Nim:2410416310005
Kls:A
Matkul:Kartografi
Ptn:Universitas Lambung Mangkurat
Fakultas&Prodi:Sosial Dan Ilmu Politik&Geografi
Dosen Pengempu:Dr.Rosalina Kumalawati, S.Si, M.Si
Jawa adalah salah satu pulau di Indonesia yang terletak di Kepulauan Sunda Besar dan merupakan pulau terluas ke-13 di dunia. Jumlah penduduk di Pulau Jawa sekitar 150 juta. Pulau Jawa dihuni oleh 60% total populasi Indonesia. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan sensus penduduk tahun 1905 yang mencapai 80,6% dari seluruh penduduk Indonesia. Penurunan penduduk di Pulau Jawa secara persentase diakibatkan perpindahan penduduk (transmigrasi) dari pulau Jawa ke daerah lain di Indonesia. Ibu kota Indonesia adalah Jakarta dan terletak di Jawa bagian barat laut (tepatnya di ujung paling barat Jalur Pantura).
Jawa adalah pulau yang sebagian besar terbentuk dari aktivitas vulkanik. Deretan gunung-gunung berapi membentuk jajaran yang terbentang dari timur hingga barat pulau ini, dengan dataran endapan aluvial sungai di bagian utara. Pulau Jawa dipisahkan oleh selat dengan beberapa pulau utama, yakni Pulau Sumatra di barat laut, Pulau Kalimantan di utara, Pulau Madura di timur laut, dan Pulau Bali di sebelah timur. Sementara itu di sebelah selatan pulau Jawa terbentang Samudra Hindia.
Banyak kisah sejarah Indonesia berlangsung di pulau ini. Dahulu, Jawa adalah pusat beberapa kerajaan Hindu-Buddha, kesultanan Islam, pemerintahan kolonial Hindia Belanda, serta pusat pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pulau ini berdampak besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan ekonomi Indonesia.
Sebagian besar penduduknya bertutur dalam tiga bahasa utama. Bahasa Jawa adalah bahasa ibu dari 100 juta penduduk Indonesia, dan sebagian besar penuturnya berdiam di Pulau Jawa. Sebagian besar penduduk adalah orang-orang dwibahasa, yang berbahasa Indonesia baik sebagai bahasa pertama maupun kedua. Dua bahasa penting lainnya adalah bahasa Sunda dan bahasa Betawi. Sebagian besar penduduk Pulau Jawa beragama Islam. Namun tetap terdapat beragam aliran kepercayaan, agama, kelompok etnis, serta budaya di pulau ini.
Pulau ini secara administratif terbagi menjadi enam provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten, serta dua wilayah khusus, yaitu DKI Jakarta dan DI Yogyakarta.
Peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) adalah peta topografi resmi yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) di Indonesia. Peta ini berfungsi untuk menggambarkan bentuk dan rupa permukaan bumi di wilayah Indonesia, termasuk kontur, fitur alam, dan buatan manusia. Berikut adalah beberapa fungsi utama peta RBI:
Perencanaan Tata Ruang:
Peta RBI digunakan sebagai dasar dalam perencanaan tata ruang wilayah, baik untuk perkotaan maupun pedesaan. Informasi tentang topografi, sungai, dan fitur-fitur lainnya membantu pemerintah atau perencana wilayah membuat keputusan yang lebih baik tentang penggunaan lahan.
Pembangunan Infrastruktur:
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek infrastruktur seperti jalan, jembatan, bandara, dan pelabuhan, peta RBI sangat penting untuk memahami kondisi topografi dan geografis suatu lokasi.
Pemantauan dan Mitigasi Bencana:
Peta ini membantu dalam analisis risiko bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan gempa bumi. Dengan informasi topografi yang rinci, pihak berwenang dapat melakukan perencanaan mitigasi bencana yang lebih efektif.
Pertanian dan Kehutanan:
Peta RBI juga digunakan dalam perencanaan penggunaan lahan pertanian dan kehutanan. Informasi topografi dan hidrografi memungkinkan pengelolaan lahan yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Penelitian dan Pendidikan:
Peta ini juga digunakan untuk keperluan penelitian geografi, geologi, dan ilmu lingkungan, serta sebagai alat bantu dalam pendidikan di sekolah dan universitas.
Pertahanan dan Keamanan:
Dalam konteks militer, peta RBI digunakan untuk perencanaan strategi, navigasi, dan pengawasan wilayah.
Peta RBI mencakup berbagai elemen geografis, seperti gunung, sungai, jalan, perkampungan, dan garis kontur, yang memberikan informasi detail tentang ketinggian dan bentuk permukaan tanah
Abstrak: Menyalin peta di kalkir dan plastik transparansi memiliki beberapa fungsi penting, antara lain:
- Preservasi Informasi: Menyalin peta membantu menyimpan informasi geografis dengan baik, sehingga tidak rusak atau hilang.
- Visualisasi: Menggunakan plastik transparansi memungkinkan pengguna untuk melihat peta asli di bawahnya sambil menambahkan informasi baru, seperti rute atau titik penting.
- Pengajaran: Dalam konteks pendidikan, menyalin peta dapat digunakan sebagai alat ajar untuk membantu siswa memahami konsep geografis.
- Analisis: Dengan menyalin peta, pengguna dapat melakukan analisis lebih lanjut, seperti overlay data atau memetakan perubahan.
- Presentasi: Peta yang disalin dapat digunakan dalam presentasi untuk menunjukkan data atau informasi kepada audiens dengan cara yang jelas dan menarik.
Penggunaan kalkir dan plastik transparansi memberikan fleksibilitas dan kemudahan dalam manipulasi peta tanpa merusak dokumen asli.
Pendahuluan: Menempelkan kertas kalkir di atas peta adalah langkah paling mudah dan cepat untuk menggambar peta. Teknik ini disebut Menjiplak Peta. Menjiplak peta adalah teknik menggambar peta yang paling mudah, yaitu dengan cara menempelkan kertas tipis atau kertas kalkir di atas suatu peta, kemudian menggambar dengan cara mengikuti garis yang sudah ada di peta asal. Peta adalah gambaran permukaan bumi pada suatu bidang datar dengan menggunakan skala. Menggambar peta dengan sederhana dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara menjiplak dan membuat kotak. Kedua cara tersebut dapat digunakan untuk menggambar peta tanpa mengubah skala peta
Alat Dan Bahan:Pensil,Pulpen Snowman,Pensil Warna,Kertas kalkir Dan Plastik Transparansi
Kesimpulan:Peta Yang Saya Salin Adalah Peta Pulau Jawa Yang Dilakukan Dengan 2 cara penyalinan yang pertama di kertas kalkir A3 dan yang kedua plastic transparansi Yang Dilakukan dengan teliti dan kesabaran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H