Tak dipungkiri, perkembangan teknologi informasi tak hanya memberikan dampak positif, tapi juga bisa memberikan dampak negative jika penggunanya tidak bertanggungjawab. Begitu juga dengan perkembangan internet yang begitu pesat. Akan memberikan dampak positif, jika memang diarahkan untuk kepentingan positif. Sebaliknya, akan memberikan dampak negative jika secara sengaja disalahgunakan untuk kepentingan negative. Â
Dalam konteks saat ini, dunia maya juga digunakan untuk menyebarkan ujaran kebencian, menyebarkan propaganda radikalisme, hingga ajakan untuk melakukan tindakan radikal. Akibatnya, tidak sedikit dari masyarakat kita yang menjadi radikal karena terpapar radikalisme. Tidak sedikit orang saling membenci hanya karena berbeda keyakinan.Â
Dan ada juga yang melakukan intimidasi dan persekusi, hanya karena berbeda pandangan politik. Sadar atau tidak, provokasi demi provokasi itu banyak bermunculan di dunia maya. Apalagi memasuki tahun politik seperti sekarang ini, frekwensinya terus mengalami peningkatan.
Dunia maya, media sosial dan segala bentuk aplikasi yang berkembang saat ini, harus bebas dari segala pengaruh negative. Ingat, pengguna internet di Indonesia terus mengalami peningkatan. Dan mayoritas penggunanya adalah anak-anak muda yang mempunyai usia produktif.Â
Sungguh sangat disayangkan, jika usia produktif digunakan untuk kepentingan yang tidak baik. Dan sangat disayangkan juga, perkembangan teknologi informasi yang semestinya bisa jadi media untuk membangun peradaban yang baik, justru digunakan untuk saling membenci satu sama lain.
Membersihkan dunia maya dari segala pesan kebencian perlu dilakukan semua orang, karena internet merupakan media yang bisa diakses oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Internet bisa mencerdaskan siapa saja, tanpa harus memandang latar belakang.Â
Internet juga bisa membantu siapa saja, tanpa harus memandang siapa yang membutuhkan pertolongan. Karena internet memang merupakan alat, yang diciptakan untuk membantu kebutuhan manusia. Karena itu, jangan kotori dunia maya dengan bibit kebencian dan radikalisme.
Mari kita wujudkan perdamaian di dunia maya. Karena apa yang terjadi di dunia maya bisa juga terjadi di dunia nyata. Jika kita membicarakan tentang keseruan berinteraksi dengan teman dari berbagai negara, hal itu juga bisa terjadi di dunia nyata. Jika kita mendiskusikan tentang hal yang bermanfaat, hal itu juga akan bisa kita implementasikan di dunia nyata.Â
Begitu juga dengan pembahasan tentang radikalisme, hal itu bisa memicu terjadinya aksi terorisme di dunia nyata. Wajib bagi kita semua, untuk menjaga dunia maya dari segala pengaruh buruk.
Banyak contoh yang terjadi di negeri ini, tentang apa yang terjadi di dunia maya bisa terjadi di dunia nyata. Provokasi yang terjadi di media sosial yang tidak terkontrol, berdampak pada pembakaran tempat ibadah di Tanjung Balai, Sumatera Utara. Ajakan untuk pengajian, ajakan untuk aksi, atau ajakan untuk melakukan aktifitas apapun, banyak yang dimulai dari dunia maya dan diimplementasikan di dunia nyata.Â
Sekali lagi, bertutur dan berperilaku di dunia maya juga harus dilandasi toleransi, sopan santun, dan saling menghormati. Dengan menebarkan bibit perdamaian di dunia maya, maka perdamaian juga terjadi di dunia nyata. Salam perdamaian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H