Mohon tunggu...
Eva Nurmala
Eva Nurmala Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

Saya karyawan swasta yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kita dan Krisis Ideologi

26 Oktober 2024   01:42 Diperbarui: 26 Oktober 2024   02:12 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai krisis dunia berupa Covid 19, perkembangan global nampaknya di luar dugaan kita semua.  Perang Rusia - Ukraina juga ternyata hanya awal dari beberapa perang yang terjadi kemudian yang melibatkan beberapa negara di Timur Tengah.

Covid yang berlangsung selama kurang lebih dua sampai tiga tahun itu benar-benar membuat banyak hal di dunia ini yang rontok. Di Indonesia sendiri piramida sosiologi ekonomi berbubah dimana setelah pandemi Covid 19, rakyat yang berada di tataran miskin dan rentan miskin menjadi lebih luas dibanding sebelumnya. Daya beli kelompok menengah menjadi lebih lemah dibanding sebelumnya bahkan banyak kelompok menengah menjadi kelompok rentan miskin karena banyak usaha yang harus gulung tikar pada masa itu.

Perang Ukraina yang berada sangat jauh di sana, juga ternyata berdampak besar bagi kita, lebih dari yang dibayangkan sebelumnya. Ukrania adalah salah satu produsen gandum yang menjadi bahan pokok bagi industri tepung terigu. Di mana tepung terigu adalah bahan baku untuk banyak hal di Indonesia, dari mie hingga roti. Ketika perang Ukraina terjadi , pasar berteriak karena bahan baku tepung terigu menjadi sangat mahal. Di tengah daya beli masyarakat yang rendah kenaikan bahan ini agak mengkhawatirkan.

Dengan segala rangkaian kondisi geopolitik ini  menunjukkan bahwa dunia ini penuh dengan dinamika. Apalagi sekarang adalah gejolak yang terjadi di Timur tengah yang sepertinya belum mencapai puncaknya. Diperlukan sikap kehati-hatian ekstra agar bangsa ini tidak terseret ke pusaran konflik dan gejolak tersebut. Pekerjaan rumah paling berat ke depan adalah bagaimana bangsa ini tetap mandiri di tengah tarikan arus globalisasi. Namun, tetap mampu berkontribusi pada isu-isu global

Kemandirian masyarakat Indonesia tidak hanya di bidang ekonomi namun juga ideologi. Kenapa. Kita bisa menyaksikan sendiri bagaimana ideologi kita memang makin merosot. Seorang pelajar sekolah menengah bahkan banyak yang tidak hafal Pancasila apalagi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Upacara bendera diketahui juga tidak dilakukan setiap minggu dan banyak siswa sekolah menengah dan tinggi yang terpapar radikalisme karena banyaknya sumber yang membawa faham transnasional.

 Ideologi kebangsaan yang mengalami distorsi inilah yang menjadi Pekerjaan berat kita semua. Kita perlu memperbaiki tata kelola pendidikan kita agar lebih rapih dan ketat dalam menerima informasi dari luar. Para gurupun harus diawasi dengan ketat berkenaan dengan materi ajarannya. Karena tidak bisa dipungkiri, melalui gurulah, ideologi transnasional ini berpindah ke benak anak didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun