Mohon tunggu...
Eva Riana Rusdi
Eva Riana Rusdi Mohon Tunggu... Sejarawan - Kandidat Doktor Ilmu Sejarah Universitas Indonesia - Pendiri Rafflesia Institute

Peneliti sejarah konsentrasi kajian sejarah perdagangan, jalur rempah, ekonomi maritim dan strategi pertahanan maritim. Saat ini sedang mengkaji Sejarah lokal Bengkulu dan Kolonialisasi British East India Company (EIC) di Kawasan Pantai Barat Sumatra dan Selat Sunda Abad ke 16-17. Pendiri Rafflesia Institute, lembaga yang bergerak di bidang riset, literasi dan edukasi sejarah. Aktivitas sebagai ibu enterpreneur dari PT Adhikari Indo Sinergi dan Praktisi Home Education Marching Ants Homeschooling. Wisata sejarah, menulis, membaca novel, desain grafis, art desain, memasak, karoke dan film adalah cara saya menjaga semangat dan menikmati waktu disela segala kesibukan dan rutinitas agar tetap waras.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merayakan Potensi dan Memberdayakan Masa Depan: Hari Anak Perempuan Internasional 2024

11 Oktober 2024   17:09 Diperbarui: 11 Oktober 2024   17:17 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parisya Marwa dalam Kompetisi Taekwondo Dokumentasi Pribadi

Malala Yousafzai, penerima Nobel Perdamaian termuda, terus menginspirasi dengan Malala Fund-nya, yang telah membantu lebih dari 130.000 anak perempuan mendapatkan akses pendidikan berkualitas di daerah-daerah konflik. "Setiap anak perempuan berhak atas pendidikan, keamanan, dan kesempatan untuk mewujudkan potensi mereka," ujar Malala dalam pidatonya di forum PBB tahun ini.

Meskipun ada kemajuan, tantangan besar masih menghadang. Menurut laporan UNICEF 2024, sekitar 129 juta anak perempuan masih tidak bersekolah di seluruh dunia. Pernikahan dini tetap menjadi masalah serius, dengan estimasi 12 juta anak perempuan menikah sebelum usia 18 tahun setiap tahunnya.

Kekerasan berbasis gender juga tetap menjadi ancaman. Survei global yang dilakukan oleh WHO pada tahun 2023 mengungkapkan bahwa 1 dari 3 anak perempuan mengalami kekerasan fisik atau seksual sebelum usia 18 tahun. Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, menekankan, "Kita harus bekerja lebih keras untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak perempuan untuk tumbuh dan berkembang."

Pemerintah dan organisasi di seluruh dunia telah meluncurkan berbagai program inovatif. India, misalnya, telah memperluas program "Beti Bachao, Beti Padhao" (Selamatkan Anak Perempuan, Didik Anak Perempuan), yang telah meningkatkan rasio jenis kelamin dan tingkat pendaftaran sekolah untuk anak perempuan di negara tersebut.

Di Indonesia, program "Ayo Sekolah, Ayo Belajar" telah berhasil mengurangi angka putus sekolah anak perempuan sebesar 30% di daerah-daerah terpencil. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia menyatakan, "Kami bertekad untuk memastikan setiap anak perempuan di Indonesia memiliki akses ke pendidikan berkualitas dan kesempatan yang setara."

Panggilan untuk Bertindak

Hari Anak Perempuan Internasional 2024 bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga tentang komitmen untuk bertindak. Setiap individu dapat berkontribusi, mulai dari mendukung organisasi yang fokus pada pemberdayaan anak perempuan, menjadi mentor, hingga advokasi untuk kebijakan yang lebih baik.

Antnio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, menyerukan dalam pesannya, "Mari kita berinvestasi dalam anak-anak perempuan hari ini untuk masa depan yang lebih cerah bagi kita semua. Setiap langkah menuju kesetaraan adalah langkah menuju dunia yang lebih adil dan makmur."

Hari Anak Perempuan Internasional 2024 mengingatkan kita akan potensi luar biasa yang dimiliki oleh setiap anak perempuan. Dengan terus berinvestasi dalam pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan mereka, kita tidak hanya mengubah kehidupan individu, tetapi juga membangun fondasi untuk masyarakat global yang lebih kuat dan setara.

Saat kita merayakan hari ini, mari kita berkomitmen untuk terus bekerja menuju dunia di mana setiap anak perempuan dapat bermimpi besar, mencapai potensi penuh mereka, dan membentuk masa depan yang mereka inginkan. Karena ketika anak perempuan bangkit, seluruh dunia bangkit bersamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun