Mohon tunggu...
Cahya Triastarka
Cahya Triastarka Mohon Tunggu... profesional -

Seneng dunia anak dan hobi corat-coret hal yang (menurutku) positif.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru Teladan, Hidup adalah Perjuangan

11 September 2017   12:12 Diperbarui: 11 September 2017   12:44 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru Teladan, Hidup Adalah Perjuangan

 

Kemenangan hari ini...
Bukanlah berarti kemenangan esok hari
Kegagalan hari ini...
Bukanlah kegagalan esok hari
Tak ada yang jatuh dari langit
Dengan cuma-cuma
Semua usaha dan do'a
Kebenaran hari ini
Bukanlah berarti
kebenaran saat nanti
Kebenaran bukanlah kenyataan
Hidup adalah perjuangan
Tanpa henti-henti
usah kau...
menangisi hari kemarin
Hidup adalah perjuangan
Bukanlah arah dan tujuan
Hidup adalah perjalanan

Itulah larik sebuah lagu dari band terkenal tanah air, yaitu Dewa Band. Sungguh dalam makna dari lagu tersebut, bahwa hidup adalah perjuangan tanpa henti, terus berjalan dan berlanjut. Hidup penuh tantangan, penuh dengan permasalahan, dan tentunya penuh perjuangan. Hidup adalah misteri sehingga tak seorang pun mengetahui bagaimana kelanjutan hidupnya, dan paling tahu tentu adalah Beliau yang di atas.

Makna hidup adalah sebuah perjuangan tentu kita perlukan dalam pembelajaran di kelas, sehingga anak menjadi paham dan melakukan tindakan hal terbaik dalam hidupnya. Kita dapat menggunakan informasi yang terbaru dalam pembelajaran. Misalnya menggunakan media televisi, media massa, ataupun majalah yang ter up date.

Hidup bagaikan sisi mata uang dimana keduanya harus lengkap. Jika satu sisi tidak jelas tentu harga dari mata uang itu berkurang bahkan tak akan laku untuk beli sesuatu. Hidup itu indah maka buatlah anak didik menjadi nikmat akan hidup dalam pembelajaran. Dengan demikian hidupnya sungguh bermakna.

Menurut Theresia Saraswati, konsep pembelajaran yang menyenangkan lewat konsep HEART Learning. Apa itu konsep HEART? Berikut penjelasannya.

HAPPY

Dalam pembelajaran tentu kita harus membuat anak didik happy alias senang, dengan senang maka anak-anak akan semangat dalam proses belajar di kelas, hal ini tentu berdampak dengan motivasi dan anak mampu berproses dengan baik.

ENJOY

Setiap pembelajaran perlu dinikmati. Yang menikmati tentu guru yang mengajar di kelas dan juga siswa. Dengan menikmati setiap proses menjadikan diri positif dalam berpikir. Dan waktu yang ada terlihat hanya sebentar. Dan tak ada anak yang merasa kelas bagaikan penjara yang panas dan engap.

AWARE

Kita perlu peduli terhadap diri sendiri dan lingkungan. Dalam pembelajaran kita dapat memanfaatkan diri sendiri bahkan menggunakan lingkungan sebagai sarana belajar. Dan tentunya ini membuat anak juga akan mengenal lingkungan sekitar dan akan merasa memiliki alam ini. Mereka tak akan buang sampah sembarangan, dan akan selalu menjaga kebersihan sekitarnya.

RESPECT

Sebagai pendidik tentu kita wajib menjadi teladan kepada anak dalam menghargai orang lain, budaya, agama, dan perbedaan. Dengan melakukan sikap menghargai akan tercipta kondisi yang baik dalam lingkungan anak. Di dalam kelas tentu tidak semua sama. Maka perbedaan ini kita jadikan cara untuk belajar menghormati dan menghargai.

TECHNOLOGY

Sebagai guru era modern tentu kita tidak boleh ketinggalan zaman dalam hal media. Khususnya media informasi baik internet maupun yang lainnya. Sebab dengan perkembangan media kita semakin kaya akan media pembelajaran. Hal ini membuat anak tidak bosan dengan metode guru, sebab guru bisa variatif dan kreatif dalam mengajar di dalam kelas.

Hidup ini tak mudah, perlu langkah yang tetap guna mencapai mimpi. Dengan demikian menggunakan HEART Learning bisa menjadikan jembatan dalam memberikan ilmu kepada anak didik kita.

Mari mencoba menerapkan konsep HEART Learning dalam pembelajaran di dalam kelas untuk menciptakan anak didik yang cerdas dan berkualitas. Jika tidak dari kita yang memulai, siapa lagi. Ingat bahwa hidup adalah perjuangan tanpa henti.

E. Cahya Tri Astarka, S.Pd

Salatiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun