Mohon tunggu...
Eva Riana Rusdi
Eva Riana Rusdi Mohon Tunggu... Sejarawan - Kandidat Doktor Ilmu Sejarah Universitas Indonesia - Pendiri Rafflesia Institute

Peneliti sejarah konsentrasi kajian sejarah perdagangan, jalur rempah, ekonomi maritim dan strategi pertahanan maritim. Saat ini sedang mengkaji Sejarah lokal Bengkulu dan Kolonialisasi British East India Company (EIC) di Kawasan Pantai Barat Sumatra dan Selat Sunda Abad ke 16-17. Pendiri Rafflesia Institute, lembaga yang bergerak di bidang riset, literasi dan edukasi sejarah. Aktivitas sebagai ibu enterpreneur dari PT Adhikari Indo Sinergi dan Praktisi Home Education Marching Ants Homeschooling. Wisata sejarah, menulis, membaca novel, desain grafis, art desain, memasak, karoke dan film adalah cara saya menjaga semangat dan menikmati waktu disela segala kesibukan dan rutinitas agar tetap waras.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merayakan Potensi dan Memberdayakan Masa Depan: Hari Anak Perempuan Internasional 2024

11 Oktober 2024   17:09 Diperbarui: 11 Oktober 2024   17:17 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parisya Marwa dalam Kompetisi Taekwondo Dokumentasi Pribadi

Penulis: Eva Riana Rusdi

Tonggak Kesetaraan Terbentuknya Hari Anak Perempuan Internasional

Hari Anak Perempuan Internasional, yang diperingati setiap tanggal 11 Oktober, memiliki sejarah yang relatif baru namun signifikan dalam upaya global untuk memberdayakan anak perempuan. Peringatan ini bermula dari inisiatif "Because I am a Girl" yang dilancarkan oleh organisasi non-pemerintah Plan International.

Kampanye ini mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengambil tindakan. Pada 19 Desember 2011, Majelis Umum PBB secara resmi mengadopsi Resolusi 66/170, yang menetapkan 11 Oktober sebagai Hari Anak Perempuan Internasional. Peringatan pertama dilakukan pada tahun 2012.

Tujuan utama penetapan hari ini adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang ketidaksetaraan yang dihadapi anak perempuan di seluruh dunia. Fokusnya meliputi isu-isu seperti akses pendidikan, nutrisi, hak-hak hukum, perawatan medis, dan perlindungan dari diskriminasi dan kekerasan.

Sejak penetapannya, Hari Anak Perempuan Internasional telah menjadi platform global yang kuat. Setiap tahun, PBB menetapkan tema khusus untuk memfokuskan perhatian pada aspek-aspek tertentu dari pemberdayaan anak perempuan. Peringatan ini telah mendorong berbagai inisiatif dan kebijakan di tingkat nasional dan internasional.

Meskipun baru berusia satu dekade, dampak Hari Anak Perempuan Internasional telah terasa di seluruh dunia. Ini telah membantu membentuk dialog global tentang hak-hak anak perempuan dan mendorong tindakan konkret untuk mencapai kesetaraan gender. Peringatan Hari Anak Perempuan Internasional ini bukan sekadar peringatan simbolis, tetapi juga panggilan untuk bertindak dalam memberdayakan generasi muda perempuan.

Tahun 2024 ini, tema "Inovasi untuk Pendidikan Anak Perempuan" menjadi sorotan utama, menekankan pentingnya teknologi dan pendekatan kreatif dalam mengatasi kesenjangan pendidikan. Dr. Amina Mohammed, Wakil Sekretaris Jenderal PBB, menyatakan, "Investasi dalam pendidikan anak perempuan adalah investasi dalam masa depan yang lebih cerah dan adil bagi semua."

Prestasi Kemajuan dan Tantangan yang Masih Dihadapi 

Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi kemajuan signifikan dalam meningkatkan hak dan kesejahteraan anak perempuan. Data terbaru dari UNESCO menunjukkan peningkatan 15% dalam tingkat partisipasi anak perempuan di pendidikan menengah di negara-negara berkembang sejak 2020. Di Afrika Sub-Sahara, inisiatif seperti "Girls Coding Academy" telah berhasil melatih lebih dari 50.000 anak perempuan dalam keterampilan pemrograman, membuka pintu karir di industri teknologi.

Malala Yousafzai, penerima Nobel Perdamaian termuda, terus menginspirasi dengan Malala Fund-nya, yang telah membantu lebih dari 130.000 anak perempuan mendapatkan akses pendidikan berkualitas di daerah-daerah konflik. "Setiap anak perempuan berhak atas pendidikan, keamanan, dan kesempatan untuk mewujudkan potensi mereka," ujar Malala dalam pidatonya di forum PBB tahun ini.

Meskipun ada kemajuan, tantangan besar masih menghadang. Menurut laporan UNICEF 2024, sekitar 129 juta anak perempuan masih tidak bersekolah di seluruh dunia. Pernikahan dini tetap menjadi masalah serius, dengan estimasi 12 juta anak perempuan menikah sebelum usia 18 tahun setiap tahunnya.

Kekerasan berbasis gender juga tetap menjadi ancaman. Survei global yang dilakukan oleh WHO pada tahun 2023 mengungkapkan bahwa 1 dari 3 anak perempuan mengalami kekerasan fisik atau seksual sebelum usia 18 tahun. Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, menekankan, "Kita harus bekerja lebih keras untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak perempuan untuk tumbuh dan berkembang."

Pemerintah dan organisasi di seluruh dunia telah meluncurkan berbagai program inovatif. India, misalnya, telah memperluas program "Beti Bachao, Beti Padhao" (Selamatkan Anak Perempuan, Didik Anak Perempuan), yang telah meningkatkan rasio jenis kelamin dan tingkat pendaftaran sekolah untuk anak perempuan di negara tersebut.

Di Indonesia, program "Ayo Sekolah, Ayo Belajar" telah berhasil mengurangi angka putus sekolah anak perempuan sebesar 30% di daerah-daerah terpencil. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia menyatakan, "Kami bertekad untuk memastikan setiap anak perempuan di Indonesia memiliki akses ke pendidikan berkualitas dan kesempatan yang setara."

Panggilan untuk Bertindak

Hari Anak Perempuan Internasional 2024 bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga tentang komitmen untuk bertindak. Setiap individu dapat berkontribusi, mulai dari mendukung organisasi yang fokus pada pemberdayaan anak perempuan, menjadi mentor, hingga advokasi untuk kebijakan yang lebih baik.

Antnio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, menyerukan dalam pesannya, "Mari kita berinvestasi dalam anak-anak perempuan hari ini untuk masa depan yang lebih cerah bagi kita semua. Setiap langkah menuju kesetaraan adalah langkah menuju dunia yang lebih adil dan makmur."

Hari Anak Perempuan Internasional 2024 mengingatkan kita akan potensi luar biasa yang dimiliki oleh setiap anak perempuan. Dengan terus berinvestasi dalam pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan mereka, kita tidak hanya mengubah kehidupan individu, tetapi juga membangun fondasi untuk masyarakat global yang lebih kuat dan setara.

Saat kita merayakan hari ini, mari kita berkomitmen untuk terus bekerja menuju dunia di mana setiap anak perempuan dapat bermimpi besar, mencapai potensi penuh mereka, dan membentuk masa depan yang mereka inginkan. Karena ketika anak perempuan bangkit, seluruh dunia bangkit bersamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun