Aku adalah sang pengembara dalam angan dan imaji
Aku menciptakan dunia yang indah seperti negeri dongengÂ
Binatang dan tumbuhan berbicara Â
Bahasanya sama seperti bahasa manusia tapi mereka tidak seperti manusiaÂ
Di sanalah aku mengembara menjadi manusia bebas dan merdekaÂ
Ketika kamu melihat senyumku merekah saat fajarÂ
Kamu sama sekali tidak melihat mata sayu kuÂ
Yang lelah saat malam jatuh di gubuk sederhanakuÂ
Ketika tawaku menggema di cakrawala biruÂ
Kamu tidak akan pernah mendengar tangisku pada tengah malam
Aku adalah sepi yang pura-pura ramaiÂ
Adalah berantakan yang pura-pura damai
Yang memilih mengembara dalam mimpiÂ
Lelap dalam skenario yang ku cipta sendiri sebelum tidurÂ
Aku adalah wanita seribu mimpi yang tak dapat terwujud
Oleh karena realita yang tak terdugaÂ
Saat aku hidup di tengah duniaÂ
Aku melihat penderitaan yang paling sadis
Di dunia yang fana itu banyak kemunafikanÂ
Cinta adalah topeng untuk menyembunyikan kebusukanÂ
Di sana ada banyak hal yang tidak masuk akalÂ
Aku tidak bisa menghindarinya walau aku inginÂ
Aku adalah wanita yang ingin hidup sendiriÂ
Mengembara di alam bebas dengan gemericik hujan yang lembutÂ
Dengan aliran sungai yang tak berisikÂ
Tidur di atas rerumputan hijauÂ
Berselimutkan alam yang hangatÂ
Dan itu hanyalah mimpi dan akan tetap
 menjadi mimpi
—18 Januari 2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H