Mohon tunggu...
Evaristus Cahya
Evaristus Cahya Mohon Tunggu... Guru - Menulis bagian dari hobiku.

Belajar kapan saja, di tempat manapun juga, dan sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Budaya Merawat Lingkungan Sekolahku

25 Februari 2022   08:48 Diperbarui: 25 Februari 2022   08:51 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah yang bersih, indah, rapi, dan sehat merupakan dambaan setiap warga sekolah. Suasana tersebut dapat terjadi jika setiap warga memiliki kepedulian yang tinggi akan makna kebersihan. Seperti program peduli dan berbudaya lingkungan hidup sekolah (PBLHS), merupakan aksi bersama, dengan kesadaran, berjejaring, berkelanjutan yang dilakukan sekolah untuk menerapkan perilaku ramah terhadap lingkungan sekitar.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mendukung gerakan tersebut. Dalam hal ini sekolah Stella Matutina memulai dari hal yang sederhana melalui ajakan bersama anak- anak. Mencintai lingkungan secara sadar dimulai dari diri anak, yaitu tindakan nyata membuang sampah pada tempatnya. Tindakan sepele tetapi jika tidak diajarkan sejak dini tentu bukan menjadi budaya baik untuk diterapkan dalam hidup.

Cintai Aku (dokpri)
Cintai Aku (dokpri)

Menyayangi bumi dengan sikap langsung berbagi tanaman seperti saat hari valentine beberapa waktu lalu ataupun ajakan menanam bibit, tanaman lain di lingkungan sekolah menjadi program sekolah yang utama. Sebab dengan menanam pohon tentu ke depan suasana sekolah lebih nyaman, asri, dan mendukung sebagai sarana pembelajaran guru dan siswa.

Yang lebih penting lagi menanamkan sikap mau merawat tanaman dan pohon yang ada di sekolah. Merawat dengan menyirami, membersihkan sekitar pohon dari rumput, menjadi sarana perawatan ini. Dengan demikian harapannya semua warga sekolah benar- benar mau terjun langsung dalam budaya kebersihan dan merawat tanaman.  

Buang Sampah (dokpri)
Buang Sampah (dokpri)

Selain itu sekolah selalu menggaungkan budaya meminimalkan penggunaan plastik dan sterofoam.  Penggunaan kedua benda tersebut sangat merugikan bumi ini sebab sulit terurai. Budaya piket Sabtu bersih yang dilakukan saat pertemuan tatap muka, dan piket kelas yang dilakukan setiap hari setelah pembelajaran selesai. Sederhana tetapi memberikan efek luar biasa dalam kepedulian anak didik dan menjadikan anak berkarakter mencintai alam dan lingkungannya.

Evaristus Cahya Triastarka

Pendidik di SMP Stella Matutina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun