“Kok bandel ya kamu?” Ejek Ibra.
“Ih apaan sih, tapi emang aku ngerasa kalau aku bandel banget. Soalnya aku frustasi sejak ditinggal sama papa aku.”Jawab Rina sambil menangis.
“Oh emm maaf ya Rin, gara-gara aku kamu jadi nangis.” Kata Ibra.
“Bukan karna kamu kok Bra, justru kamu yang buat aku nyaman dan bahagia. Kamu itu satu-satunya temen yang aku punya. Semenjak aku ditinggal papa, temen-temen dekatku mulai menjauhiku karna sifatku yang aneh.” Kata Rina.
“Oh tenang aja, aku akan jadi temen deketmu kok Rin. Udah ya kamu jangan sedih lagi.” Kata Ibra yang mencoba untuk menenangkan Rina.
“Iya bra, makasih ya.” Kata Rina.
“Iya Rin sama-sama. Rin gimana kalau sekolah kita berangkat bareng, nanti kamu tak jemput deh.” Kata Ibra menawarkan diri menjemput Rina ketika sekolah.
“Emmm maaf bra. Aku mau pindah sekolah. Semuanya udah diurusin sama mama aku.” Kata Rina menolak ajakan Ibra.
“Jangan dong Rin. Kan kalau kita sekolah di sekolahan yang sama, nanti kan kita bisa belajar bareng. Pokoknya semuanya bareng deh.” Kata Ibra.
“Ya udah aku coba bilang mama ku ya. Kita pulang yuk, ini udah sore.”Kata Rina.
“Iya oke.” Kata Ibra.