka, dan Eta juga sadar bahwa kebodohan Eta memang mengandung risiko.

 

Eta (dok. Tirtasari)
Eta (dok. Tirtasari)
Bagian 2

Pengalaman Hidup Eta

Kejujuran: Melegakan


Pada suatu malam, Eta menginap dirumah teman. Dia meminta Eta menemani, karena dia sedang mengerjakan tugas dari guru. Pada malam hari Eta pergi untuk membeli makanan, minuman dan cemilan. Karena malam telah larut, warung yang masih buka hanya tinggal satu. Eta pun membeli makanan, minuman dan cemilan tersebut, jadi total pembelian Eta pada malam itu adalah Rp 21.500. Eta membayar dengan uang seratus ribuan. Ketika hendak pulang, Eta menghitung kembalian yang Eta terima, ternyata jumlahnya Rp 90.000. Eta sempat berpikir untuk tidak mengembalikan kelebihan kembalian yang Eta terima, karena itu bukan kesalahan Eta. Tetapi Eta pikir lagi, kelebihan itu bukanlah hak Eta. Maka, Eta pun mengembalikan kelebihan kembalian itu.

“Bu, ini kembaliannya lebih,”jawab Eta.

“Oh, memang kenapa? Kurang ya kembaliannya?”tanya ibu penjaga warung tersebut.

“Tidak, Bu, kembaliannya lebih,”jawab Eta.

“Oh terima kasih ya, Dek,”jawab ibu itu sambil tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun