Masyarakat digegerkan dengan kasus mutilasi yang terjadi di Semarang. Memutilasi karena bosnya galak dan ringan tangan. Itulah alasan M Husen menghabisi bos, memutilasi, dan mengecornya. Ironis dan menyedihkan tindakan yang seharusnya tidak terjadi menghilangkan satu jiwa manusia.
Sakit hati. Itulah yang terlintas dari kasus ini sehingga di luar nalar berani dan nekat membunuh dengan keji. Â Rasa sakit hati diawali dengan rasa tidak percaya diri, sedih, hingga rasa marah memuncak dan nekat bertindak apa saja. Kisah di Semarang bukan satu-satunya yang terjadi. Di Garut seorang lelaki nekat membunuh karena sering diejek. Suami membunuh istrinya karena ucapan istri yang menyakitkan. Gegara gawai, di Pagaralam juga pernah terjadi pembunuhan.
Lalu apa sih yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan rasa sakit hati kita? Sebenarnya tidak ada obat mujarab dan ampuh dalam menyembuhkan sakit hati. Jika kita merasa dalam keadaan sakit hati yang menguras pikiran serta perasaan kita wajib melakukan tindakan segera.
Menurut Nouvend Setiawan, hal pertama yang dapat dilakukan adalah memaafkan diri sendiri atau orang lain. Intinya berani berdamai dengan diri. Lalu apa yang perlu kita lakukan untuk berdamai dengan diri sendiri?
Menyibukkan Diri
Isilah waktu dengan kegiatan yang disenangi dan positif. Energi kita akan terkuras di situ dan menjadikan kita bisa sedikit demi sedikit meninggalkan masalah kita. Masuk ke dunia yang disukai membuat pikiran kita fresh dan stabil.
Fokus pada Masa depan
Bersedih boleh saja asal tidak keterusan dan membikin hati semakin terluka. Cepat bangun dari kesedihanmu. Dunia ini indah dan banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dan dampakkan pada orang lain. Kita ini jiwa yang mampu menginspirasi orang lain dengan cara dan proses hidup kita, sesuai takaran kita tentunya. Yakinlah kita ini mampu bermanfaat.