Mohon tunggu...
Eva Nur Khofifah
Eva Nur Khofifah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penulis 5 Buku, Praktisi Pendidikan Keluarga, Hipnoterapis, Founder @mozaikpsikologi

Salam Bahagia, Life with Love.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Gangguan Psikotik Skizofrenia

16 Februari 2019   18:06 Diperbarui: 16 Februari 2019   18:11 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun ternyata setelah dilakukan evaluasi data biokimia, seiring banyaknya penelitian terkait hal ini terdapat kesimpulan bahwa meskipun dopamin tetap merupakan variabel biokimia yang paling aktif diteliti, hal tersebut tidak mungkin dapat menjelaskan lengkap mengenai biokimia skizofrenia karena skizofrenia merupakan gangguan dengan simtom-simtom yang luas yang mencakup persepsi, kognisi, aktivitas motorik dan perilaku sosial. Para peneliti akhirnya mulai menabar jaring biokimia yang lebih lebar sehingga glutamat dan serotonin dapat berada di jalur terdepan yang tentunya tetap dikombinasikan dengan aktivitas dopamin selama penelitian dilakukan. 

3. Adakah kaitan Otak dan Skizofrenia?

Sejak gangguan skizofrenia terindikasi, penelitian mulai dilakukan untuk melihat adakah abnormalias pada otak orang yang normal dan penderita skizofrenia, seiring dengan kemajuan teknologi penelitian ini memiliki beberapa bukti yang menjanjikan. Beberapa pasien menunjukan adanya patologi pada otak yang tentunya dapat di observasi lebih lanjut.

Analisis dilakukan pascakematian penderita skizofrenia, dimana terdapat temuan yang paling konsisten yaitu adanya pelebaran rongga otak yang berimplikasi pada hilangnya beberapa sel otak. Temuan lain yang cukup konsisten pula adalah adanya abnormalitas struktur pada daerah subkortikal temporal limbik seperti hipokampus dan basal ganglia serta pada korteks prefrontalis dan temporal ( Dwork, 1997 ; Heckers, 1997). 

Mengingat banyaknya permasalahan  otak pada penderita, maka penelitian lebih lanjut terus dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan otak dengan skizofrenia. Setelah diketahui bahwa simtom-simtom skizofrenia mengimplikasi banyak daerah otak, penelitian yang dilakukan pun menjadi lebih spesifik yaitu berupaya menemukan cedera dan meneliti pula sistem-sistem neural serta bagaimana cara daerah berbagai daerah otak yang berbeda  saling berinteraksi. Penelitian yang dilakukan mulai mengarah pada kemungkinan peran dari berbagai macam struktur otak dalam skizofrenia ( Byne dkk., 2002; Gilbert dkk., 2001).

4. Stress Psikologis dan Skizofrenia

Sebelumnya sudah dibahas tentang adanya pengaruh bilogis terhadap skizofrenia, sekarang kita beralih ke faktor psikologis, adakah pengaruhnya? 

Stress psikologis berperan penting dengan cara berinteraksi dengan keerentanan biologis yang memunculkan gangguan ini. Data menunjukkan bahwa sama halnya dengan gangguan lainnya, stress psikologis meningkatkan terjadnya kekambuhan ( Hirsch dkk., 1996; Ventura dkk., 1989).

Lalu apa saja yang berkaitan dengan stress psikologis? terdapat dua stressor yang merupakan bagian yang paling penting yaitu kelas sosial dan keluarga.

  • Kelas Sosial pada penderita skizofrenia tidak menunjukan tingkat kejadian  yang semakin tinggi seiring kelas soaial terendah, namun terdapat jumlah perbedaan yang signifikan antara jumlah orang yang menderita skizofrenia dalam kelas sosial rendah dan kelas sosial yang lainnya. Studi klasik yang dilakukan oleh Hollingshead dan Redlich selama sepuluh tahun mengenai kelas sosial dan penyakit mental di New Haven, menunjukan tingkat kejadia skizofrenia di kelas sosial terendah ditemua dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelas sosial di atasnya. Hasil penelitian tersebut telah dikonfirmasi secara lintas budaya melalui studi sejenis di berbagai negara seperti Denmark, Norwegia dan Inggris ( Kohn, 1968). 
  • Keluarga merupakan salah satu hal penting yang menjadi etiologi skizofrenia, berbagai studi terhadap keluarga individu penderita skizofrenia mengungkapkan bahwa dalam beberapa hal mereka berbeda dengan keluarga yang normal, dimana keluarga penderita skizofrenia menunjukkan pola komunikasi yang membingungkan dan mendapati tingkat konflik yang tinggi, oleh karena itu adanya kemungkinan bila konflik dan komunikasi yang membingungkan tersebut merupakan akibat dari adanya anggota keluarga yang berusia muda yang menderita skizofrenia.

Bagaimana Terapi Skizofrenia?

Menangani pasien yang memiliki gangguan psikotik skizofrenia tentunya bukanlah hal yang mudah mengingat beragamnya simtom yang ada yang tentunya terapinya tidak bisa disamaratakan sehingga butuh kompetensi terapis untuk mengefektifkan proses terapi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun