Mohon tunggu...
Eva Nur Khofifah
Eva Nur Khofifah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penulis 5 Buku, Praktisi Pendidikan Keluarga, Hipnoterapis, Founder @mozaikpsikologi

Salam Bahagia, Life with Love.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jadilah Orangtua yang Dihormati Tanpa Ditakuti

21 Maret 2019   11:16 Diperbarui: 21 Maret 2019   12:40 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: orami.co.id

Menjadi orangtua tentunya bukanlah hal yang mudah karena dibalik kesenangan ada juga tanggungjawab yang harus dipikul setelah menjadi orangtua, misalnya bagi seorang ibu yang berat itu bukan saat mengandung dan melahirkan namun justru setelahnya, mau dibawa kemana anak kita? 

Bagi seorang ayah yang berat itu bukanlah mencari nafkah namun bertanggungjawab dalam hal mendidik anak, karena seperti yang diketahui bersama mendidik anak itu bukanlah perkara dunia saja namun perkara akhirat pun ada ditangan orangtua. Terasa begitu berat bukan?

Lalu bagaimana cara mendidik anak dengan segala keunikannya, dengan segala karakternya, dengan segala keperibadiannya yang tentunya bukanlah hal mudah ditangani jika visi misi keluarga adalah bahagia kedua belah pihak, yaitu orangtua bahagia dan anakpun bahagia.

Selalu ada tangis yang menyelimuti di saat orangtua berusaha memberikan yang terbaik namun anak belum bahkan tidak menerima.

Ada teriakkan yang membisingkan saat orangtua dan anak berkompromi untuk mencapai keinginan bersama.

Lalu dengan cara apakah orangtua menanamkan pendidikan kepada anak tanpa menghujat, memaki, berteriak, menghardik bahkan melakukan agresi fisik?

Ya tentunya dengan cara sebaliknya, dengan kelembutan sebagaimana dicontohkan oleh baginda rasulullah, untuk meluluhkan hati ya dengan kelembutan bukan dengan kekerasan. Kekerasan fisik akan melahirkan kekerasan fisik pula, kekerasan psikis akan melahirkan kekerasan psikis pula.

Kelembutan akan menembus diri anak yang terdalam yang implikasinya terhadap sikap dan perilaku anak.

Apalagi mengingat anak yang merupakan peniru ulung orangtuanya, orangtua melarang anak memukul dengan cara memukul? apa yang terjadi selanjutnya? ya anak memukul lebih keras. 

Kalaupun anak menjadi diam, terlihat berubah menjadi baik karena pukulan orangtua, sebetulnya anak tidak benar-benar berubah namun merepres dan mengeluarkannya diluar disaat orangttua tidak ada. Jadi anak berhenti memukul bukan karena sadar akan kesalahannya namun karena takut terhadap orangtua.

Sampai disini jelas kan yah, perbedaan yang sangat mendasar dari orangtua yang dihormati atau orangtua yang ditakuti.

Orangtua yang ditakuti melahirkan anak yang berontak atau pendiam sebaliknya orangtua yang dihormati melahirkan anak yang ceria dan lebih ekspresif.

Anak yang takut terhadap orangtuanya akan menurut saja terhadap semua perintah orangtuanya tanpa membantah dan akhirnya melampiaskan diluar orangtuanya sedangkan anak yang menghormati orangtua nya akan mampu memilah mana saatnya ia menurut dan mana saatnya ia berkompromi mengekspresikan keinginannya.

Pertanyaannya adalah ingin menjadi orangtua seperti apa kita?

Pilihan yang dibuat saat anak masih dini akan berpengaruh sampai anak kita dewasa nanti.

Jadilah orangtua yang dihormati tanpa ditakuti.

Salam Bahagia.

Mozaik Psikologi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun