Mohon tunggu...
Evarista Erliana Kristiani
Evarista Erliana Kristiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia

Saya adalah Mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia dengan program studi Pendidikan Matematika. Hobi saya adalah main voli dan ngemil

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelompok 30 KKN Tematik UPI 2022: Kurangnya Minat Belajar Matematika Siswa Kelas V SD di SDN Cimanggu

18 Agustus 2022   00:34 Diperbarui: 18 Agustus 2022   00:42 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

UPI, Bandung

Minat belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan siswa dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap siswa. Siswa yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat dalam belajar.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar mempunyai posisi yang sangat penting, sebab disamping itu dapat memberi bekal kemampuan berhitung, juga dapat memberi bekal kemampuan menalar.

Program Kegiatan Pendampingan Anak di SDN Cimanggu (dokpri)
Program Kegiatan Pendampingan Anak di SDN Cimanggu (dokpri)

Berdasarkan hasil kegiatan KKN Kelompok 30 UPI dalam program pendampingan anak  di SDN Cimanggu pada mata pelajaran matematika kelas V beberapa waktu yang lalu, bahwa terdapat beberapa siswa kelas V yang mengalami masalah dalam minat belajar. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor, yaitu pertama dikarenakan kurangnya tenaga pengajar di SDN Cimanggu yang membuat kondisi belajar di SD tersebut kurang terlaksana dengan baik. Akibat kurangnya tenaga pengajar membuat para guru harus mengajar di dua kelas sekaligus maka menyebabkan terbaginya fokus guru kepada siswa saat pembelajaran. Kurangnya fokus seorang guru inilah yang membuat minat belajar anak menjadi menurun. Guru yang harus berpindah-pindah kelas ketika mengajar membuat banyak siswa kurang mendapatkan perhatian, padahal untuk siswa yang kurang minat belajar seperti ini harus diberi perhatian yang khusus.

Faktor yang kedua adalah kurangnya peran orang tua dalam meningkatkan minat belajar anak. Terdapat beberapa orang tua di desa Cimanggu yang sibuk akan dunia pekerjaannya saja tanpa memikirkan masa depan pendidikan  anaknya. Padahal dalam hal ini, peran orang tua juga sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah kurangnya minat belajar anak karena orang tua merupakan madrasah utama bagi seorang anak dalam mendapatkan pendidikan. Keberhasilan dalam belajar tidak hanya dibebankan seutuhnya kepada guru tetapi juga kepada orang tua juga.

Faktor yang terakhir adalah kurangnya rasa kemandirian  siswa kelas V di SDN Cimanggu saat pembelajaran berlangsung. Banyak siswa yang tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh pengajar dengan alasan malas untuk mengerjakannya. Mereka lebih senang mencontek ke siswa yang sudah mengerjakan atau mereka mau mengerjakan asal soal-soal yang diberikan langsung diberitahu jawabannya. Terdapat juga beberapa siswa yang ingin mengerjakan tetapi tidak tahu harus mulai darimana dikarenakan masih kurangnya pengetahuan siswa terhadap mata pelajaran matematika.

Evarista Erliana Kristiani / Universitas Pendidikan Indonesia 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun