Nyeri kepala tipe tegang atau yang dikenal dengan tension - type headache merupakan nyeri kepala yang sering ditemukan pada pasien usia dewasa muda hingga lansia. Nyeri kepala tipe tegang memiliki gejala yang berbeda dengan migraine atau yang dikenal dengan nyeri kepala sebelah.
Gejala Nyeri Kepala Tipe TegangÂ
Gejala nyeri kepala tipe tegang berupa rasa nyeri seperti terikat, pegal, dan mencengkram yang dirasakan pada "kedua sisi" dahi, pelipis, belakang kepala, tengkuk hingga pundak. Nyeri kepala tipe tegang dapat dirasakan secara berulang dengan lama serangan yaitu dalam hitungan 30 menit hingga berhari-hari bahkan seminggu. Apabila nyeri kepala tipe tegang dirasakan lebih dari 15 hari dalam 1 bulan, maka nyeri kepala tegang termasuk ke dalam tipe yang kronik.
Penyebab Nyeri Kepala Tipe Tegang
Beberapa hal dapat menyebabkan nyeri kepala tipe tegang seperti kurangnya pergerakan di sekitar kepala, otot leher, dan pundak sehingga menimbulkan kekakuan ataupun ketegangan pada otot-otot disekitar kepala.
Kelelahan dan adanya situasi yang menegangkan, depresi, bahkan kecemasan juga dapat mencetuskan nyeri kepala tipe tegang. Konsumsi minuman yang mengandung kafein dan alkohol dalam jumlah yang banyak juga berkontribusi dalam timbulnya nyeri kepala tipe tegang.
Mengatasi Nyeri Kepala Tipe Tegang
Umumnya nyeri kepala tipe tegang dapat diatasi dengan menghindari berbagai faktor pencetus timbulnya nyeri kepala tipe tegang. Konsumsi obat pereda nyeri yang dapat dibeli tanpa resep dokter di apotek juga dapat mengurangi keluhan nyeri kepala tipe tegang. Melakukan peregangan otot leher dan di sekitar kepala juga dapat mengatasi nyeri kepala tipe tegang.
Melakukan pijat relaksasi juga dapat membantu meredakan nyeri kepala tipe tegang. Beberapa cara pijat relaksasi yang dapat diaplikasikan untuk meredakan nyeri kepala, yaitu:
- Gunakan kedua tangan untuk melakukan pijatan pada kedua sisi kepala, kepala bagian depan hingga kepala bagian belakang.
- Pijatan relaksasi dengan satu tangan pada bagian leher dan pundak hingga lengan bagian atas dapat dilakukan untuk mengurangi kekakuan pada otot daerah tersebut.
Kapan Harus Mengunjungi Dokter ?Â
Apabila nyeri kepala tipe tegang terus berlanjut meskipun telah menghindari faktor pencetus, dan telah mengkonsumsi obat pereda nyeri, serta melakukan perengangan, maka sangat disarankan untuk segera mengunjungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Selain itu bila keluhan nyeri kepala disertai dengan mual dan muntah, penurunan pengelihatan, dan gangguan keseimbangan, ataupun kelemahan pada anggota tubuh, sebaiknya segera lakukan kunjungan ke instalasi gawat darurat maupun fasilitas kesehatan lainnya supaya dapat ditangani oleh dokter.
Dokter akan melakukan wawancara seputar rasa nyeri kepala yang dialami, lokasi dan jenis nyeri, serta frekuensi timbulnya nyeri kepala. Dokter juga akan menanyakan beberapa hal yang terkait dengan faktor pencetus nyeri kepala tipe tegang serta riwayat penyakit pada keluarga maupun pasien.
Setelah wawancara medis atau anamnesis pasien dilakukan, maka dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, dan bila dibutuhkan pemeriksaan penunjang seperti CT Scan kepala dapat dilakukan.
Fisioterapi yang meliputi pemanasan, relaksasi, dan latihan peregangan yang dilakukan oleh ahli fisioterapi dapat direkomendasikan oleh dokter sebagai bagian dari penatalaksanaan atau terapi nyeri kepala tipe tegang, selain terapi dengan obat-obatan terutama obat pereda nyeri.
Referensi
- Blanda M. Tension Headache. Medscape. 2022. Diakses dari: https://emedicine.medscape.com/article/792384-overview
- Hassan M, Asaad T. Tension-type headache, its relation to stress, and how to relieve it by cryotherapy among academic students. Middle East Current Psychiatry. 2020;27(20):1-11
- DerSarkissian C. All About Headache. WebMD. 2022. Di akses dari: https://www.webmd.com/migraines-headaches/ss/slideshow-headaches-types
- NHS UK. Tension Headaches. NHS UK. 2022. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/tension-headaches/
- Repiso-Guardeno A, Moreno-Morales N, et al. Physical Therapy in Tension-Type Headache: A Systematic Review of Randomized Controlled Trials. Int J Environ Res Public Health. 2023;20(5):4466
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H