Mohon tunggu...
eva Rahmawati
eva Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya suka sekali warna pink, suka memasak, dan membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membaca Kepentingan Diri dalam Ekonomi Menurut Nietzsche

10 Januari 2024   00:58 Diperbarui: 10 Januari 2024   01:05 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nietzche yang bernama lengkap Friedrich Willem Nietzsche lahir di Rcken, 15 Oktober 1844, adalah seorang filsuf yang terkenal dengan kata "God Is Dead". Tulisannya berbentuk aforisme yang menandakan bahwa dia tidak ingin mengikuti sistem pada zamannya. Nietzsche juga dikenal sebagai seorang filsuf yang mengacak-acak moralitas, teruatama moralitas Kristen di Eropa pada saat itu. Konsepnya mengenai Ubermensch juga menjadi inti pemikiran dari Nietzsche.

Menurut saya Kepentingan pribadi, sebagai konsep etika dan moral telah menjadi subjek penelitian filsuf dari Yunani kuno hingga saat ini, Filsuf modern seperti Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas, Hume,  Kant, Bentham, Mill, Nietzsche, serta Levinas dan  Rorty, terus mendalami topik ini. Faktanya, kepentingan pribadi dibahas tidak hanya sebagai teori moral filosofis, tetapi juga sebagai objek kajian yang bersifat psikologis bahkan ekonomi.

Dalam ilmu ekonomi, kepentingan pribadi, salah satu konsep kunci  Adam Smith, bapak ekonomi modern, dapat ditelusuri kembali ke teori moral kepentingan pribadi Nietzsche. Smith juga banyak merujuk pada teori moral yang  dikembangkan oleh Nietzsche. Oleh karena itu, salah satu pertanyaan ilmiah  yang menarik untuk dikaji lebih lanjut adalah bagaimana teori moral self-interest yang  dikemukakan oleh Nietzsche  kemudian menjadi penting  dalam pemikiran tentang self-interest Adam  Smith dan ekonom lainnya, apakah sudah populer?

Kecenderungan dasar teori moral egoistik Nietzsche adalah menghargai diri sendiri dan tidak melupakan diri sendiri ketika bertindak. Saat mengambil tindakan, standar Anda haruslah diri Anda sendiri, bukan orang lain. Proses penentuan nasib sendiri memerlukan sikap tegas, kuat, tegas, bergerak maju, pantang menyerah, tidak mudah menyerah, dan tidak bersifat parasit. 

Sejujurnya, nilai-nilai dan etos itulah yang mendasari perekonomian. Jika motivasi mengejar keuntungan pribadi tetap ada, maka perekonomian akan maju dan berkembang. Pandangan Nietzsche valid karena dalam kondisi perekonomian yang kompetitif dan sulit, semua pengusaha harus berusaha memanfaatkan peluang yang ada untuk mendapatkan keuntungan. "Moralitas utama" Nietzsche relevan di sini sebagai senjata untuk pembangunan ekonomi. Perorangan, perusahaan, dan pelaku ekonomi  akan bangkrut jika tidak memperoleh keuntungan. 

Lebih lanjut, dalam pandangan Nietzsche, semangat mengejar kepentingan diri sendiri merupakan semangat alamiah manusia. Saat ini orang berbicara tentang ekonomi libidinal atau ekonomi keinginan hanya untuk mengingatkan kita bahwa aktivitas ekonomi dan semangat  keuntungan pribadi itu sendiri adalah keinginan alami. Nietzsche tidak sendirian bersama Adam Smith, bapak ekonomi modern, membahas dampak kepentingan pribadi dan kepentingan rasional dalam  The Wealth of Nations dan The Theory of Moral  Sentiments. 

Smith menemukan bahwa kepentingan pribadi dan kepentingan rasional adalah motif paling penting dalam kegiatan ekonomi. Teori "tangan tak terlihat" yang  diperkenalkan oleh Smith pada abad ke-18 menyatakan bahwa ketika orang bertindak demi kepentingan  mereka sendiri dalam ekonomi pasar, dampaknya tidak hanya bermanfaat bagi individu, produsen, dan konsumen, tetapi juga bermanfaat bagi orang lain. 

Hal ini menunjukkan bahwa hal ini juga dapat dirasakan oleh orang lain Dari masyarakat luas Oleh karena itu, pada tahun kita harus memupuk kepentingan pribadi dan rasionalitas. Jika masyarakat tidak mempunyai kepentingan pribadi yang rasional, maka perekonomian tidak akan berkembang.

Menurut Smith, dalam ekonomi pasar, individu, perusahaan, kapitalis, dan pengusaha memiliki sumber daya seperti tenaga kerja, uang, tanah, dan izin, dan menggunakannya untuk keuntungan mereka sendiri. Untuk mencapai keuntungan semaksimal mungkin untuk diri Anda sendiri melalui perdagangan dan perdagangan di pasar. 

Dalam sistem seperti ini, peran negara dan pemerintah  semakin kecil. perekonomian didorong oleh dua kekuatan mendasar: kepentingan pribadi dan persaingan, bagi Pak Smith, motif utama kegiatan ekonomi adalah kepentingan pribadi. 

Dalam bukunya The Wealth of Country, Smith menulis, "Kami mengharapkan makan malam kami bukan dari kebaikan tukang daging, pembuat bir, atau pembuat roti, namun dari pertimbangan kepentingan mereka sendiri " (Kenton, 2019).  

Dalam perekonomian kapitalis, di mana barang dan jasa diperjualbelikan secara bebas, kepentingan pribadi dan persaingan mendominasi. Kekuatan ini menentukan penawaran dan permintaan  (supply and demand) barang dan jasa, serta nilai  barang dan jasa. Jasa yang baik dan jasa meningkat nilainya justru karena  dibutuhkan (diminta) ketika pasokan terbatas. 

Situasi ini akan membawa pembaharuan, perubahan, dan inovasi. Jadi kapitalisme tidak semuanya buruk, setidaknya dari sudut pandang Nietzsche dan Smith. Sebab kemakmuran dan keamanan hidup (kebahagiaan) semakin bisa dicapai dalam perekonomian pasar bebas. 

Masyarakat luas secara keseluruhan akan memperoleh manfaat dari upaya-upaya yang menguntungkan secara pribadi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi seperti pemilik modal, pengusaha, dan korporasi. 

Pertimbangan rasional dan keputusan yang tepat oleh pelaku ekonomi mengenai harga, substitusi,  distribusi, pengendalian, dan lain-lain. Upaya menghasilkan keuntungan dapat dilihat dari sudut pandang ekonomi sebagai upaya mengembangkan "moralitas utama" Nietzsche  Artinya, Moral Ethics of Self-Interest karya Nietzsche memiliki gaung yang sangat kuat, meski tidak lengkap, di bidang ekonomi. 

nama : eva rahmawati 

nim : 1512300036

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun