Menaklukkan Dunia Tanpa Suara. The Journey of Grace. Sebuah buku yang sungguh inspiratif dari seorang penulis yang istimewa. Ya, beliau adalah Junita Setiawati Herlambang. Seorang perempuan tunarungu yang tinggal di kota Semarang. Berkat impian untuk mandiri beliau memberdayakan dirinya dengan usaha salon dan spa yang diberi nama Lotus yang berada di Semarang.Â
Pengajar di bidang  kecantikan dan asesor negara yang berkompeten di bidang kecantikan dan spa ia lakukan. Kerennya lagi, beliau menjadi Top 9 Google Business Stories, Woman Hero 2.0 "Pengabdian Masyarakat" dari BEM Universitas Airlangga dan Kementerian Pemberdayaan Wanita. Sungguh luar biasa dan bikin kita termotivasi untuk bisa melakukan hal yang terbaik dalam hidup kita.
Lewat buku tersebut Junita, sapaan akrabnya, ingin memberi motivasi kepada kita semua untuk lebih menghargai setiap orang yang sedang memperjuangkan hidupnya tuk jadi lebih baik. Menabur sebuah kebaikan dilakukan sejak saat ini, jangan menunda, dan tak perlu ragu.Â
Membaca awal dari buku ini, kita dapat melihat banyak potensi dari beliau. Di bidang kecantikan, pengajaran, pun juga sebagai motivator. Segala kemampuan talentanya tanpa disia-siakan selalu diasah sehingga mampu memberikan dampak positif bagi sesamanya. Prinsipnya bahwa Tuhan akan berkenan kepada orang yang berani bertanggung jawab atas segala talenta yang dipercayakan pada manusia.Â
Di dalam buku ini kita juga diajak menjadi berkat bagi orang lain, terlepas kita memiliki keterbatasan-keterbatasan. Yakinlah bahwa setiap manusia tercipta istimewa dan unik yang berdampak positif bagi sesama. Tinggal kita menyadari atau tidak untuk hal itu.Â
Stigma "disabilitas" menjadi penghalang seseorang dalam berkomunitas. Bahkan dianggap menjadi aura intimidasi yang besar. Namun, dengan penuh keyakinan dari pengalaman Nick Vujivic, seorang motivator handal yang memiliki keterbatasan pula, penulis buku terdorong untuk berbagi pengalaman hidup dan liku perjuangan dalam menembus keterbatasan. Beliau pun berhasil dan bisa berdiri tegak sampai detik ini, dengan dorongan keluarga, tak terkecuali suami dan anaknya.Â
Ingat, kelemahan fisik bukanlah suatu hal yang perlu ditangisi berlama-lama. Pilihlah untuk selalu mengasihi diri sendiri dan mulai untuk melangkah penuh keyakinan diri. Kita pasti bisa. Ingin tahu, isi dan buku ini? Sabar untuk menyimak tulisan selanjutnya. Bersambung.
Pendidik di SMA Sedes Sapientiae Semarang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H