Mohon tunggu...
Eva Riana Rusdi
Eva Riana Rusdi Mohon Tunggu... Sejarawan - Kandidat Doktor Ilmu Sejarah Universitas Indonesia - Pendiri Rafflesia Institute

Peneliti sejarah konsentrasi kajian sejarah perdagangan, jalur rempah, ekonomi maritim dan strategi pertahanan maritim. Saat ini sedang mengkaji Sejarah lokal Bengkulu dan Kolonialisasi British East India Company (EIC) di Kawasan Pantai Barat Sumatra dan Selat Sunda Abad ke 16-17. Pendiri Rafflesia Institute, lembaga yang bergerak di bidang riset, literasi dan edukasi sejarah. Aktivitas sebagai ibu enterpreneur dari PT Adhikari Indo Sinergi dan Praktisi Home Education Marching Ants Homeschooling. Wisata sejarah, menulis, membaca novel, desain grafis, art desain, memasak, karoke dan film adalah cara saya menjaga semangat dan menikmati waktu disela segala kesibukan dan rutinitas agar tetap waras.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Selingkuh di Era Digital: Ketika Perselingkuhan Beralih ke Dunia Maya

3 Oktober 2024   21:37 Diperbarui: 3 Oktober 2024   23:58 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis: Eva Riana Rusdi 


Dalam era digital yang serba terkoneksi, definisi perselingkuhan telah mengalami evolusi yang signifikan. Dulu, berselingkuh identik dengan pertemuan fisik dan interaksi langsung. Namun kini, dengan hadirnya media sosial dan berbagai platform komunikasi online, muncul fenomena baru yang kita kenal sebagai "selingkuh online" atau cyber infidelity.

Selingkuh Tanpa Sentuhan Fisik

Pernahkah Anda membayangkan bahwa seseorang bisa berselingkuh tanpa pernah bertemu secara langsung dengan 'selingkuhannya'? Ya, itulah yang terjadi dalam kasus selingkuh online. 

Melalui chatting yang intens, berbagi foto pribadi, hingga video call yang intim, seseorang bisa membangun hubungan emosional yang dalam dengan orang lain di dunia maya, meski tidak pernah bersentuhan secara fisik.

Mengapa Selingkuh Online Terjadi?

Beberapa faktor yang mendorong terjadinya perselingkuhan online antara lain: kemudahan akses dan anonimitas di dunia maya, kurangnya komunikasi dalam hubungan yang ada, rasa bosan dan keinginan mencari 'pelarian', curiosity dan fantasi akan hubungan baru dan minimnya risiko tertangkap dibanding perselingkuhan konvensional

Meski terjadi di dunia maya, dampak selingkuh online tak kalah menyakitkan dibanding perselingkuhan konvensional. Pengkhianatan emosional bisa sama merusaknya dengan pengkhianatan fisik. 

Korban seringkali mengalami trauma dan trust issues, penurunan self-esteem, kecemasan berlebihan, obsesi mengecek gadget pasangan dan rusaknya fondasi kepercayaan dalam hubungan

Beberapa red flags yang perlu diwaspadai ketika pasangan telah menunjukan perubahan dalam beberapa sikap dan tingkah laku, diantaranya: tiba-tiba protektif dengan gadgetnya, sering chatting hingga larut malam, perubahan password media sosial secara mendadak, menjauh secara emosional dan berkurangnya intimasi dalam hubungan

Untuk mencegah dan mengatasi terjadinya selingkuh online, pasangan perlu membangun komunikasi yang terbuka dan jujur, menetapkan boundaries yang jelas dalam penggunaan media sosial, meluangkan quality time bersama, menyadari bahwa keintiman online juga adalah bentuk pengkhianatan dan mencari konseling bila diperlukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun