Mohon tunggu...
Eva Resti
Eva Resti Mohon Tunggu... Penulis - _

Aku adalah puisi paling sunyi yang kadang menjadi puisi paling berisik. Aku ingin mengabadikan setiap moment dalam hidup menjadi puisi. Agar jika suatu saat aku tiada, aku masih tetap ada.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Antara Mimpi dan Kenyataan

18 Januari 2025   11:41 Diperbarui: 18 Januari 2025   15:04 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku adalah sang pengembara dalam angan dan imaji

Aku menciptakan dunia yang indah seperti negeri dongeng 

Binatang dan tumbuhan berbicara  

Bahasanya sama seperti bahasa manusia  tapi mereka tidak seperti manusia 

Di sanalah aku mengembara menjadi manusia bebas dan merdeka 

Ketika kamu melihat senyumku merekah saat fajar 

Kamu sama sekali tidak melihat mata sayu ku 

Yang lelah saat malam jatuh di gubuk sederhanaku 

Ketika tawaku menggema di cakrawala biru 

Kamu tidak akan pernah mendengar tangisku pada tengah malam

Aku adalah sepi  yang pura-pura ramai 

Adalah berantakan yang pura-pura damai

Yang memilih mengembara dalam mimpi 

Lelap dalam skenario yang ku cipta sendiri sebelum tidur 

Aku adalah wanita seribu mimpi yang tak dapat terwujud

Oleh karena realita yang tak terduga 

Saat aku hidup di tengah dunia 

Aku melihat penderitaan yang paling sadis

Di dunia yang fana itu banyak kemunafikan 

Cinta adalah topeng untuk menyembunyikan kebusukan 

Di sana ada banyak hal yang tidak masuk akal 

Aku tidak bisa menghindarinya walau aku ingin 

Aku adalah wanita yang ingin hidup sendiri 

Mengembara di alam bebas dengan gemericik hujan yang lembut 

Dengan aliran sungai yang tak berisik 

Tidur di atas rerumputan hijau 

Berselimutkan alam yang hangat 

Dan itu hanyalah mimpi dan akan tetap

 menjadi mimpi

—18 Januari 2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun