Mohon tunggu...
Eva Nurmala
Eva Nurmala Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

Saya karyawan swasta yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Stop Hate Speech, Jangan Perdebatkan Kenapa Indonesia Beragam

16 Maret 2019   13:00 Diperbarui: 16 Maret 2019   13:42 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
We Are Indonesia - kompasiana.com

Entah kenapa istilah mayoritas minoritas seringkali masih jadi perdebatan. Perbedaan agama dianggap masih menjadi persoalan. Bahkan, ketika memeluk agama yang minoritas, dianggap sebagai pilihan yang salah. Karena itulah kelompok minoritas agama ini seringkali mendapatkan perlakuan yang tidak baik, dari pihak yang mengatasnamakan agama mayoritas. Ketika memasuki tahun politik, politik identitas ini seringkali digunakan sebagai alat untuk mendapat dukungan. Persoalan identitas dan primordialisme ini, seringkali juga disinggung untuk menjatuhkan atau menaikkan elektabilitas. Hal semacam inilah yang kita rasakan saat ini.

Bibit radikalisme dan intoleransi telah menyebar di dunia maya begitu pesat. Tidak sedikit diantara masyarakat yang mudah terprovokasi, oleh informasi yang menyesatkan. Bahkan, penyebaran informasi yang menyesatkan tersebut disengaja dilakukan. Produksi berita bohong alias hoax sengaja dilakukan. Penyebaran informasi yang mengandung SARA, juga sengaja dilakukan untuk mempengaruhi opini masyarakat. Apalagi informasi tersebut seringkali diselibkan ayat-ayat suci, yang semestinya tidak digunakan untuk urusan apapun.

Karena penyebaran hoax dan kebencian inilah, seringkali membuat banyak pihak selalu memperdebatkan hal-hal yang sebenarnya tidak penting. Banyak orang memutuskan tali pertemanan, hanya karena berbeda pilihan politik. Ada juga pihak yang memutuskan menjadi penyebar hoax, karena tidak ingin dipimpin oleh pemimpin yang berbeda. Di tahun politik ini, penyebaran hoax dan kebencian justru dimanfaatkan untuk kepentingan politik. Dampak dari semua ini adalah semakin menguatnya bibit intoleransi dan radikalisme diantara kita. Kok bisa? Karena memelihara kebencian yang berlebihan, justru akan membuat logika  tertutup. Mereka merasa dirinya paling benar, dan pihak yang berbeda adalah pihak yang salah.

Padahal, berbeda pendapat, berbeda pilihan politik, berbeda keyakinan atau suku, agama dan yang lainnya, merupakan yang lumrah terjadi di negeri ini. Karena karakter Indonesia dari awal sudah dipenuhi dengan keragaman. Tidak hanya manusianya, tapi segala hal yang melekat didalamnya juga banyak yang berbeda. Keragaman yang ada di Indonesia ini, sebenarnya merupakan anugerah yang harus kita syukuri bersama. Kenapa? Dengan keragaman ini semua akan membuat negara kita penuh warna. Ibarat taman, jika dipenuhi bunga beraneka warna tentu akan membuat sedap dipandang mata. Begitu juga dengan Indonesia.

Indonesia mempunyai banyak suku, agama, budaya dan adat istiadat yang berbeda, yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Agama masyarakat Papua dengan masyarakat di Jawa pada umumnya tentu berbeda. Begitu juga dari sudut pandang serta kebiasaan yang melekat didalamnya. Cara beribadah seorang muslim dengan seorang Hindu, atau agama yang lain tentu juga berbeda. Lalu, kenapa kita harus mempersoalkannya? Kenapa kita haru saling membenci hanya karena perbedaan? Bukankah kita sama-sama makhluk Tuhan, yang tinggal di bumi yang sama? Karena itulah, jangan perdebatkan kenapa kita saling berbeda? Tapi perbedaan itu bisa menjadi sumber perekat, jika kita bisa saling berinteraksi, saling berdampingan dalam keragaman itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun