Imposter syndrome atau pola perilaku yang sering kali meragukan dan merasa tidak pantas meraih pencapaian yang kami alami, bisa jadi disebabkan oleh beberapa faktor. Tak dapat dipungkiri, dunia kepenulisan adalah dunia baru untuk kami.Â
Peran baru sebagai seorang penulis tentu saja membuat kami merasa asing. Terlebih untuk tipe orang perfeksionis, lingkungan yang kompetitif dalam dunia kepenulisan menuntut mereka untuk tak bisa setengah-setengah dalam menulis.Â
Faktor pola asuh orang tua dalam hal ini sangat berpengaruh. Ketika orientasi pencapaian dan prestasi menjadi tujuan utama. Faktor lain bisa juga muncul dari lingkungan yang tidak suportif. Seringkali dilemahkan atas pencapaian pun bisa memicu imposter syndrome.
Meski bukan termasuk gangguan mental, Imposter syndrome tetap saja harus dilawan oleh para penulis pemula. Caranya yaitu dengan mengenali kekuatan dan kelemahan. Kenali dengan jeli jenis tulisan mana yang menjadi kelebihan kita.Â
Akui dan terima semua pencapaian atas semua kelebihan tulisan kita. Namun jika kita lemah di jenis tulisan yang lain, tidak usah bersedih. Pikiran negatif yang muncul harus dilawan.Â
Jangan pernah membandingkan pencapaian kita dengan orang lain. Karena pada dasarnya tidak semua orang mahir dalam berbagai jenis tulisan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H