Mohon tunggu...
Eva Nur Khofifah
Eva Nur Khofifah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penulis 5 Buku, Praktisi Pendidikan Keluarga, Hipnoterapis, Founder @mozaikpsikologi

Salam Bahagia, Life with Love.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengatasi Luka Inner Child yang Belum Sembuh

22 Februari 2019   10:52 Diperbarui: 22 Februari 2019   10:55 2028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebetulnya kata ini sangatlah tidak asing namun masih banyak dari kita yang tidak menyadari keberadaannya karena memang inner child ini outputnya berada dalam alam bawah sadar manusia sehingga tidak banyak orang yang menyadarinya.

Lalu apa itu inner child?

Menurut Vanessa Guerrero inner child adalah bagian dalam diri kita yang terluka ketika masa kanak-kanak yang untuk sebagian orang luka yang timbul sangatlah dalam dan menghancurkan bahkan bisa lebih buruk, meskipun terdapat bagian menyenangkan saat masa kanak-kanak tetap saja beberapa luka mungkin terjadi sepanjang jalan dan jika luka tersebut belum sembuh maka akan berdampak pada masa dewasa.

Sesuai pendapat di atas dapat kita tarik benang merah bahwa intinya inner child itu adalah figur/sosok anak kecil yang ada pada diri kita dewasa ini. Bentuk sosoknya seperti apa? ada yang positif dan negatif. Positif misalnya adanya perasaan senang/ bahagia, semangat, merasa lepas/bebas, tenang, nyaman dll sedangkan sosok negatif misalnya perasaan marah, benci, jijik, kesal, takut, tak percaya diri, cemas dll. Dominasi inner child dalam diri kita tergantung latar belakang masa lalu yang terjadi ketika masa kanak-kanak, lebih banyak kesan positif ataukah negatif? 

Jika semasa kanak-kanak lebih didominasi oleh perasaan positif maka semasa dewasa tidak akan bermasalah tapi justru terus merasakan aliran cinta, perasaan bahagia dan semangat selama menjalani hari. Namun sebaliknya jika semasa kanak-kanak didominasi oleh perasan negatif semisal kemarahan, ketakutan, kebencian, kecemasan maka semasa dewasa emosi tersebut akan terulang kembali jika sebelumnya tertahankan atau tidak terselesaikan.

Disini penulis tidak akan membahas mengenai sosok positif nya karena sangatlah jelas itu tidak akan menimbulkan masalah dimasa mendatang, namun yang akan dibahas adalah sosok negatif yang menjelma menjadi perasaan negatif pula ketika dewasa.

Langsung saja ke contoh konkrit ya terkait kebanyakan pengalaman masa kanak-kanak yang belum terselesaikan yang imbasnya pada masa dewasa.

Misalnya semasa kanak-kanak ia sering dimarahi oleh ibu karena gak mau makan, dibentak karena gak mau belajar, dipukul karena terlalu lama bermain, dicubit karena main kotor-kotoran, dikurung di kamar karena gak mau tidur, dikurung di wc karena numpahin minuman/makanan, dipukul karena memecahkan barang.

Anak dimarahin dan dikasarin ayah karena gak mau nurut, dipukul ayah karena mengompol dibadannya, anak tidak diberikan ruang untuk berpendapat dan contoh contoh kekerasan lainnya baik itu verbal dan nonverbal yang dilakukan orang tua kepada anaknya yang akhirnya anak hanya bisa diam menahan dendam amarah yang tak tertuntaskan sehingga efeknya ketika dewasa bertemu dengan situasi yang sama ia melakukan hal serupa seperti ibu dan ayahnya, pemarah kepada anaknya seperti ibu dan ayahnya.

Sumber Gambar : porosjambi.com
Sumber Gambar : porosjambi.com
Seorang anak yang selalu dibandingkan dengan kakak/adiknya pada masa dewasa tumbuh menjadi kurang percaya diri dan seringkali terjadi sibling rivalry/ kecemburuan pada saudara kandung. Sang kakak selalu disalahkan dan dihukum ketika berantem dengan adiknya. Orangtua membandingkan dengan anak lainpun sama efeknya yaitu anak menjadi minder.

Seorang anak yang kesepian merasa sendiri dan kurang perhatian dari ayah ibunya akan tumbuh dewasa menjadi anak yang pendian ataupun emosinya meledak-ledak karena tidak mempunyai teman untuk diajak bermain dan berbicara ketika masa kanak-kanaknya. 

Masih dalam lingkup keluarga, misalnya anak yang dengan jelas tahu bahwa ibu/ayahnya berselingkuh maka di masa mendatang ia akan sulit untuk menjalin hubungan ke jenjang pernikahan karena trauma pasangannya akan selingkuh seperti ayah/ibu nya.

Contoh lainnya disekolah ia seringkali di bully oleh teman-temannya karena misalnya kurang pintar, jorok, badannya kurus/gendut atau latar belakang keluarga tidak mampu, BAB/BAK di kelas dll yang efeknya ketika sudah dewasa jika kata-kata dan perilaku bullying tersebut belum termaafkan maka ia akan melakukan pada temannya di masa mendatang meskipun dengan cara yang berbeda, dan saat menjadi orang tua ia tidak akan menyalahkan anaknya ketika membully anak lain karena ia merasa dulu pun ia di bully oleh teman-temannya.

Sumber Gambar : liputan6.com
Sumber Gambar : liputan6.com
Kemudian contoh lainnya kekerasan fisik dan psikis yang dilakukan oleh guru kepada muridnya misalnya ketika anak tidak memperhatikan gurunya ia dilempar oleh penghapus, kepalanya dipukul, ketika murid mendapat nilai jelek ia dibully didepan umum dan contoh lainnya yang akan berulang ketika murid tersebut menjadi seorang guru.

Kekerasan fisik dan psikis lainnya yang dilakukan oleh teman sebaya, keluarga besar, tetangga, saudara dll yang jika terpendam maka akan muncul dikemudian hari jika belum terselesaikan.

Contoh-contoh tersebut merupakan contoh umum yang bermasalah dengan inner childnya yang menjadi mata rantai syaithon yang tentunya harus diselesaikan dengan segera sebelum berefek pada hal-hal yang lebih berbahaya. 

Mental block yang tak kunjung selesai karena masih terseret-seret oleh pikiran buruk tentang kejadian masa lalu tak bisa didiamkan seakan-akan hal tersebut wajar terjadi.

Lalu bagaimana cara mengatasinya?

Thich Nhat Hanh ( 2010) dalam bukunya Reconciliation Healing The Inner Child menjelaskan cara menyembuhkan/mengatasi masalah inner child, diantaranya adalah :

1. Meditasi : Kembali ke usia lima tahun

Hal pertama yang bisa dilakukan untuk berdamai dengan inner child kita adalah dengan bermeditasi. Meditasi ini dapat dilakukan sambil duduk atau berjalan di tempat yang tenang dan nyaman untuk bersantai serta menyendiri kurang lebih lima menit. 

Ambil nafas dalam-dalam dan keluarkan dambil mengucapkan hal ini pada diri sendiri pada saat mengambil nafas " saya melihat diri saya sebagai anak berusia lima tahun" keluarkan nafas dan berkata " saya tersenyum dengan kasih sayang kepada anak berusia lima tahun itu". Jika ingin disingkat cukup katakan " Saya berumur lima tahun dan tersenyum dengan penuh kasih sayang".

Anak berusia lima tahun membutuhkan banyak hal berupa kasih sayang dan perhatian, meditasi ini akan efektif jika dilakukan setiap hari beberapa menit saja untuk duduk dan berlatih meditasi ini. Meditasi ini akan sangat menyembuhkan dan menghibur karena anak berusia lima tahun yang ada dalam diri kita masih hidup dan perlu dirawat dengan cara diberikan pengakuan dan diajak komunikasi sampai inner child ini membaik sehingga kita pun akan lebih baik dan merasakan kebebasan yang hakiki. 

Jika sudah terbiasa dengan kata-kata di atas bisa ditambahkan dengan " saya berusia lima tahun melihat ibu dan ayah saya tersenyum lebar penuh kasih sayang kepadaku".

2. Dengarkanlah inner child mu

Inner child yang terluka sampai kronis tentunya seringkali merasa mendengarkan inner child berbicara yang seakan-akan menghantui ketika permasalahan terjadi. Maka dengarkanlah anak yang terluka dalam diri kita yang ada pada saat ini dan kita bisa menyembukannya sekarang juga dengan berkata " sayangku yang kecil, anak yang terluka, aku ada disini untukmu dan siap mendengarkanmu, beritahukanlah semua penderitaanmu, semua rasa sakitmu, saya disini akan benar-benar mendengarkan". 

Rangkullah anak itu dan jika diperlukan kita menangis bersamanya, lakukanlah setiap hari dan jika berlatih dengan konsisten maka kesembuhan pun didepan mata, hubungan dengan diri sendiri dan orang lain akan jauh lebih baik dan kedamaian hati pun akan terasa.

3. Berbicaralah dengan inner child mu

Ketika ingin menyembuhkan sesuatu tentunya yang berperan bukan hanya pikiran saja bukan? harus ada praktik langsung yang intens dan dilakukan latihan secara terus menerus dengan tujuan penyembuhan dapat diraih dengan optimal.

Seperti halnya berbicara dengan inner child ini, bagaimana caranya? tentunya harus dilakukan terapi oleh ahlinya dengan cara mengundang inner child untuk keluar dan berkenalan dengan hidup kita di masa ini dengan terus latihan komunikasi secara mendalam dengan mengatakan hal-hal yang positif kepada inner child kita. Melepaskan beban masa lalu yang belum tuntas dan ketakutan-ketakutan yang menghantui setelah dewasa ini.

Berbicaralah kepada inner child kita misalnya seperti ini " adik lelaki/ adk perempuan terkasih, kekasihku, saya tahu kamu menderita, kamu adalah anak batiniah saya, aku adalah kamu dan kita sekarang sudah dewasa, jadi jangan takut lagi ya, kita sudah aman, ikut aku dan jadlah saat ini saja jangan biarkan masa lalu memenjarakan kita, ambil tanganku dan mari berjalan bersama, mari kita nikmati hidup selangkah demi selangkah".

Kita harus benar-benar berbicara dengan inner child itu dengan suara yang lantang, tidak hanya memikirkannya tetapi melakukannya. Cara seperti ini bisa dilakukan setiap harinya dan kesembuhan bisa terjadi.

4. Lakukanlah percakapan dengan inner child mu

Supaya penyembuhan optimal tentunya kita bukan hanya berbicara pada inner child, namun kita juga melakukan percakapan, bagaimana caranya?

Kita harus membiarkan anak berbicara dan mengekspresikan dirinya sendiri, caranya? coba letakkan dua bantal saling berhadapan, berbaringlah pada satu bantal dan lihat bantal yang lainnya dengan cara visualisasikan bahwa ada anak usia lima tahun di depan kita, lalu kita berkata " anakku yang tersayang, aku tahu kamu ada disana, kamu terluka, saya tahu itu, kamu sudah melalui banyak penderitaan, saya tahu itu benar karena saya adalah kamu, tapi sekarang saya berbicara kepada kamu sebagai orang dewasa kamu sendiri dan saya ingin memberi tahu bahwa hidup ini indah, janganlah kita terlalu mengingat masa lalu dan mengalami penderitaan lagi, jika kamu ingin ada yang dikatakan padaku maka katakanlah".

Lalu kita berbaring disebelahnya seolah-olah kita adalah anak berusia 3/5 tahun dan berbicara menggunakan bahasa anak, kita bisa mengeluh karena merasa rapuh dan tidak berdaya, merasa tidak bisa melakukan apapun dan kita takut, kita menginginkan kehadiran orang dewasa, kita memainkan perannya dengan mengekspresikan apa yang dirasakan anak batin kita, jika ada emosi yang muncul saat berbicara seperti rasa takut bahkan menangis itu justru bagus untuk melampiaskan segala keluh kesah kita.

Kemudian kita kembali ke bantal sebelumnya dan berkata " baiklah saya telah mendengarkan keluh kesahmu, anak batiniahku dan saya memahami sepenuhnya penderitaanmu, tapi kamu tahu bahwa kita telah tumbuh dan menjadi dewasa, kita sekarang mampu membela diri, kita bahkan bisa memanggil polisi, kita dapat mencegah orang-orang yang melakukan hal tidak baik pada kita, kita bisa melakukan semuanya sendiri, kita sekarang tidak membutuhkan orang dewasa seperti dahulu, kita sudah lengkap dengan diri kita sendiri". Lakukanlah hal ini setiap hari selama lima sampai sepuluh menit supaya penyembuha lebih optimal.

5. Tulislah surat untuk inner child mu

Kita bisa menulis surat kepada inner child kita sebanyak satu sampai tiga halaman untuk mengatakan bahwa kita mengenali kehadirannya dan akan melakukan apa saja untuk menyembuhkan luka-lukanya, tujuannya adalah untuk mengekpresikan diri bahwa kita akan melakuakan perubahan untuk kesembuhan. 

6. Berbagi kesenanganlah dengan inner child mu

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak inner child untuk datang keluar bersama dan bermain saat ini dengan tujuan untuk memastikan bahwa inner child sudah aman dan bisa menikmati hidup. Saat mendaki gunung yang indah, undanglah inner child untuk memanjat bersama kita, saat melihat sunset dan sunrise ajaklah ia menikmati keindahannya, jika kita melakukan dengan konsisten setiap mendapat kesenangan maka luka inner child lama kelamaan akan sembuh dengan sendirinya. 

7. Duduklah dengan teman yang sudah sembuh dengan inner childnya

Jika kita melakukan terapi dan belum sembuh maka kita membutuhkan dukungan dari teman yang mengalami hal yang sama dan sudah bisa sembuh dengan terus berlatih, ketika satu atau dua orang teman memegang tangan kita dan memberikan dukungan maka kita bisa menggabungkan energi untuk menyembuhkan luka inner child kita, tanpa dukungan tentunya proses terapi akan lebih sulit dibandingan dengan adanya dukungan baik itu dari teman ataupun keluarga.

Sumber Gambar : anakpintarkita.blogspot.com
Sumber Gambar : anakpintarkita.blogspot.com
Perlu digarisbawahi bahwa dari ketujuh cara menyembuhkan inner child tersebut cara yang kita gunakan bisa fleksibel sesuai dengan diagnosa ataupun tingkat keparahannya, bisa saja kita sembuh hanya dengan melakukan meditasi dan bisa jadi pula kita sembuh dengan melakukan ketujuh cara di atas yang penting adalah konsistensinya.

Hikmah yang bisa diambil dari deskripsi di atas sebagai orang tua adalah jangan sampai kita melakukan dosa turun temurun sebagai orang tua, STOP di kita. Ketika masa kecil mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan maka sembuhkanlah dulu inner child mu supaya kita tidak mengulangi hal serupa kepada anak kita sendiri karena kita pun merasakan betapa tidak mengenakkannya pengalam buruk tersebut, jangan sampai kita melakukan pada anak dan anak kita melakukan pula pada anaknya dan terus menerus seperti itu. 

Sumber Gambar : ayahkita.blogspot.com
Sumber Gambar : ayahkita.blogspot.com
Inti dari healing inner child adalah maafkan dan lepaskan, maafkan kesalahan masa lalu kita, lepaskan jangan dilirik kembali dan kita sudah siap menjalani hari sebagai orang dewasa tanpa beban masa lalu, karena sesungguhnya orang dewasa yang benar-benar dewasa adalah tidak berlarut-larut dalam kenangan buruk di masa lalu.

Semoga bermanfaat ya.

Salam Bahagia.

DAFTAR PUSTAKA

Hanh, T. N. ( 2010). Reconciliation Healing The Inner Child. California : Parallax Press.
lifeislimitless.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun